Sabtu, 16 Maret 2013

Kelinci


Melihat matanya yang begitu jernih membuat siapa pun jatuh cinta. Bulu-bulunya yang halus begitu menggemaskan. Binatang penyuka sayuran ini selalu lincah berlari ke sana-kemari. Kelinci memang selalu memiliki penggemar. Terlebih anak kecil, mereka sangat menyukainya. 
Hewan ini merupakan binatang yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Hewan ini  menjadi salah satu hewan peliharaan favorit bagi keluarga. Lalu, sebenarnya dari mana hewan ini berasal? Sebelum menyebar ke seluruh benua, hewan populer ini hanya ada di Asia, Afrika dan Eropa.

Habitat Asli Kelinci

Di alam liar, hewan ini bisa hidup di hutan, hutam rimba, padang rumput, padang pasir, dan area rawa. Hewan ini hidup dalam kelompok, mereka membuat liang-liang di dalam tanah dan tinggal di dalamnya. Sekelompok kelinci bisa membuat banyak lubang pada sebuah wilayah.
Lebih dari setengah kelinci dunia berada di Amerika Utara. Hewan ini adalah hewan asli Eropa sebelah barat daya, Asia Tenggara, Pulau Sumatra, Jepang, beberapa bagian di Afrika, dan Amerika Selatan. Hewan ini tidak lazim ditemukan di Eurasia, meskipun beberapa jenis terwelu ditemukan di sana.

Sifat dan Karakterisik Fisik Kelinci

Bagian tubuh hewan ini yang paling mencolok adalah telinganya yang panjang. Telinga hewan ini bisa tumbuh sampai sepanjang 10 cm. Telinga yang panjang membantu hewan ini mendengar suara predator yang mendekatinya.
Hewan ini juga memiliki kaki belakang yang besar dan kuat. Kedua tangan depannya dilengkapi dengan 5 jari. Sementara itu kaki belakangnya dilengkapi dengan 4 jari. Tubuh hewan ini pada umumnya berbentuk bulat telur. Ukuran panjang tubuh hewan ini berkisar antara 20 cm hingga 50 cm, dengan bobot antara 0,4 kg sampai 2 kg.
Hewan ini memiliki bulu yang panjang dan lembut, dengan warna cokelat, abu-abu, atau putih. Ekornya yang membulat seperti bola kapas biasanya berwarna agak kecokelatan. Tubuhnya yang lembut dan empuk sering dijadikan sasaran empuk bagi predator. Oleh karena itu hewan ini dianugerahi kemampuan untuk berlari dan melompat dengan cepat. Jika tertangkap oleh predator, ia akan menendang-nendang dan menggigit sampai bebas.

Sistem Reproduksi Kelinci

Kelinci adalah hewan yang subur dengan musim kawin yang panjang. Musim kawin hewan ini terjadi pada bulan Februari sampai Oktober. Di Australia dan Selandia Baru musim kawin hewan ini terjadi pada bulan Juli sampai bulan Januari.
Seekor kelinci betina mengandung anaknya selama 30 hari. Seekor kelinci betina bisa melahirkan 4 sampai 12 ekor bayi sekali melahirkan. Inilah mengapa jumlah hewan ini di alam liar tak pernah terancam punah.
Bayi kelinci mulai dapat disapih pada usia 4 - 5 minggu. Selanjutnya sang ibu bisa kawin lagi dan mengandung anak lagi. Terus begitu.
Seekor kelinci betina sudah matang secara seksual pada usia 6 bulan, sedangkan kelinci jantan pada usia 7 bulan.  Setelah kawin, kelinci betina akan mulai membuat sarangnya untuk mempersiapkan kelahiran bayi-bayinya.
Anak hewan ini terlahir buta, tanpa bulu, dan tak berdaya. Itulah mengapa ia sangat bergantung pada ibunya. Air susu ibu kelinci adalah sumber nutrisi utama bagi anaknya. Beberapa hari setelah lahir, bulu-bulu lembut akan mulai tumbuh di sekujur tubuhnya. Dalam waktu 10 - 11 hari, anak hewan ini mulai membuka matanya dan sudah bisa makan pada usia 14 hari.
Masa hidup hewan ini adalah sekitar 9 - 12 tahun. Akan tetapi seekor hewan ini pernah hidup sampai 18 tahun. Ia adalah satu-satunya kelinci yang hidup selama itu.

Kebiasaan Makan Kelinci

Hewan ini adalah hewan herbivora. Ia suka makan rerumputan. Akibatnya, makanan kelinci mengandung sangat banyak selulosa. Selulosa adalah kandungan makanan yang sulit dicerna. Hewan ini mengeluarkan 2 jenis kotoran: kotoran keras dan kotoran kecil yang lembut. Kotoran kecil yang lembut ini biasanya mereka makan lagi untuk mengambil nutrisi yang belum terserap oleh tubuhnya.
Hewan ini memakan rumput dengan sangat cepat, terutama setengah jam setelah memulai makan (biasanya di sore hari). Saat sedang makan seperti ini biasanya hewan ini mengeluarkan banyak kotoran keras. Jika lingkungannya aman, hewan ini suka diam di alam terbuka selama berjam-jam sambil sibuk mengunyah rerumputan.

Perbedaan Kelinci dan Terwelu

Hewan ini memang cukup mirip dengan terwelu dan sulit bagi orang awam untuk membedakannya. Perbedaan mencolok antara hewan ini dan terwelu terlihat dari bayinya. Bayi kelinci terlahir buta dan tak berbulu. Sementara itu bayi terwelu sudah bisa melihat dan sudah berbulu sejak lahir.
Perbedaan lainnya adalah hewan ini hidup di dalam lubang-lubang sarang yang mereka gali, sedangkan terwelu hidup di sarang yang mereka buat di atas tanah, bukan di bawah tanah. Terwelu juga tidak hidup berkelompok.
Secara fisik, terwelu terlihat lebih besar dari hewan ini. Telinganya lebih panjang dan besar, kaki belakangnya pun lebih panjang. Mereka memiliki tanda hitam di bulu mereka. Terwelu tak pernah dijinakkan untuk dijadikan hewan peliharaan atau diternakkan untuk diambil dagingnya, sedangkan kelinci sudah sejak dulu dijinakkan.

Kelinci Lokal

Di Indonesia, dikenal dua jenis kelinci lokal, yaitu kelinci Jawa dan Kelinci Sumatra. Namun, yang benar-benar ras asli Indonesia adalah kelinci Sumatra karena kelinci Jawa asalnya dari orang Belanda yang membawa hewan ini ke Jawa pada 1835.
Menurut perkiraan, jenis kelinci Jawa masih ada yang hidup liar di hutan-hutan di sekitar Jawa Barat. Kelinci Jawa memiliki warna yang khas, yaitu warna coklat perunggu kehitaman.
Kelinci Sumatera hidup di hutan-hutan Sumatera. Warna bulunya berbeda dengan warna bulu kelinci Jawa. Kelinci Sumatera berwarna kelabu coklat kekuningan.
Kelinci Jawa lebih banyak diternakkan dibandingkan dengan kelinci Sumatra. Bahkan, di Jawa Barat ada tempat yang dikenal sebagai tempat peternakan hewan ini, yaitu Lembang, Bandung. Di Lembang, para pecinta hewan ini dapat membeli hewan ini untuk dipelihara di rumah.
Lembang pun terkenal dengan wisata kuliner sate kelinci. Di pinggir-pinggir jalan terdapat warung-warung makanan yang menjajagakan sate hewan ini.

Memelihara Kelinci

Kelinci bisa dijadikan hewan peliharaan yang imut. Ia bisa dibiarkan menjelajah halaman belakang rumah atau dikurung dalam sangkar di dalam rumah sambil sesekali dibiarkan keluar. Kandang atau sangkar kelinci yang baik adalah kandang yang luas dan bersih.
Hewan ini aktif bergerak. Oleh karena itu kandang harus memungkinkan hewan ini bergerak aktif. Hewan ini, seperti anjing dan kucing, bisa dilatih untuk buang air di boks pasir dan bisa dilatih untuk menghampiri saat dipanggil. Pemilik hewan ini biasanya membiarkan hewan ini berkeliaran di siang hari dan memasukkannya ke dalam kandang di malam hari.
Kelinci peliharaan biasanya diberi makan rumput, sayur mayur segar, dan makanan kering (pelet), serta selalu disediakan air bersih dan matang. Hewan ini adalah hewan sosial. Karena itu ia senang berinteraksi dengan pemiliknya, bahkan dengan hewan peliharaan lain jika ada.
Memelihara hewan ini susah-susah gampang. Jika tidak tepat dalam melakukan perawatan, usia hewan ini bisa sangat pendek. Bahkan, usianya bisa hanya satu hari jika tidak tepat memberi makanan.
Saat memelihara anak kelinci, sebaiknya jangan diberi minum karena perutnya belum kuat. Jika diberi air minum bisa langsung mati pada keesokan harinya. Sebaiknya, anak hewan ini diberi air minum setelah berusia 3-4 bulan.
Selain itu, jangan dulu diberi makan wortel atau sayuran yang mengandung banyak air karena perut  anak kelinci belum kuat untuk mencernanya. Pada awal pemeliharaan, sebaiknya hanya diberi sayur kangkung yang segar. Sekali-kali, hewan ini boleh dibiarkan berkeliaran di halaman agar badannya lebih fit dan sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar