Tampilkan postingan dengan label Sate Kelinci. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sate Kelinci. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Agustus 2023

Resep Sate Kelinci

Resep Sate Kelinci
Resep Sate Kelinci



Berikut adalah resep sate kelinci yang bisa Anda coba:


**Bahan-bahan:**

- 500 gram daging kelinci, potong dadu

- Bumbu marinasi: bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, ketumbar (sesuai selera)

- 2 sendok makan minyak sayur

- Garam dan merica secukupnya

- Tusuk sate (sebelumnya direndam air agar tidak gosong saat dipanggang)


**Langkah-langkah:**

1. **Marinasi Daging**: Haluskan bumbu marinasi (bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, ketumbar) dan campurkan dengan daging kelinci. Diamkan dalam lemari es selama minimal 1 jam, agar bumbu meresap.


2. **Tusuk Daging**: Tusukkan potongan daging kelinci pada tusuk sate yang sudah direndam air.


3. **Panggang**: Panaskan grill atau panggangan. Olesi tusukan daging dengan minyak sayur agar tidak lengket. Panggang daging kelinci hingga matang, bolak-balik dan olesi dengan sisa bumbu marinasi untuk memberikan cita rasa lebih.


4. **Sajikan**: Setelah daging matang dan berwarna kecokelatan, angkat dari panggangan dan sajikan sate kelinci dengan bumbu kacang, nasi, dan pelengkap lainnya sesuai selera.


Jangan lupa untuk menyesuaikan resep sesuai dengan preferensi Anda, baik dalam hal bumbu maupun pengolahan daging kelinci. Selamat mencoba!

Kamis, 03 September 2009

Ada apa saja di Lembang ?????????

Apabila anda datang dari arah Bandung ke Lembang melalui Jalan Setiabudi, sepanjang jalan sudah terasa suasana pariwisata dan resort.

Sepanjang jalan anda akan disambut oleh berbagai macam restoran, yang dapat dinikmati apabila sudah lapar. Mulai dari ujung Jl. Setiabudi, ada yang sudah tersohor, restoran makanan Sunda Daun Pisang dan D’Garden, dan makanan cepat saji KFC. Naik sedikit sesudah lewat Ledeng, ada restoran terkenal Talagasari tempat Chinese food istimewa, lebih jauh sedikit ada Gumilang Sari dengan restoran ala European. Apabila anda mendaki terus keatas, maka berbagai jenis restoran juga tersedia mulai dari makanan Sunda tentunya seperti Pengkolan dan Sarimas, masakan Padang di Rempah Minang, dan kalau anda mau coba sate kelinci atau sup kelinci yang rendah cholesterol, tersedia di kiosk-kiosk sepanjang jalan mendekati kota Lembang.

Mulai masuk kota Lembang lebih banyak lagi beragam restoran, ada masakan Sunda (tentunya), Ayam bakar, Chinese food, dan ikan bakar berderet di jalan utama kota Lembang. Riung Panyileukan, Dapur Lembang untuk masakan Sunda, Ayam Brebes dari satu sampai empat ada juga, lengkap dengan berbagai macam makanan tradisionil seperti jeroan, pepes, lalap-lalapan, peuteuy bakar semua tersedia tinggal pilih. Di dekat pasar buah banyak restoran lokal Chinese food yang lezat dan porsinya ‘generous’ dengan harga ekonomis, ada juga restoran seafood Bale Lembang yang dilengkapi dengan mancing udang. Belok kekiri dari perempatan Lembang ke arah Jl. Tangkuban Perahu ada restoran kambing muda Balibu yang meng-klaim kambingnya dibawah usia lima bulan dan dijamin empuk. Mau yang agak jauh kearah Ciater ada restoran Sindang Reret yang sudah terkenal.

Mau yang agak jauh tetapi lokasinya bagus bisa lihat gemerlap kota Bandung di malam hari di restoran The Peak, atau suasana romantis pedesaan di saung-saung di Kampung Daun atau Sapulidi.

Apabila anda tidak mau makan yang berat-berat dan memilih nyamikan, di sepanjang jalan ada penjual jagung bakar, jagung rebus yang manis (jagungnya!), ketan, peuyeum dan pisang bakar dengan bandrek dan bajigur sebagai teman minum. Jangan lupa juga coba serabi Lembang yang isinya bisa macam-macam, ada keju, pisang, coklat, strawberry dll.

Bagi ibu-ibu yang suka bunga tentunya dapat beli bermacam bunga dan tanaman di Cihideung, dari gerbang Lembang belok kiri lewat Jl. Kol.Masturi terus nanti ketemu pertigaan belok kiri kearah jalan alternatip ke Bandung atau sampai juga ke kompleks Istana Bunga. Belanja buah-buahan Lembang juga sangat menarik melihat ragamnya di pasar buah Lembang di pusat kota. Atau ramai-ramai beli strawberry petik sendiri di kebun strawberry dekat tempat kiosk susu murni kearah Obsevatorium Bosscha, sekalian menikmati juice strawberry segar.

Untuk Bapak-bapak atau kelompok yang suka berolahraga, jalan pagi di kompleks Panorama Indah (ex lapangan Golf Lembang) atau jalan kearah Bosscha adalah tempat yang tepat. Kalau mau yang lebih menantang, bisa mendaki gunung Putri diseberang kompleks Panorama Indah.

Lapangan Golf juga tersedia di Lembang di kompleks Sesko AU, sangat menantang karena konturnya yang berbukit-bukit merupakan ujian bukan hanya keterampilan bermain golf tetapi juga adu stamina.

Kegiatan kelompok bisa juga ada, bermain Paint Ball di Sindang Reret atau Flying Fox di SanGria, kalau mau berenang sekalian fitness dan massage, atau sekedar berendam air hangat di Spa, bisa di Eldorado Health Centre.

Untuk anak-anak dan juga dewasa bisa naik kuda sepanjang jalan ke Maribaya, atau ke Bosscha dan dalam kompleks Panorama Indah, yang lebih serius untuk belajar keterampilan bisa ke D’Ranch belajar mengendalikan kuda, sambil rileks minum susu murni macam-macam rasa dan roti bakar.

Sekeliling Lembang ada banyak tempat menarik untuk di kunjungi, seperti kawah hidup di Tangkuban Perahu ( 10 km), air panas mineral di Ciater (16 km) dan Maribaya (6 km), Observatorium Bosscha (dalam kelompok), taman Junghun, atau sekedar tea-walk di perkebunan teh sekitar Ciater.

Jadi kalau ingin menikmati Lembang benar-benar, rasanya paling sedikit perlu 3 hari/ 2 malam, belum lagi kalau masih mau ke Bandung untuk shopping di Factory Outlet atau Distro yang tersebar di seantero Bandung, paling tidak perlu tambah satu hari lagi.

Pulangnya bisa bawa oleh-oleh dari Sari Raos, macam-macam keripik, tahu Tauhid yang lezat, gepuk Ny. Yong atau Ny. Ong, Brownies Kukus Alamanda atau juga pisang molen yang sangat populer.

Selamat datang di Lembang, ”Wilujeng Sumping”, dan selamat menikmati kota Lembang “Resort area within reach”.

Selasa, 01 September 2009

Sate Kelinci dan Kelinci Goreng

Makannya pas ke Batu kemaren tanggal merah. Duluuuu banget pernah makan disitu, sama sapa lupa. Kata suami, cuma ada disitu tuh nyari sate kelinci. Aga susah di Batu, padahal biasanya tempat gitu kan banyak. Kecuali kalo kita nginep, banyak tuh bapak2 yang pikul dagangan trus nawarin.
Dagingnya lembut, kayak ayam, tapi lebih alus. Satenya enak. Kelinci gorengnya, yang persis banget paha ayam, dibumbuin kayak ayam kuning. Enak juga, Eryn sampe lahap makannya. Maklum dah jam 1 siang lebih, mana laper kena macet di Porong hehe...
Restonya di pinggir jalan besar, arah Batu. Tulisannya Warung Sate Kelinci. Pokonya udah nglewatin CwieMie Rollies, Gurami Crispy dan Bandeng Bakar (hmm karena semuanya rame, ntar kapan2 kalo balik lagi mo dimampirin satu2 hehehe... )

Sate Kelinci

Daging kelinci yang rasanya gurih itu pun belakangan diolah menjadi berbagai jenis masakan. Mulai dari masakan tradisional macam rawon dan gulai. Masakan internasional juga ada, seperti kelinci goreng tepung (mirip fried chicken), kelinci BBQ (barbeque) alias kelinci panggang, dan burger daging kelinci. Kecuali bisa diolah menjadi aneka hidangan yang mengundang selera, daging kelinci pun lebih unggul ketimbang daging ayam, sapi, atau domba. Daging kelinci memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, sementara lemak dan kolesterolnya jauh lebih rendah. Tak heran, peminat daging kelinci terus meningkat, padahal pasokannya masih jauh dari cukup.

Dagingnya Empuk dan Manis
DAGING sate kelinci biasanya diambil dari kelinci siap potong yang berusia antara 4-6 bulan. Dipilihnya kelinci usia itu, karena rasa dagingnya empuk dan manis. Biasanya dari satu kelinci yang gemuk dapat diperoleh 60-90 tusuk sate. Sementara sisanya yang berupa potongan daging dan tulang-tulangnya biasanya dijadikan bahan gulai.
Dalam penyajiannya, sate kelinci tak ubahnya sate lainnya. Bumbunya pun sama yaitu terdiri atas bumbu kacang bercampur irisan bawang dan kecap manis, plus jeruk nipis. Di Warung Bedjo satu porsi sate kelinci yang terdiri dari 10 tusuk dihargai Rp. 9.000 sudah termasuk nasi atau lontong siap santap.

Dapat Sembuhkan Asma
SELAIN dagingnya yang cukup banyak digemari orang sebagai bahan sate atau gulai, ternyata daging kelinci juga cukup mujarab sebagai obat asma. Khasiat ini sudah dibuktikan secara ilmiah oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang yang terdiri dari Dian Kesuma. Bahkan berkat keberhasilannya menemukan obat asma itu, mereka dinobatkan sebagai juara nasional dalam lomba karya ilmiah tingkat nasional bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang digelar di Solo beberapa waktu lalu.
Menurut Dian Kesuma, hasil penelitian tersebut bermula dari pengalaman pribadinya, yang sejak SD mengidap penyakit asma. Karena asma yang diidapnya itu, setiap kena debu atau asap dia langsung bersin dan batuk-batuk, dan disertai napas sesak. Kala itu, dia disarankan banyak-banyak makan daging kelinci. Setelah rajin mengonsumsi daging kelinci selama hampir satu tahun, penyakit yang dideritanya pun sembuh hingga sekarang.
Selain sebagai obat asma, mengonsumsi daging kelinci juga dapat menyembuhkan radang tenggorokan (esopagus). Untuk yang satu ini merupakan hasil penelitian MJ. Naya dalam jurnal terbitan Spanyol.
Rahasia kesembuhan lewat daging kelinci ini, menurut asumsi Dian Kesuma dkk adalah, karena daging kelinci mengandung senyawa kitotefin dan zat-zat lain seperti asam lemak omega tiga dan omega sembilan yang bisa menyembuhkan penyakit asma.
Secara teknis menurut Dian, daging kelinci itu mampu menstabilkan membran sel mastosit. Asma, itu terjadi karena alergi. Daging kelinci itu bisa merangsang terbentuknya antibodi pada tubuh. Antibodi itu kalau melekat pada sel mastorit, memberannya bisa pecah. Kalau sudah pecah, yang bisa membentuk otot-otot polos saluran napas berkontraksi. Akibatnya, saluran napas menyempit sehingga terjadi asma. Asam lemak omega tiga dan sembilan cara kerjanya sama. Makanya, daging kelinci itu bisa menyembuhkan dan mencegah penyakit asma kalau dimakan secara rutin. Hanya saja, dalam pengolahan daging kelinci sebagai obat itu perlu mendapatkan perhatian. Kalau tidak, kadar kitotefinnya bisa hilang. Oleh sebab itu, dianjurkan jangan terlalu panas dalam memasak daging kelinci agar kitotefin itu tetap baik, memasaknya jangan sampai melebihi 150 derajat celcius. Jadi, penasaran kan untuk mencobanya…?

Sate Kelinci, Kelezatan Yang Menyehatkan

Kelinci, selain lucu sebagai binatang piaraan, ternyata juga sangat lezat untuk dikonsumsi sekaligus menyehatkan serta bahan obat untuk penyakit asma.

BERBURU makanan enak di Surabaya memang tak akan pernah ada habisnya. Bahkan semakin hari, terus bertambah saja tempat-tempat makan di penjuru kota yang menawarkan berbagai menu khas. Salah satunya yang masih tergolong baru dan tidak banyak bisa dijumpai di tempat makan lain (resto, depot, warung, lesehahan) adalah sate kelinci.
Selama ini, sate kelinci oleh sebagian penikmatnya baru bisa didapat di daerah-daerah berudara dingin atau pegunungan, seperti Malang maupun Pandaan. Namun seiring mewabahnya informasi kuliner di masyarakat, kini jauh dari pucuk gunung pun, seperti di Surabaya, sate kelinci dapat dinikmati dengan cita rasa istimewanya.
Seperti pengalaman VENUS ketika berakhir pekan dengan jalan-jalan di seputaran Surabaya untuk menyantap kelezatan daging kelinci yang diolah menjadi sate maupun gulai. Namun sayang, di tengah cuaca sore yang mendung itu kami kurang beruntung sehingga hanya dapat menyantap satenya saja tanpa ditemani suguhan gulai kelinci yang kabarnya top-top markotop itu.
Bertempat di sebuah warung kecil di kawasan Jetis Kulon Surabaya, kami mencoba menambatkan hati untuk menikmati hidangan ala kelinci di Warung Bedjo. Tempatnya cukup mungil namun bersih. Pelayanannya pun cukup tepat waktu. Mencarinya pun tak sulit, karena di depannya terpampang tegas plakatnya “Sate Kelinci”.
Gurih dan kelezatan sate kelinci dengan bumbunya sepintas memang tidak ada bedanya dengan sate lainnya (sate ayam maupun sate kambing). Hanya saja teste dan tekstur kelinci bisa jadi merupakan pembedanya. Rasa daging kelinci unsur gurihnya tidak begitu tajam sebagaimana ayam, namun teksturnya cukup lembut dan tidak sekeras daging kambing.
Menurut si pembakar sate kelinci Bedjo, kehadirannya di Surabaya dengan menu pilihan utama sate dan gulai kelinci, adalah sebuah terobosan jemput bola yang diperuntukkan bagi mereka yang hobi makan sate kelinci tanpa harus jauh-jauh ke luar kota. Di samping itu, juga karena di kota Pahlawan sendiri belum banyak orang yang membuka bisnis tempat makanan serupa. Apalagi, di pasaran daging kelinci tidak dijual bebas, melainkan harus memotong sendiri. Di Warung Bedjo sendiri, kelinci-kelinci siap potong selalu datang setiap dua minggu sekali berkat pasokan peternak kelinci asal Madiun yang merupakan kerabanya sendiri. Selain itu ada juga pemasok dari daerah Malang dan sekitarnya, sehingga stoknya selalu tak pernah kehabisan.

Dagingnya Empuk dan Manis
DAGING sate kelinci biasanya diambil dari kelinci siap potong yang berusia antara 4-6 bulan. Dipilihnya kelinci usia itu, karena rasa dagingnya empuk dan manis. Biasanya dari satu kelinci yang gemuk dapat diperoleh 60-90 tusuk sate. Sementara sisanya yang berupa potongan daging dan tulang-tulangnya biasanya dijadikan bahan gulai.
Dalam penyajiannya, sate kelinci tak ubahnya sate lainnya. Bumbunya pun sama yaitu terdiri atas bumbu kacang bercampur irisan bawang dan kecap manis, plus jeruk nipis. Di Warung Bedjo satu porsi sate kelinci yang terdiri dari 10 tusuk dihargai Rp. 9.000 sudah termasuk nasi atau lontong siap santap.
Sebagai teman bersantap sate maupun gulai kelinci tersedia minuman khas yang menyehatkan, yaitu es temu lawak atau es jeruk nan menyegarkan. Masing-masing dihargai 2.000 perak per gelas. Jadi cukup murah daripada harus jauh-jauh berburu sate kelinci ke Malang atau ke Teretes Prigen yang memerlukan waktu tidak sedikit. So, bagi yang membawa teman makan namun kurang selera dengan sate kelinci, di Warung Bedjo tersedia juga menu lain yaitu ikan gurame bakar.
Selain warung sate kelinci Bedjo, di Surabaya sate dan menu berbahan khusus daging kelinci ini juga bisa di peroleh di kawasan Panjang Jiwo juga Nginden.

Dapat Sembuhkan Asma
SELAIN dagingnya yang cukup banyak digemari orang sebagai bahan sate atau gulai, ternyata daging kelinci juga cukup mujarab sebagai obat asma. Khasiat ini sudah dibuktikan secara ilmiah oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang yang terdiri dari Dian Kesuma. Bahkan berkat keberhasilannya menemukan obat asma itu, mereka dinobatkan sebagai juara nasional dalam lomba karya ilmiah tingkat nasional bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang digelar di Solo beberapa waktu lalu.
Menurut Dian Kesuma, hasil penelitian tersebut bermula dari pengalaman pribadinya, yang sejak SD mengidap penyakit asma. Karena asma yang diidapnya itu, setiap kena debu atau asap dia langsung bersin dan batuk-batuk, dan disertai napas sesak. Kala itu, dia disarankan banyak-banyak makan daging kelinci. Setelah rajin mengonsumsi daging kelinci selama hampir satu tahun, penyakit yang dideritanya pun sembuh hingga sekarang.
Selain sebagai obat asma, mengonsumsi daging kelinci juga dapat menyembuhkan radang tenggorokan (esopagus). Untuk yang satu ini merupakan hasil penelitian MJ. Naya dalam jurnal terbitan Spanyol.
Rahasia kesembuhan lewat daging kelinci ini, menurut asumsi Dian Kesuma dkk adalah, karena daging kelinci mengandung senyawa kitotefin dan zat-zat lain seperti asam lemak omega tiga dan omega sembilan yang bisa menyembuhkan penyakit asma.
Secara teknis menurut Dian, daging kelinci itu mampu menstabilkan membran sel mastosit. Asma, itu terjadi karena alergi. Daging kelinci itu bisa merangsang terbentuknya antibodi pada tubuh. Antibodi itu kalau melekat pada sel mastorit, memberannya bisa pecah. Kalau sudah pecah, yang bisa membentuk otot-otot polos saluran napas berkontraksi. Akibatnya, saluran napas menyempit sehingga terjadi asma. Asam lemak omega tiga dan sembilan cara kerjanya sama. Makanya, daging kelinci itu bisa menyembuhkan dan mencegah penyakit asma kalau dimakan secara rutin. Hanya saja, dalam pengolahan daging kelinci sebagai obat itu perlu mendapatkan perhatian. Kalau tidak, kadar kitotefinnya bisa hilang. Oleh sebab itu, dianjurkan jangan terlalu panas dalam memasak daging kelinci agar kitotefin itu tetap baik, memasaknya jangan sampai melebihi 150 derajat celcius. Jadi, penasaran kan untuk mencobanya…?