Tampilkan postingan dengan label Kelinci Lokal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kelinci Lokal. Tampilkan semua postingan

Kamis, 31 Maret 2011

Pemotongan dan Komposisi Tubuh Kelinci

Persentase karkas
Menurut Kartadisastra (1997), karkas pada ternak kelinci adalah bagian yang sudah dipisahkan dari kepala, jari-jari kaki, kulit, ekor dan jerohan. Besarnya bobot karkas tergantung pada besar kecilnya tubuh kelinci, penanganan kelinci, jenis kelinci, sistem pemeliharaan, kualitas bibit, macam dan kualitas pakan, serta kesehatan ternak. Berat karkas yang baik berkisar antara 40 sampai 52% dari berat badan hidupnya. Menurut Basuki (1985), persentase karkas segar kelinci lokal jantan adalah 44.87% dan yang betina adalah 42.43%.

MBR
Meat Bone Ratio (MBR) adalah perbandingan antara jumlah daging dan jumlah tulang. Diperoleh dari pemisahan tulang dengan daging kemudian dilakukan perbandingan di antara keduanya. Menurut Reksohadiprojo (1995), MBR yang normal untuk kelinci unggul sebesar 5 : 1.

Cara pemotongan
Pemotongan kelinci pada umumnya tidak berbeda dengan teknik pemotongan ayam yaitu dengan cara melepas persendian leher. Pemotongan kelinci dengan cara seperti memotong ayam yaitu dipegang keempat kakinya dengan posisi rebah ke samping, pemotongan dilakukan pada bagian leher hingga darah cepat keluar, darah ditampung kemudian ditimbang. Pemotongan dapat dengan 3 cara yaitu Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala dan saat koma disembelih, pematahan tulang leher, dipatahkan dengan tarikan pada tulang leher (cara ini kurang baik), dan pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain (Kartadisastra, 1995).

Cara menguliti
Menurut Sarwono (1989) cara pengulitan adalah sebagai berikut. Setelah kelinci disembelih kemudian digantung dengan kaki belakang di atas, kulit dibuka dari Articulatro ferrometatarsi kiri ke arah usus sampai pada pergelangan kaki kanan atas sehingga kulit terbuka. Selanjutnya kulit ditarik ke bawah dan terkelupas sampai badan. Dilanjutkan dengan membuka irisan dari anus ke dada sampai organ dalam terlihat. Cara lain yang dapat dilakukan dengan membuka kulit lewat kaki depan dengan caranya sama seperti menguliti lewat kaki belakang.

Komposisi tubuh
Untuk melihat komposisi tubuh diperlukan pembelahan dengan jalan daging dubuka dengan irisan dari anus ke arah dada. Masing-masing organ ditimbang. Berat karkas segar kelinci adalah berat tubuh yang mengalami pemotongan dikurangi darah, kepala, kulit, kaki dan organ dalam kecuali ginjal. Berat karkas kelinci rata-rata 55%, sedang yang berkualitas baik dapat mencapai 60%. Kelinci lokal dapat mencapai berat maksimum 2 kg dan dapat menghasilkan daging dan bagian-bagian yang dapat dimakan sebanyak 0,75 kg (Rismunandar, 1982).

Sabtu, 26 Maret 2011

Persentase Karkas Kelinci

Menurut Kartadisastra (1997), karkas pada ternak kelinci adalah bagian yang sudah dipisahkan dari kepala, jari-jari kaki, kulit, ekor dan jerohan. Besarnya bobot karkas tergantung pada besar kecilnya tubuh kelinci, penanganan kelinci, jenis kelinci, sistem pemeliharaan, kualitas bibit, macam dan kualitas pakan, serta kesehatan ternak. Berat karkas yang baik berkisar antara 40 sampai 52% dari berat badan hidupnya. Menurut Basuki (1985), persentase karkas segar kelinci lokal jantan adalah 44.87% dan yang betina adalah 42.43%.

Rabu, 16 Maret 2011

Bangsa-Bangsa Kelinci

Kelinci lokal. Di Indonesia sendiri khususnya di Jawa, kelinci konon dibawa oleh orang-orang Belanda sebagai ternak hias mulai sekitar tahun 1835. Keberadaan kelinci di Indonesia sempat tidak jelas sejak kedatangan Jepang tahun 1942. Kemudian berlanjut dengan zaman revolusi kemerdekaan sampai tahun 1950-an. Catatan yang ada hanya menjelaskan tentang keberadaan kelinci yang tidak punah pada zaman itu karena ternyata banyak dikembangbiakkan oleh para peternak di daerah pegunungan yang relatif aman dari pertempuran. Selanjutnya baru pada tahun 1980-an pemeliharaan kelinci sebagai sumber daging mulai digalakkan pemerintah dengan tujuan pemenuhan peningkatan gizi masyarakat. Namun pola pengembangan tersebut tidaklah berjalan mulus. Hal tersebut terjadi karena hanya sebagian kecil peternak kelinci yang bertujuan untuk berdagang dan sisanya hanya untuk kesenangan saja.

Kelinci Angora English. Kelinci angora berat badannya baik yang jantan maupun yang betina 2,7 kg atau lebih.Kelinci dipelihara sebagai penghasil wool dan sebagai pet (binatang kesayangan). Wool angora tumbuh panjang kira-kira 6-8,5 cm setiap 3 bulan atau 2,5 tiap bulan (Nugroho, 1982).

Kelinci anggora
Kelinci Anggora


Anggora Prancis. Wool yang dihasilkan dari kelinci ini hamper sama dari wool Anggora Inggris hanya lembut dan pendek. Akan tetapi hasil keseluruhan tiap tubuhnya lebih banyak (Nugroho, 1982).

New Zealand. Kelinci berasal dari Amerika, berwarna merah atau hitam, mata berwarna merah muda, bulu padat, berat dewasa sekitar 4-5 kg. merupakan tipe kelinci pedaging, cepat dewasa, anak cepat sapih, dan puncak produksinya sekitar 3 tahun (Nugroho, 1982).

Kelinci new zealand
Kelinci New Zealand


Californian. Berasal dari Amerika, bulu berwarna putih, telinga, kaki, dan moncong berwarna hitam. Berat kelinci dewasa sekitar 43,5 kg. kelinci ini mudah beradaptasi, merupakan tipe pedaging dan hias, cepat tumbuh dan saying pada anak-anaknya (Nugroho, 1982).

Lop. Kelinci ini berwarna hitam, kuning, coklat, bercak-bercak putih, telinga tegak. Berat dewasa 4,5 kg dan air susu berlimpah, merupakan tipe pedaging dan hias (Nugroho, 1982).

Kelinci holand lop
Kelinci Holand Lop


Flamish Giant. Kelinci ini berwarna putih,kuning, coklat, abu-abu atau hitam. Berat dewasa 6,5 kg dan leher sering bergelambir (Nugroho, 1982).

Dwarf Lop. Adalah kelinci kerdil, berasal dari Lop Perancis yang disilangkan dengan Dwarf. Berasal dari Belanda, berat kelinci ini 1,5-1,8 kg (Nugroho, 1982).

Selasa, 15 Maret 2011

Kelinci lokal

Di Indonesia sendiri khususnya di Jawa, kelinci konon dibawa oleh orang-orang Belanda sebagai ternak hias mulai sekitar tahun 1835. Keberadaan kelinci di Indonesia sempat tidak jelas sejak kedatangan Jepang tahun 1942. Kemudian berlanjut dengan zaman revolusi kemerdekaan sampai tahun 1950-an. Catatan yang ada hanya menjelaskan tentang keberadaan kelinci yang tidak punah pada zaman itu karena ternyata banyak dikembangbiakkan oleh para peternak di daerah pegunungan yang relatif aman dari pertempuran. Selanjutnya baru pada tahun 1980-an pemeliharaan kelinci sebagai sumber daging mulai digalakkan pemerintah dengan tujuan pemenuhan peningkatan gizi masyarakat. Namun pola pengembangan tersebut tidaklah berjalan mulus. Hal tersebut terjadi karena hanya sebagian kecil peternak kelinci yang bertujuan untuk berdagang dan sisanya hanya untuk kesenangan saja.