Pria 32 tahun ini awalnya hanya menernakkan kelinci hias saja. Namun melihat permintaan akan kelinci pedaging sedemikian tinggi, Guntur akhirnya tergiur juga untuk mencicipi kenyalnya laba bisnis daging kelinci ini. Di peternakannya, Guntur menjual dua macam daging kelinci. Yaitu yang masih hidup atau yang sudah berupa daging potong. Untuk kelinci hidup, harganya Rp 25.000 per kilo. Sementara untuk kelinci potong harganya Rp 55.000 per kilo. Dari harga tersebut Guntur mengaku mendapat margin sebesar 40% per kilonya.
Harga kelinci hidup lebih murah daripada harga kelinci potong karena kelinci hidup jika dipotong bakalan menyusut 40% beratnya. “Itu karena kepala, jeroan serta kakinya dibuang,” ujar Guntur. Dalam seminggu, Guntur mampu memasok 160 kelinci hidup untuk restoran dan pedagang daging kelinci di Lembang. Dalam seminggu, Guntur mampu meraup omzet Rp 4 juta. “Restoran biasanya mau menerima yang hanya ukuran dua kilo k eatas,” lanjut Guntur.
Selain daging kelinci, Guntur juga menjual otak, hati dan jantung kelinci. Harganya mulai Rp 35.000 sampai Rp 55.000 per kilo. Jeroan dan otak kelinci ternyata berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit asma dan mengatasi mandul. Peternak kelinci yang sudah puas mencicipi legitnya bisnis daging kelinci lainnya adalah Mutassim Fakih. Bapak 43 tahun ini sudah lima tahun menternakkan aneka jenis kelinci. “Untuk ternak, paling baik jenis Flam Giants karena cepat besar hanya dalam empat bulan,” ujar pria asal Klaten ini.
Di peternakan Si_Indonesia miliknya, Tasim, panggilan akrab Mutassim, bisa menjual sekitar 400 ekor kelinci saban minggunya. Satu ekor kelinci bobotnya sekitar empat kilo.
Sementara Tasim menjual kelincinya seharga Rp 13.000 per kilo. “Jadi kalau satu ekor bisa sekitar 52.000 harganya,” lanjutnya. Dari harga tersebut, Tasim sudah bisa mengantongi margin lebih dari 30%. Tak heran, Tasim bisa meraup omzet Rp 20,8 juta setiap minggunya. “Belum lagi penjualan bulu dan jeroannya,” ujar Tasim yang mempunyai sekitar 200 induk di penangkaran miliknya. Saat ini, Tasim sedang sibuk mengembangkan penyubur tanaman dari urine kelinci. “Bisnis ini yang akan menjadi bisnis utama saya,”ujar Tasim yang juga ketua kelompok tani Prestasi Andalan ini.
Sumber Tabloid Kontan: Minggu, 26 April 2009 | 10:21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar