Selasa, 22 Juli 2008

Panduan memilih kelinci Jenis Dutch (Kenali ciri-cirinya, jangan sampai tertipu)

Para Rabbits mania, mungkin banyak diantara Anda termasuk Saya juga pernah merasa tertipu saat bertransaksi kelinci, ternyata peliharaan yang kita beli ternyata jenisnya bukan seperti yang dikatakan si penjual dan bukan seperti yang kita inginkan. Sampe rumah baru nyesel dech….
Tapi perlu disadari juga bahwa hal ini mungkin tidak akan terjadi jika saja Kita para pembeli memiliki bekal sebelumnya, yakni sedikit pengetahuan tentang apa yang ingin kita miliki. Sedikit demi sedikit Saya akan mencoba untuk mencari informasi mengenai jenis-jenis kelinci yang sekarang banyak kita kenal dalam ras perkelincian di Indonesia dan men-share untuk Anda sekalian.
Kali ini Saya mulai dengan jenis DUTCH, selamat membaca.
Kelinci jenis DUTCH pertama kali ditemukan di Holland pada sekitar tahun 1850-an dan lebih dikenal dengan nama Hollander Rabbit. Jenis kelinci sangat populer sehingga muncul di Inggris pada tahun 1864 dan kemudian berlanjut menyebar keseluruh dunia. Kelinci jenis DUTCH adalah salah satu jenis yang diternakan pada pada masa sebelum kelinci jenis yang lain. Dengan memperlihatkan eksistensinya, jenis kelinci ini adalah jenis yang mudah dipelihara (Domestic Rabbit)dibandingkan dengan jenis kelinci liar Eropa. Dengan pertimbangan keindahan terhadap kelinci jenis ini maka para peternak /breeder sangat memperhatikan sekali dalam menjaga dan menyempurnakan bentuk tubuh/tampilannya sampai sekarang.
Ciri-ciri fisik
Kelinci jenis DUTCH adalah jenis yang tidak terlalu besar dengan telinga yang berdiri tegak dan memiliki kaki belakang yang kuat. Kaki belakangnya selalu lebih panjang daripada kaki depannya. Ciri utama kelinci jenis DUTCH ini adalah seakan-akan memakai seragam warna putih yang menutupi sebagian warna dasar kelinci itu sendiri. Kelinci jenis ini adalah merupakan jenis yang populer dikalangan pe-hobi kelinci sampai saat ini.
  • Berat badan pada saat usia dewasa adalah berkisar antara 2 -2.5 Kg dengan masa rentang hidup adalah sekitar 5 – 8 tahun.
  • Masa kehamilan (Gestation Period) adalah 30 – 33 hari
  • Masa sapih yang optimum bagi anak-anaknya adalah pada sekitar usia 4 – 6 minggu
  • Rata-rata konsumsi makannya kelinci dewasa adalah 160 gram per kilogram berat badan
  • Rata-rata konsumsi air adalah 100 – 200 ml per Kilogram berat badan, tapi hal ini juga tergantung dengan kondisi temperature lingkungan
  • Kotoran yang dihasilkan adalah sekitar 5 -6 gumpalan
Karakter, Perangai dan Penanganan
Kelinci jenis DUTCH ini adalah sangat cocok sekali untuk dijadikan hewan peliharaan, baik untuk para orang dewasa maupun anak2. Anak-anak yang mulai memeliharan hewan peliharaan lebih baik berusia diatas 10 tahun, tapi bukan berarti anak dibawah usia tersebut tidak boleh, asalkan tetap diawasi oleh orang tuanya.
Kelinci jenis DUTCH pada dasarnya adalah merupakan kelinci yang baik dan memiliki sifat sosial yang tinggi serta sangat energik. Kelinci jenis ini tidak terlalu menuntut perhatian , bertipe mudah cepat bosan, memiliki intelegensi yang tinggi dan mudah untuk dilatih.
Tidak seperti kucing atau anjing, kelinci masih memiliki rasa ketakutan yang alami pada saat ia hendak ditangkap maupun dipegang. So.. bagi para rabbits lover yang baru saja memiliki Kelinci jenis ini dan si Kelinci masih terlihat belum jinak ya mohon bersabar ya… Berikan ia waktu agar bisa menyesuaikan diri, mungkin dari bayinya si Kelinci ini tidak terbiasa untuk diberikan perhatian oleh para breeder-nya. Yang istimewanya, karena si DUTCH ini memiliki intelejensi yang baik maka ia bisa dilatih untuk mengenali namanya sehingga pada saat dipanggil ia akan menurut kepada Anda. Ngomong-ngomong si DUTCH ini juga adalah kelinci yang sangat senang untuk dipangku dan diberi perhatian.
Pada umumnya, kelinci sangat mudah sekali untuk terkejut dan ini adalah merupakan response yang alami dimana kelinci pada awalnya adalah merupakan umpan/bagi hewan pemangsa. Jadi untuk para Rabbits lovers, jangan lupa ya pada saat mengangkat hewan ini agar mengikuti petunjuk yang benar sehingga si Kelinci merasa nyaman dan tidak menghentak yang bisa mengakibatkan cidera, baik bagi kelinci maupun anda sendiri.
TIPE UMUM
Maksudnya tipe adalah merupakan perpaduan kesempurnaan dari bentuk badan dengan kombinasi penampilan bagian-bagian tubuh yang lain yang memiliki keharmonisan dan keseimbangan yang baik. Dan biasanya yang sangat terperhatikan adalah dari kesempurnaan bulu dan mata.
dutchblackdutchblue
dutchchocolatedutchgrey
BENTUK BADAN
Kelinci jenis DUTCH memiliki bentuk badan yang padat yang berpadu dengan bentuk badan yang membulat dibagian belakang.
Dilihat dari bagian belakang, tubuh yang sempurna adalah bahwa bagian punggung memiliki bagian yang paling tinggi bila diukur dari bagian pinggang dan pinggulnya.
Dilihat dari atas, bagian punggungnya terlihat membulat dan memiliki ukuran yang sedikt lebih kecil dari lebar bagian paha. Bagian pinggulnya memiliki bentuk bulat sempurna dimana bagian kaki belakang dan pinggang menyentuh permukaan tanah dan tidak memiki tulang yang menonjol yang dapat merusak kesempurnaannya.
BENTUK KEPALA
Kepala yang baik adalah kepala yang berbentuk bulat penuh dan tidak berbentuk seperti buah pir (alias ada kemonyongan diarea mulut), bentuk leher pendek (tidak lebih dari 2 jari) seakan menyatu dengan bagian punggung.
BENTUK TELINGA
Daun telinga jenis DUTCH adalah harus berbentuk pendek gemuk, ditumbuhi oleh bulu yang merata dan berdiri tegak. Ukuran telinganya harus proporsional dengan kepala maupun badannya.
BENTUK MATA
Tampilan mata haruslah bersih dan cerah tanpa ada bintik-bintik dibagian korneanya. Warna kornea juga harus sama pada kedua matanya. Warna bola mata kelinci jenis ini biasanya berwarna coklat tua, tapi ada juga pengecualian untuk DUTCH yang berwarna kebiruan, maka matanya juga akan memiliki warna biru keabu-abuan. Tapi yang penting warna mata kelinci jenis ini adalah harus terlihat terang.
BENTUK KAKI
Bentuk kaki dan tungkai kelinci ini harus lurus dan memiliki ukuran keseimbangan yang harmonis dengan bentuk tubuhnya. Dan yang juga penting adalah warna kuku-nya harus putih.
CIRI BULU DAN TANDA KHUSUS
Bulu dari kelinci DUCTH berukuran pendek dan padat. Jadi kalau di test, pakai aja sisir dengan menyisir kearah berlawanan. Kalau bulunya bagus maka bulu tersebut akan kembali ke posisi semula. Dan bulu-bulu in harus menutupi seluruh bagian tubuh kelinci. Warna bulu kelinci juga biasanya terlihat sampai kulitnya, jadi kalau bulunya hitam maka warna permukaan kulitnya juga akan hitam, begitu juga dengan coklat.
Tanda khusus (seragam DUTCH) sangat mempengaruhi penampilannya. Jadi kalau mau beli jenis ini perhatikan garis batas warnanya yang harus bersih, kontras (misal antara warna hitam dan putih, abu-abu dengan putih, coklat dengan putih dll) dan lurus. Coba lihat gambar berikut.
markingdutch1
Yach.. mudah-mudahan setelah membaca tulisan ini, para Rabbit lover bisa sedikit mengerti dan bisa mempertimbangkan kembali jika ada yang menawari Kelinci jenis ini, sehingga bisa mendapatkan harga yang rasional.
Selamat berburu…

Jumat, 13 Juni 2008

Kelinci Pedaging

Akhir-akhir ini bisnis kelinci pedaging semakin diminati oleh sebagian pebisnis di tanah air, apalagi semenjak mewabahnya virus flu burung sebagian Rumah Sakit mengganti menu daging ayam dengan daging kelinci, perusahaan sosis-pun kini menghadirkan variant sosis kelinci untuk menggantikan sosis ayam. Bahkan Kami sempat terkaget-kaget ketika ada pelanggan yg berencana membeli 10.000 ekor kelinci pedaging dari Kami…woww…. :)
Sebenarnya bisnis kelinci pedaging sudah sejak lama dimulai oleh peternak-peternak di Indonesia, hanya saja karena tidak adanya forum/wadah yg mengakomodir para peternak menyebabkan distribusi kelinci pedaging tidak merata. Di suatu daerah jumlah kelinci pedaging menumpuk hingga peternak kebingunan untuk menyalurkanya, sedangkan di daerah lainya para bandar kebingungan memenuhi orderan. Kami pernah mendapat informasi ada seorang peternak yg kebingungan untuk menyalurkan kelincinya pada akhirnya membagikan kelinci miliknya secara cuma-cuma! Sayang saat itu Kami tidak ada :P
Memang bisnis kelinci pedaging gampan-gampang susah,…kelinci bukanlah komoditi primer(bahan pokok) yg dicari oleh masyarakat, sehingga pemerintah tidak merasa perlu untuk campur tangan dalam menentukan harga kelinci. Berbeda dengan harga sapi, ayam, atau komoditi peternakan lainya yg termasuk kedalam komoditi primer. Saat harga daging sapi melonjak, pemerintah langsung turun tangan untuk menekan kenaikan harga sapi,..tapi saat harga kelinci fluktuatif, pemerintah tidak akan turun tangan, sehingga pasar yg akan menentukan harga kelinci. Hal ini pulalah yg menyebabkan harga kelinci di tiap daerah berbeda-beda. Sehingga jika Kita ingin memulai berbisnis kelinci pedaging, Kita harus melakukan survei pasar terlebih dahulu dan melakukan perhitungan untung-ruginya. Tidak semua daerah di Indonesia cocok untuk bisnis kelinci pedaging.
Kendala utama dari beternak kelinci pedaging adalah jumlah orderan yg sering kali tidak sesuai dengan kemampuan peternak. Kebanyakan orderan yg datang meminta daging kelinci dalam jumlah yg sangat besar secara rutin. Bayangkan saja, rekan Kami pernah mendapatkan permintaan daging kelinci(sudah disembelih) sebanyak 2ton!! Umumnya berat karkas kelinci adalah 33% (sepertiga)berat hidup, artinya jika kelinci hidup memiliki berat 3kg, maka saat disembelih berat dagingnya hanya sebesar 1kg saja. Jika orderan tersebut menuntut pasokan sebanyak 2ton daging kelinci/bulan maka Kita harus menyiapkan 6ton kelinci hidup, atau 3000 kelinci/bulan. Tentu ini bukan hal yg mudah, banyak aspek yg harus dipikirkan, mulai dari tempat penyembelihan, pegawai, freezer,dll. Belum lagi orderan seperti itu biasanya bersifat profesional, artinya jika Kita tidak mampu memenuhi orderan sesuai kesepakatan kerjasama, maka Kita akan dikenakan denda. Rumit bukan???tapi itulah tantanganya :)
Nah,..sekarang jenis kelinci apakah yg cocok untuk bisnis kelinci pedaging?
Beberapa peternak menggunakan jenis kelinci flemish giant(plams giant), namun Kami sendiri lebih senang menggunakan jenis kelinci Lokal. Kelinci Lokal adalah kelinci yg tidak masuk ke dalam katagori kelinci hias. Biasanya kelinci jenis ini turunan/silangan dari kelinci New Zealand. Mengapa tidak menggunakan kelinci flemish?Karena kelinci flemish memiliki nilai jual yg lebih tinggi jika dijual sebagai kelinci hias dibandingkan jika Kita jual sebagai kelinci pedaging.
Gimana,..ada yg tertarik mencoba berbisnis kelinci pedaging ? :)

Rabu, 02 Mei 2007

TIP MEMELIHARA ANAK KELINCI

kelinci_fadlol10.jpgMembeli kelinci kecil memang menyenangkan, selain terlihat imut dan lucu, juga jinak. Bagi sebagian besar anak-anak akan senang bila memperoleh hadiah kelinci kecil tersebut. Tapi ingat … memelihara kelinci kecil gampang gampang susah. Selain suka ngambek makan juga kadang kurang bisa menyesuaikan keadaan dan akibatnya kelinci kecil bisa-bisa mati.
  • KANDANG harus selalu bersih, sinar matahari bisa langsung masuk, tidak lembab dan usahakan terbuat dari ram-raman yang memungkinkan sirkulasi udara lancer. Baik terbuat dari bambu maupun kawat ram, yang terpenting landasan untuk pijakan dibuat rata (dari papan juga bisa) asal lobang-lobang untuk memungkinkan kotoran bias terus jatuh kebawah.
  • Ukuran kandang di sekat perekor. Minimal ukuran 50 x 50 cm. Buatkan tempat makanan tersendiri agak tinggi agar tidak terinjak-injak.
  • Bagi kelinci siap beranak siapkan kandang yang lebih luas. Siapkan pula kotak kecil yang diberi rerumputan kering agar hangat dan nyaman untuk persiapan anak kelinci lahir.
  • MAKANAN bisa dari hijau-hijauan, misalnya : rumput lapangan atau kangkung dan sayur mayur yang lain. Usahakan rumput maupun sayur yang diberikan dalam keadaan layu, kecuali makan sendiri di alam saat dilepas.
  • Jangan dicuci agar kadar air dalam sayuran sangat rendah. Selain makanan tersebut, kelinci juga menyukai ubi jalar maupun pohon, dedak/ bekatul, bungkil kelapa dan sebagainya. Usahakan makanan kelinci tidak satu jenis secara terus menerus. Hal ini akan menyebabkan kelinci manja dan susah makan makanan yang lain.
  • Pemberian makanan yang tepat sore hari kira-kira mulai jam 18.00 sampai pagi hari jam 07.00. (kelinci biasanya makan sepanjang malam). Siang hari boleh diberikan makanan tambahan secukupnya.
  • Sediakan tempat makan tersendiri agar tidak terinjak-injak dan terkena kencingnya sendiri.
  • Usahakan agar kelinci muda tidak secara terus menerus terkena tanah yang becek dan lembab. Sebab akan terkena penyakit gatal (bhs jawa : gudigen) Semoga trik singkat ini akan bermanfaat bagi penggemar kelinci, khusunya pemula.

Senin, 23 April 2007

Rabbit Food

In order to have a healthy and happy rabbit you need to provide the right rabbit food and establish a good rabbit diet. It’s useful to note that the diet of a domestic rabbit will vary depending on the purpose it is kept for and here we focus on pet rabbits. When it comes to providing rabbit food you can rest assured knowing that West Coast Pet Supply only offers the very best rabbit food and our rabbit food is always the highest quality. Our rabbit food will provide your rabbit with the vitamins and nutrients they need to be healthy and happy. All of our rabbit food is offered at everyday low discount prices.


One of the main components of a healthy rabbit diet is rabbit food. However, you should be very careful to make sure that commercial rabbit food is only a supplementary to your pet rabbit’s diet and should not be the main rabbit food source. No more than about an eighth of a cup of rabbit food per 4 pounds of body weight should be given daily. Overfeeding of rabbit food can lead to obesity or GI stasis, which is a condition that is usually fatal within 24 hours. Your rabbit’s diet should consist of commercial rabbit food, hay, fresh veggies and treats. The type of rabbit food you feed as rabbit food will depend on the age of your rabbit. Adult house rabbit food is generally rabbit food made from timothy grass, where as rabbits less than 6 months old should eat rabbit food made of alfalfa, which has more calories. Unlike pellets for rodents, rabbit food does not contain nuts, which contain more fat than pet rabbit can easily metabolize and can cause health problems such as fatty liver. West Coast Pet Supply has a great selection of rabbit food to choose from and all of our rabbit food products are of the highest quality and will provide the nourishment your rabbits crave and deserve. Our rabbit food products are offered at everyday low discount prices and we're certain you will find the right rabbit food to help your rabbit live a long and healthy life.


Your rabbit food should include about 2 cup of fresh vegetables per 6 pounds of body weight and given daily. Your rabbit food and rabbit diet should include about 2 tablespoons of fruit or carrots per 6 pounds of body weight daily. House rabbit owners commonly provide treats, but they should be very limited because of the high sugar and starch content. Your rabbit food should consist of an unlimited amount of hay as well. When it comes to the best quality rabbit food and rabbit food at the best prices, West Coast Pet Supply is your one-stop-shop offering all of our rabbit food at everyday low discount


West Coast Pet Supply has all the rabbit food products designed for pet rabbits including specially extruded rabbit that is not pelleted. This type of rabbit food products contain high levels of fiber that rabbits need for a healthy functioning digestive tract. We have timothy based rabbit food and alfalfa based rabbit food, as well as rabbit food for all ages and types of rabbits. Our rabbit food and is always available at our everyday low discount prices and we’re sure you will find the rabbit food and rabbit food products that are just right for your pet rabbit.

Selasa, 02 Mei 2006

Budidaya Kelinci "Ternak Kelinci"

1. Persiapan Sarana dan Perlengkapan.
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21 derajat C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang
anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina.
Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
1. Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalamruangan dan cocok untuk kelinci muda.
  1. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
  2. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid). Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.

2. Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis Kelinci Hias maka jenis Angora, Fuzzy Lop, Rex, Hotot, Dutch, Lyon, Himalayan merupakan kelinci yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis New Zealand Albino, Australian Pylon, Bigg Sable, Giant, Australian Unggul dan Flamish Giant merupakan kelinci yang cocok dipelihara.

1) Pemilihan bibit dan calon induk Bila peternakan bertujuan untuk daging,
dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan
yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya
potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya
harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih
dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2) Perawatan Bibit dan calon induk Perawatan bibit menentukan kualitas induk
yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah
emberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
3) Sistem Pemuliabiakan Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan
mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori
yaitu:
a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat
spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
b. Cross Breeding (silang luar), untuk
mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
c. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
4) Reproduksi dan Perkawinan Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai
dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan
terganggu dan dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali
mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu
kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali
perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5) Proses Kelahiran Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama
30-32 hari.
Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi
kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang
beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara
merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari
dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak
yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.

3. Pemeliharaan
1) Sanitasi dan Tindakan Preventif Tempat pemeliharaan diusahakan selalu
kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah
menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
2) Pengontrolan Penyakit Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala
lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci
menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera
disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
3) Perawatan Ternak Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu.
Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan
disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu
untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan
saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan
membuang testisnya.
4) Pemberian Pakan Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi
rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun
kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi
jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-
bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa
konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum
perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
5) Pemeliharaan Kandang Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan
dan kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh
bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas
kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin/lysol.

4. Hama dan Penyakit
1.. Bisul Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit. Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
  1. Kudis Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh. Pengendalian: dengan antibiotik salep.
  2. Eksim Penyebab: kotoran yang menempel di kulit. Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
  3. Penyakit telinga Penyebab: kutu. Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
  4. Penyakit kulit kepala Penyebab: jamur. Gejala: timbul semacam sisik pada kepala. Pengendalian: dengan bubuk belerang.
  5. Penyakit mata Penyebab: bakteri dan debu. Gejala: mata basah dan berair terus. Pengendalian: dengan salep mata.
  6. Mastitis Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar. Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang. Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
  7. Pilek Penyebab: virus.Gejala: hidung berair terus. Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
  8. Radang paru-paru Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan. Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
  9. Berak darah Penyebab: protozoa Eimeira. Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah. Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit.

Selasa, 25 April 2006

Rabbit Communication Basics


Thumping: When a rabbit thumps or stomps on the ground with a hind leg, it can make a surprisingly loud noise. This is the way rabbits commuicate danger to other rabbits, and sometimes it is a sign of annoyance. Interpretation: "I'm scared and nervous" or "I'm annoyed with you."
Teeth Grinding: Gentle, soft grinding of the teeth in a relaxed rabbit is communicates contentment (and sounds almost like a cat purring). On the other hand, loud teeth grinding is a sign of pain or discomfort, and your rabbit will often also be tense or hunched up when this occurs.
Interpretation: softly grinding teeth: "This is great"
Loudly grinding teeth: "Oooh, I'm in pain and I don't feel good" (this also means a trip to the vet is in order as soon as possible)
Chin Rubbing: You may witness your rabbit rubbing its chin on objects or even people. Rabbits have scent glands on their chins that they use to scent mark territories and objects (the scent is not detectable by people, though, the scent is strictly for rabbit communication).
Interpretation: "This is mine!"
Binky: The binky is the unique and acrobatic jump accompanied by twisting the body or kicking the legs. Rabbits use the binky to communicate that they are feeling very happy and playful.
Interpretation: "Life is Great! I'm so Happy!"
Licking : A bunny that licks you has fully accepted you and is showing you affection.
Interpretation: "I like you"
Circling Your Feet: A rabbit that follows you around circling your feet may just be trying to get your attention, but more likely your rabbit is sexually mature and is courting you (especially if accompanied by soft honking or oiking noises).
Flat Rabbit: When a rabbit flattens itself on its belly with its head down and ears held very flat, he or she is frightened and is trying to blend into his or her surroundings. (Note: a relaxed rabbit may also lay flat, but a relaxed rabbit has different body language: relaxed muscles and expression.)
Interpretation: "I'm scared!"
Flopping : A content rabbit that is sitting still or grooming may suddenly flop onto its side and lay still. Owners often fear something dire has happened, but it is a sign of utter relaxation.
Interpretation: "oh, I'm just so relaxed."
Lunging: A sudden movement towards you with the head up, tail up and ears back is a very clear form of rabbit communication: an unmistakable threat.
Interpreation: "I don't like that, back off!"
Vocalizations: Rabbits are capable of some vocalizations that they use for communication, which sometimes surprise owners. Here are their interpretations:
Soft Squeal or Whimper: mild annoyance or displeasure.
Grunting, Growling, Snorting, and Hissing: all communicate varied stages of anger, stress, or feeling threatened. May be followed with a lunge or bite.
Soft Honking or Oinking: commuicates sexual interest. If your rabbit is circling you and honking, it is time for neutering.
Screaming: sign of extreme pain or fear. Do not ignore; reassure your rabbit and if there is no obvious reason your rabbit might be terrified, take your bunny to a vet.

Of course, rabbit body language is much more complex than what I have presented here. Rabbits communicate much information by how they position and move their bodies, and an experienced owner can learn to read their rabbit's signals quite well.

Kamis, 10 Februari 2005

Rabbit History 2nd

At the turn of the 20th century, rabbit history took a significant turn when breeding rabbits became a popular activity.  Breeding the Belgian Hare (actually a rabbit that looks like a hare) became a big craze.  Beatrix Potter had pet Belgian hares which were the inspiration for her Peter Rabbit stories.  Breeding clubs were formed, and from this developed what is today the American Rabbit Breeding Association which has recognized 45 official rabbit breeds.

In 1912 the classification of rabbits as Rodentia was changed because of their “peg” teeth (a second set of incisors that rodents do not have) and they were given their own category, Lagomorpha.  With the development of DNA science, the rabbit’s DNA has been shown to be closer to that of a primate than a rodent.

During the 1920's rabbit fur became a big craze.  Also, felt hats were very popular and rabbit pelts were used to make them.  Fringe from rabbit fur was use extensively, and even piano sounding hammers were made from rabbit skin.  The rabbit fur industry experienced its ups and downs, but with popular opinion now unfavorable toward fur coats it has become a small industry.

In WWI, and during the Great Depression and WWII, people were encouraged by governments to raise rabbits to help feed themselves, and also the soldiers.  In 1944 twenty-eight  million were raised in the United States alone.  But after WWII when other meats again became available the demand for rabbit meat declined considerably and has stayed minimal ever since.  During this time of widespread rabbit raising, bunnies became popular pets but were considered animals to be kept outside. 


Rabbit history of the mid-20th century has been a dismal one for the wild rabbit.  Because they had been transported to locations where their natural enemies were absent, they multiplied at alarming rates and became pests to the agriculture industry.  It is said ten wild rabbits can eat the equivalent of one sheep.  Rabbits were killed by guns, traps, and imported predators like dogs, weasels, and ferrets.     Australia is the best known scenario for rabbit overpopulation.  They even built the Great Barrier Fence out of wire-netting three times the length of the Great Wall of China, but it did not work.  So in 1950 a biological solution was tried by releasing the myxoma virus, a disease carried by mosquitoes and fleas which killed 99% of Australia’s wild rabbits.  This virus was also released in France by a farmer which resulted in the death of 98% of the wild rabbits in Europe and England.  It also was lethal to domestic rabbits.  Even today in Queensland, Australia it is against the law to own a pet rabbit, and in New Zealand rabbit ownership is outlawed altogether.

The 20th century also gave rise to scientific experimentation using lab rabbits.  In 1992 a rabbit was the second animal to be successfully cloned.  Because of the work of animal rights groups and the advances in Science, the vast majority of lab animals experimented on today are rats and mice.



Today's Rabbit History

Rabbit history turn a very positive turn in the 1980’s when Marinell Harriman coined the term “house rabbit” in her book House Rabbit Handbook.  The house rabbit movement officially began with the founding of the House Rabbit Society which today has over 8,000 members. 

The idea that rabbits can live indoors is still a very novel concept to most people.  We have had house rabbits since the late 1980’s and even today our family, friends and acquaintances think we are strange for being so enthusiastic about them - especially since our home has developed into the Mid-South Bunny Museum.  If you have not yet owned a house rabbit, we invite you to join the house rabbit movement.

Rabu, 09 Februari 2005

Rabbit History

Rabbit history records date back to the Phoenicians (3,000 B.C.), whose sailors discovered rabbits in a place they named “land of the seraphs”  because the rabbits there reminded them of that animal.  From that name came the name Hispania, which is today Spain.

Rabbit history moved on to the Romans who built their empire on military might.  They used rabbit meat to help feed their soldiers, and even developed enclosed wall areas called “leporaria” to keep wild rabbits readily accessible.


Middle Ages Rabbit History

Rabbit history then moved on to the Middle Ages when the monasteries began keeping leprosaria.  Here first domestication of the European wild rabbit takes place because of breeding them for certain traits like weight and fur color.  There are accounts of Medieval women among the feudal gentry keeping domesticated rabbits for pets.


Rabbits were introduced to Great Britain in the 13th century.  By the 16th century King Henry VIII had leporaria so large he could hunt in them.  His daughter, Queen Elizabeth, kept “rabbit islands”, islands in lakes and rivers where rabbits could flourish.  This is where Coney Island in New York got its name because coney is a name for rabbit (the name for rabbit used in the Authorized Version).  Today there are over 800 rabbit islands in the oceans and lakes of the world.


The Worldwide Spreading Of Rabbits

Rabbit history moved on to the 17th and 18th century when the world explorers took the European rabbit to foreign lands.  It was Captain James Cook who first brought rabbits to Australia in the 1770’s.  Today rabbits can be found in every conceivable place on the planet from the desert to the high mountains because of their ability to convert varied plant life into nutritious food.  In the Arctic regions rabbits live on seaweed.  Rabbits became one of the top game animals in the world, and they still are today.

During the Victorian age of the 19th century, as the Industrial Revolution brought people off the farms and into the urban areas, it became popular among the rising middle class to have rabbits for pets.  A romantic attitude toward rabbits developed at this time because rabbits gave the city dwellers a sense of being connected to the country.  Businesses arose that catered to the rabbit owners, and they promoted their wares by associating rabbits with children and innocence.  This perception persisted into the 20th century to the point where it now dominates the way rabbits are perceived by the public.  Today the bunny is the number one symbol associated with newborn babies, more so than teddy bears.

Minggu, 13 Juni 2004

Mencoba Ternak Kelinci

Pengembangbiakan Kelinci
Kelinci betina jenis kecil normalnya siap untuk dikawinkan pada umur 5 bulan, dan kelinci jantan siap pada umur 6 bulan. Kelinci betina jenis sedang ketika umur 6 bulan, dan jantan pada umur 7 bulan. Kelinci jenis besar betina pada umur 8 bulan, dan jantan pada umur 9 bulan.
Kamu bisa menyiapkan rasion 1 jantan terhadap 10 betina jika kamu mau. Jantan secara efektif dapat membuahi sampai 7 kali seminggu, kamu dapat juga menggunakan si jantan untuk kimpoi dua kali sehari. Yang paling baik adalah 2 kali seminggu.
Perhatikan hal-hal berikut dalam pengembangbiakan kelinci:
• Hanya kawinkan kelinci satu jenis. Dengan kualitas kontes, kelinci berdarah campuran tidak akan dapat dijual sampai 4 generasi kedepan.

• Hanya tempatkan 1 kelinci pada tiap kandang, ketika umur kelinci 3 bulan atau lebih. Kelinci lebih cepat dewasa ketika sendiri, tidak berkelahri, dan tidak dikawinkan, sehingga mengurangi resiko hasil yang tidak diharapkan.
• Sebelum proses pengawinan, periksa lantai kandang jantan dan betina untuk melihat tanda2 diare. Jangan kimpoikan kelinci pada kondisi diare, hingga sembuh benar. Lihat juga alat kelamin kedua kelinci untuk melihat tanda 2 infeksi dan penyakit (misal: kemerahan yang parah, bekas gigitan, luka, dsb)

• Ketika siap, bawa betina ke kandang jantan, jangan sebaliknya. Karena si jantan akan kurang minat untuk kimpoi. Ia akan sibuk mencium-cium seputar kandang.

• Ada dua pilihan, pertama membiarkan mereka satu kandang selama satu malam, yang kedua adalah membiarkan si betina pada kandang jantan 1 hingga 12 jam setelah proses kawin. Ini akan meningkatkan kemungkinan hamil dan dapat menambah jumlah anak.

• Catat tanggal mereka kawin, kamu dapat melakukan test kehamilan pada hari ke 10 dan ke 14 setelah mereka melakukan perkimpoian. Cara untuk mengetahui kehamilan adalah meraba perut bagian bawah dengan jempol dan jari telunjuk kamu untuk merasakan adanya janin berukuran kelereng atau anggur.

• Tempatkan kotak tempat kelahrian pada hari ke 29 dan pada hari ke-31, si betina akan melahirkan.
Jangan pernah mengawinkan antara kakak dan adik. Kombinasi yang lain adalah mungkin: ayah dan anak, ibu dan anak, sepupu, dsb.
Hindari mengembangbiakan kelinci yang memiliki kelainan genetika seperti gigi serigala, atau kornea berawan (mata bulan), atau kepala yang tidak proporsional(kecuali pada dwarft, dimana sekitar 25% terlahir dengan kepala atau kaki yang cacat)



Mengevaluasi siklus reproduksi kelinci.

Seekor kelinci secara normal dapat dikawinkan pada usia 6 bulan untuk ukuran kecil sampai sedang dan 8 sampai 9 bulan untuk ukuran besar. Masa kehamilan adalah 31 hari. Setelah anaknya dipisahkan, lebih baik dikawinkan lagi pada minggu ke 6, dan memisahkan anak-anka kelinci pada usia 5 – 7 minggu. Siklus ini berlanjut hingga usia betina mencapai 4 tahun atau hasil produksinya tidak memuaskan.
Pada periode Oktober hingga Desember, banyak kelinci yang memasuki periode susah hamil. Akan membantu juga jika kandang kelinci mendapatkan cukup penerangan. Juga jika suhu udara terlalu panas, jumlah sperma si jantan akan berkurang, dan tingkat perkimpoian akan menurun. Beberapa orang menyimpan kelinci jantan mereka pada ruangan ber-AC untuk tetap menjaga tingkat perkimpoian yang tinggi.
Standar minimum bagi betina untuk berreproduksi per tahun adalah sebagai berikut:
Dwarf: 8
Kelinci kecil: 14
Kelinci sedang: 16
Kelinci pedaging: 20
Kelinci Besar: 16
Menentukan Jenis Kelamin Kelinci
Menentukan jenis kelamin kelinci meskipun masih kecil sebenarnya mudah.tetapi sebagaimana lazimnya ilmu terbaik adalah berlatih dgn bimbingan peternak yg berpengalaman.selain perbedaan daripada sex organ kelamin,kelinci itu bisa juga debedakan dengan melihat perbedaan fisik mereka dimana yang jantan berkepala lebih besar dan betinanya berkepala lebih kecil.
yang paling mudah menetukan jenis kelaminya adalah dengan melihat langsung pada kelaminya,caranya pegang dengan tangan kanan pada punggung belakang kepala kelinci dan di balikan,semetara tangan kiri kita dengan jari jempol dan telunjuk menekan pelan pada kelaminya.
pada kelinci yang berumur sekitar 6 bulan,pada pejantan akan nampak bulatan dan benjolan sedang pada betinya akan nampak seperti terbelah atau berbentuk huruf V.
Dengan bertambahnya umur kelinci akan nampak lebih jelas perbedaannya.pada pejantan dewasa kantong scrotal akan nampak jelas. tapi perlu di ingat juga,kalau pejantan bisa aja menyembunyikan kantong scrotalnya kedalam tubuh.sehingga perlu kejelian dari peternak atau calon peternak untuk berlatih dalam menetukan jenis kelamin ini.
Diare dan Kembung
Beberapa Artikel dari beberapa peternak kelinci tentang kembung dan diare,sebagai penyakit yg cukup sering terjadi dan mematikan :
  • Permasalahan yang biasa terjadi adalah penyakit bloat (kembung) dan mencret. Biasanya dikarenakan hijauan yang diberikan masih mengandung embun atau hijauan tidak dilayukan terlebuh dahulu. Kasus ini rentan terjadi pada saat peralihan ke musim penghujan. Kendati sepele, apabila tidak segera diatasi bisa fatal juga.Eko Budi, peternak kelinci asal lereng gunung Merbabu, punya tips mengatasinya. Ia memberikan daun pepaya atau ketela pohon (singkong) kering yang dicampurkan dalam pakan, atau dengan obat-obatan antibiotik pabrikan.
  • Tanda2 kelinci yg sedang kembung/mencret/masuk angin :
    * Tidak bisa/malas berdiri. Kalaupun berdiri biasanya membungkuk, sama seperti manusia yg sedang mules/masuk angina.
    * Karena menahan sakit, biasanya kaki depanya diselonjorkan kedepan terus agar kaki kelinci tsb tidak menyentuh bagian perutnya yg sedang sakit. Hal inilah yg menyebabkan kelinci tersebut enggan dan sulit untuk berdiri.
    * Mata sayu.
    * Kelinci jd kurang aktif.
    * Gigi “gemeretek”/bergesek2kan sehingga menimbulkan bunyi. Hal ini karena kelinci sedang menahan sakit.
    * Kelinci haus terus.
    * Kotoran kelinci tidak padat/seperti gell.
  • Penyebab mulesnya si kelinci ada banyak, tidak hanya satu.penyebab utamanya adalah :
    * Tidak seimbangnya antara serat, protein, lemak dan gizi lainya pada pakan kelinci.
    * Kotornya lingkungan kandang, sehingga bakteri masuk ke dalam tubuh kelinci melalui udara/makanan
    * Angin malam.
    * Cuaca yg kurang baik
    * Berganti2 makanan secara drastis.
  • penyebab mencretnya kelinci juga bisa diliat dari kotoran/feses kelinci
    * Kotoran berwarna ijo, dan seperti jelly : Terlalu banyak serat/sayuran hijau yg tidak diimbangi dengan lemak, protein, dll(serat > 22%). Pengobatanya kelinci diberi hay (sayur yg sudah dilayukan)
    * Kotoran berwarna gelap, encer : Ada dua kemungkinan, kemungkinan pertama warna gelap berasal dari darah. Pengobatanya harus dengan antibiotik. Kemungkinan kedua karena terserang bakteri seperti E.colli. Biasanya kelinci hanya bisa bertahan 1-3hari saja. Penangananya harus cepat dengan memberikan antibiotik yg dapat dibeli di dokter hewan.
Ada tips dari peternak, biasanya kalau kelinci ketahuan mencret, melepaskanya di kandang dan menjemurnya di pagi hari. Selain itu juga bisa dicoba diberi penyegar cap kaki 3 atau flagyl.
Catatan :
Hay itu adalah sayuran yg dilayukan. Kelinci kurang baik jika diberi pakan sayuran segar karena pada sayuran yg masih segar kandungan getah dan cairan lainya masih tinggi. Oleh karena itu sayuran harus dijemur dulu hingga layu. Sayuran yg telah layu itu disebut hay
Jika cuaca sedang terik cukup dijemur 1 hari saja. Namun jika sedang musim hujan seperti ini terkadang bisa mencapai 2-3 hari. Sayuran telah menjadi hay jika sudah layu dan kering. Perbedaan utama hay dengan sayuran segar adalah, hay tidak akan mengeluarkan cairan ataupun getah jika ditumbuk tidak seperti halnya sayuran segar.
Tanya Jawab Seputar Perawatan Kelinci:
1. Makanan kelinci selain rumput, wortel n kangkung apa aja sih yang bisa buat tuh kelinci gemuk/tumbuh gede
Selain makanan yang mas sebutkan di atas, biasa nya aku berikan selingan makan dari dedak (gabah kering giling)
2. Brapa lama sih kelinci tuhjadi bisa gemuk/gede dari anak misalnya?
Klo perawatan nya intensif sih sekitar 5-6 bulan tuh kelinci udah lumayan gede, udah bisa dipotong, tapi kapan tuh kelinci bisa jadi bibit aku sendiri lupa lagi, ntar mo ditanyain dulu ke kakak ku ya… )
3. Tempat ternak sabaiknya yang terbuka/tertutp sih?
Di tempatku tertutup mas, pake kandang, dengan pertimabangan keamanan, because jika disimpan di tempat terbuka… banyak pemangsa nya, ada kucing garong atau anjing liar
4. Trus kalo kelinci tuh pada sakit, solusinya apa dan gimana yaa?
Biasanya kami karantina, jauhkan dari teman-teman nya biar ngak menular, klo kelihatan makin parah ya buru2x dipotong, sekarang udah ada vaksinasinya kok… info lebih lanjut… ditunggu ya
5. Kalo kelinci tuh pake vitamin orobat apa ga untuk nambah gedenya?
Mungkin ada, tapi kami biasa pake perawatan alamiah aja, ngak pake doping2xan.. kuatir nanti nasibnya sama dengan ayam broiler.. dipaksa gede (
6. Pada suhu brapa sih idealnya untuk lingkungan kelinci?
Semua suhu bisa hidup kok… asal jangan terlalu panas aja. terkecuali klo tu kelinci pindah tempat dari iklim yang berbeda, tu kelinci pasti shock, perlu beradaptasi dengan iklim baru… tapi sangat jarang (jika ada pembelian bibit dari luar negeri)

Minggu, 25 April 2004

Saving Wild Baby Rabbits

"HELP! I found a baby wild rabbit! What do I do?"

That is something rabbit breeders hear all too often, especially in springtime. In most cases, young, inexperienced baby rabbits are found shortly after the mother has kicked them out of the nest. People stumble across the babies, assume they are orphans, and try to do the right thing by giving them cow's milk and cabbage, which often is fatal for the babies.
So what should you do if you find wild baby rabbits? The answer to this question is pretty simple: in most cases you should leave them where you found them. Wild rabbits do not need human help, unless the mother rabbit has been killed. Do not handle them (or any other wild animal) unless absolutely necessary. Wild rabbits are host to fleas, ticks, lice, and other parasites that can transmit disease to humans and domestic animals alike.
How can you tell if a baby rabbit is old enough to fend for itself? Look for a white blaze on their foreheads. If they don't have the blaze, they are old enough to be outside on their own. Just leave them alone. If they do have a white blaze, they are still under their mother's care. Leave them in their nest or put them back if they're outside of the nest. If you are concerned that the mother has abandoned the babies, take two twigs and lay them in an "X" over the nest. When mother rabbit comes to feed them, she will disturb the twigs.
Wild female rabbits build shallow nests (called "forms") and only visit the nest once or twice a day to nurse. The rest of the time, they will be out of sight but probably nearby. A mother rabbit's infrequent visitations are meant to keep the nest hidden - more frequent visits would draw unwelcome attention from predators. Because the doe visits the nest typically just before dawn and just after dark, it can appear as if the babies were abandoned. If the babies have full bellies, they are being cared for, and the best thing you can do is to leave them alone.
If you know the mother rabbit to be deceased (say, a dog catches her and you find the nest) or if the nest has been destroyed, call your state Wildlife or Fish & Game department or a wildlife rehabilitator as soon as possible. Your veterinarian probably can help you locate a wildlife rehabilitator because vets typically get dozens of calls every spring like this. You can also do a search on the Internet for a wildlife rehabilitation information directory to find a wildlife rehabilitator nearest you. Rehabbers are listed by state. It is important that you get the babies to someone who is experienced in raising rabbits and is licensed by the state to do so because it is really difficult work to raise baby wild bunnies to adulthood.
In this situation, you might need to nurse the babies until you can get appropriate care arranged for them. Here's a rabbit formula you can make to feed them.

RABBIT MILK FORMULA
1 can of sweetened condensed milk or fresh goat's milk (don't use cow's milk)
3 tablespoons heavy cream
3 tablespoons Karo corn syrup
1 egg yolk

Combine ingredients in a plastic bowl. Warm in microwave and heat mixture until it's slightly above room temperature. Test it by putting a few drops of the formula on your wrist first because you don't want to accidentally scald the babies.
Feed the babies with a pet nurser bottle or a feeding syringe or an eyedropper, and do so slowly. Baby rabbits are quite uncoordinated and can easily inhale fluid into their lungs. If they aspirate the formula into their lungs, they will die. Please, take it slow!
After feeding the babies, you must massage their lower abdomen with a warm, moist washcloth to stimulate urination and defecation. Feed them every three hours or so.
The baby rabbits should be kept in a cardboard box. Place a blanket or old sweatshirt inside for them to snuggle into. You will need a heat source to keep them warm. Place a heating pad beneath the box set on low (or medium, but beware of high heat - you don't want them to cook). A hot water bottle will also work for a heat source, or in a pinch, a 60 watt lightbulb placed over the box (you must make sure they don't get too hot). Ideal temperature is around body temperature; anywhere from 85 to 98 degrees Fahrenheit will suffice. If the babies are restless and are trying to get away from the heat, it is too hot for them.
The babies must be kept warm at all times. Feed them only when they are nice and warm. Cold babies do poorly - their digestion falters, and they will usually die. Handle them as little as possible; wild rabbits are very sensitive and can die from the shock of being handled by a human!
After nursing them, you might be tempted to keep them as pets. Don't do this! Wild rabbits are meant to be free and do not make good pets. They are skittish, nervous, and can be very aggressive when mature. They do not deal well interacting with humans because they are very sensitive and can stress out quickly. It is also illegal to keep wild animals or game without the proper permit from the F&WS or your state Wildlife or Fish & Game department.
Note: if you find a wild baby rabbit that was caught by a predator such as a cat or dog, the baby can have severe internal injuries and will probably die from the shock alone. A loss of one wild rabbit or even a whole litter is not a threat to the species. Up to 95 percent of all wild rabbits die before they are six months old. It's cruel, but it is nature's way.

Rabu, 10 September 2003

Manfaat daging kelinci

Daging kelinci dapat menjadi makanan alternatif yang relatif mudah diperoleh. Daging itu mampu menurunkan risiko kolesterol dan penyakit jantung
Sayangnya, daging kelinci belum populer. “Padahal, mutu gizinya lebih bagus dibanding daging lainnya,” kata Dr Yono C Raharjo dari Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor, dalam Seminar Nasional bertema prospek ternak kelinci untuk meningkatkan gizi masyarakat, akhir pekan lalu.
Salah satu cara mengenalkan daging kelinci kepada masyarakat adalah dengan mengolah daging kelinci ke dalam beberapa jenis masakan seperti sate kelinci, sosis, dendeng, dan bakso. “Semakin cepat dimasak, kandungan gizi kelinci makin sedikit berkurang. Daging kelinci yang paling baik dimasak adalah daging kelinci muda karena lebih cepat matang,” papar Kusmajadi
Menurutnya, daging kelinci berbeda dengan daging ternak ruminansia. Daging kelinci berserat halus dan warna sedikit pucat, sehingga dapat dikelompokkan dalam golongan daging berwarna putih seperti halnya daging ayam. Daging putih kadar lemaknya rendah dan glikogen tinggi.
“Rendahnya kandungan kolesterol dan natrium membuat daging kelinci sangat dianjurkan sebagai makanan untuk pasien penyakit jantung, usia lanjut, dan mereka yang bermasalah dengan kelebihan berat badan. “Keuntungan lainnya, tulang pada kelinci lebih tipis, dagingnya halus, dan seratnya pendek sehingga mudah dikunyah,” papar Kusmajadi.

Senin, 22 Juli 2002

Bagaimana cara mengetahui Kelinci hamil?

rabbits_4_small
Sesuai dengan judul tulisan diatas, adalah merupakan salah satu pertanyaan yang sering kali dilontarkan oleh para pecinta/pemelihara kelinci. Dan pertanyaan kemudian yang menyusul adalah, setelah kelinci hamil bagaimana cara merawatnya?, termasuk merawat anak-anaknya.
Sebetulnya cara penanganan kelinci yang sedang hamil tidak jauh berbeda dengan menangani kelinci secara normal. Dari banyak kasus memang hanya beberapa saja kelinci yang memiliki prilaku yang berbeda pada saat kehamilannya. Secara umum tanda-tanda kelinci yang sedang hamil adalah si kelinci betina akan menolak untuk didekati oleh kelinci pejantan setelah masa kawinnya, kemudian dengan berjalannya waktu, si Calon induk akan mulai terlihat mengumpulkan jerami-jerami/sobekan kertas koran serta disertai dengan perontokan bulu untuk membuat sarangnya kira-kira seminggu sebelum masa kelahirannya. Kelinci yang sedang hamil juga memiliki nafsu makan/minum yang bertambah, maklum makanan yang tadinya hanya untuk si Calon induk kini harus berbagi dengan calon bayi yang dikandungnya. Kadang-kadang prilaku agresive juga ditunjukan dan biasanya ini dialami oleh kelinci yang baru pertama kali mengalami proses kehamilannya.
Tanda-tanda kehamilan yang disebutkan tersebut adalah tanda-tanda berlaku umum dan tentu saja tingkat ke-akurasiannya tidak dapat dijadikan sebagai acuan baku. Karena bisa saja Kelinci-kelinci tersebut memiliki tanda-tanda itu, tapi toh ternyata tidak hamil.
Sebetulnya ada salah satu metode lagi yang sangat representative untuk memastikan kelinci tersebut itu hamil atau tidak. Saya yakin para pembaca pasti langsung menuju ke satu kata yang sama, yakni “Teknik Perabaan / Palpasi”.
Banyak para pemilik kelinci menilai bahwa teknik Palpasi ini adalah sulit untuk dipelajari, padahal jika ada kemauan tekni Palpasi ini sangat mudah untuk dipelajari dan dipraketkan. Teknik palpasi ini dapat dilakukan pada kelinci yang sudah dikawinkan sekitar 10 hari sebelumnya. Tentunya kelinci yang sudah mengalami kehamilan kedua, ketiga dst, adalah sangat mudah dalam mem-praktekan teknik palpasi ini dibandingkan dengan kelinci yang baru pertama kali kehamilannya.
Jadi gimana donk, cara-cara melakukan praktek palpasi? wah dah gak sabar rupanya ya…. Oke kita langsung ke pokok materinya.
Ukuran janin kelinci usia 10 hari
Ukuran janin kelinci usia 10 hari
Setelah kelinci dikawinkan selama 10 hari dan jika perkawinan tersebut sukses, maka akan terbentuk janin. Ukuran janin setiap jenis kelinci adalah seragam dan hampir seluruhnya menyerupai ukuran buah blueberry/buah arbei. Dari ukuran, tidak ada perbedaan antara fetus/janin dengan kotorannya. Meskipun secara ukurannya adalah sama, tapi ada perbedaan dari bentuknya.
Pembanding Kotoran dan Janin usia 10 hari
Pembanding Kotoran dan Janin usia 10 hari
Kotoran kelinci menyerupai padatan seperti batu karang dan tidak akan berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi, berbeda dengan janin yang konturnya seperti menyerupai gel yang lembut dan dapat berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi.
Dan dibawah ini adalah janin yang berusia 14-17 hari, ukurannya sebesar buah anggur.
Ukuran usia janis 14-17 hari
Ukuran usia janis 14-17 hari
Langkah-langkah melakukan teknik perabaan / Palpasi :
Langkah pertama
Langkah pertama
1. Tempatkan kelinci pada bidang datar dengan ketinggian yang nyaman untuk anda, bisa digunakan meja makan atau meja yang lain. Kemudian letakan telapak tangan pada permukaan meja. Satu tangan memegang dibagian kepala kelinci sambil menekannya secara lembut agar sikelinci terlihat membungkuk. Kemudian dorong telapak tangan anda kebagian bawah perut kelinci dengan posisi telapak menghadap kebawah.
Membalik telapak tangan
Membalik telapak tangan
2. Setelah telapak tangan anda berada dibawah perut sikelinci, kemudianbalik telapak tangan menghadap keatas hanya dengan mengangkat pergelangan tangan, posisi jari dan ibu jari tetap berada disisi sebelumnya.
Seperti memakai pelana terbalik
Seperti memakai pelana terbalik
Dan gerakan ini seakan-akan seperti memakaikan saddle/pelana pada perut si Kelinci. Lakukan tekanan sambil meraba dengan seluruh jari pada perut si Kelinci .
Beberapa orang mungkin bingung untuk membedakan antara kotoran dengan embrio, tapi hal ini bisa dihindari bahwa kotoran memiliki tekstur yang keras, akan terasa pada bagian perut yang mendekati tulang belakang sedangkan emrio adalah bertekstur gel (kenyal) dan biasanya bisa ditemukan pada bagian tengah perut. Melakukan teknik palpasi pada masa kehamilan yang telah melewati 2 minggu adalah lebih mudah menemukan embrio dibandingkan yang 10 hari karena pada janin yang berusia 2 minggu biasanya embrio sudah mulai turun kebawah.
Jika pada usia 2 minggu ini belum juga ditemukan adanya kehamilan, maka si Kelinci bisa dikawinkan kembali.
Mudah-mudahan bisa membantu.

Kamis, 02 Mei 2002

What Do Rabbits Eat?

In their natural habitat rabbits eat a range of grasses, weeds, leaves, shoots, twigs as well as the bark of shrubs, bushes and trees. They will also eat crops, roots, fruit and vegetables. Rabbits are herbivores and their digestive system has evolved to be extremely efficient, with the ability to eliminate indigestible fibre rapidly and ferment those fibres that are digestible. Hay should be available at all times and form a major part of your rabbit’s diet in order to prevent boredom and aid dental wear
What to Feed Your Rabbit
Rabbits need feeding twice a day, every day (in the morning and in the evening). A good quality, heavy, earthenware food bowl is essential to keep the food dry and clean, and prevent the rabbit from tipping the food on to the floor of the hutch. Their bowls must be cleaned after every use.
Rabbits need a balanced diet with high levels of fibre to keep their gut healthy and to encourage grinding to keep their continually-growing teeth in trim to ensure that they stay happy and healthy. Fresh vegetables and hay should be provided every day.
Many small animal food brands currently available contain a mixture of ingredients of varying taste, texture, shape, size and palatability. These foods are known as coarse mixes.
An alternative to this type of diet is one that is made up of identical pellets or extrusions (biscuits). This type of diet is referred to as a mono-component diet.
Mono-component diets and coarse mixes both have their advantages and disadvantages, however when deciding which type of diet to feed an animal, the lifestyle and behavioural characteristics of the animal are the main factors to consider.
Course Mixes – Pros / Cons
Rabbits, guinea pigs and chinchillas are known as foragers and grazers therefore feeding a coarse mix, with it’s variety of ingredients, would greatly enhance their ability to perform natural behavioural patterns, by allowing the animal to decide what it eats and when.
However, when feeding a course mix, it is essential that all the ingredients are consumed for the animal to receive a balanced diet. If the animal is provided too much food, it may be able to satisfy its hunger by only consuming its favourable ingredients. This may lead to the animal’s nutritional intake suffering.
Preventing Selective Feeding
If feeding a coarse mix and the animal is selectively feeding, there are several ways in which this can be controlled. The animal’s diet can be reduced gradually to encourage them to consume more of the ingredients. If the animal is set in their ways and continues to selectively feed then feeding the animal half the required amount twice a day will prolong the overall feeding time, therefore encouraging the animal to consume more of the diet.
If after all these steps have been taken, the animal continues to selectively feed, it would be advisable to change the diet to a mono component diet in order to ensure that the animal receives a balanced diet.
Mono Component Diets – Pros / Cons
Mono component diets are specifically designed to prevent an animal from selectively feeding. All of the extrusions are of identical nutritional composition and similar shape and size. Therefore the ability for the animal to selectively feed is eliminated.
It could be argued that providing a naturally foraging animal with a mono component diet is reducing its ability to perform natural behaviour. However, if the animal persistently selectively feeds, in order to ensure good nutrition and to promote efficient gut function and dental wear, taking away the animals opportunity of being fed a course mix is the best option for animal and owner.
To Summarise:
Some animals are naturally very fussy eaters, and if all efforts to encourage them to consume a coarse mix fail, then providing a mono component diet is the best option. It is always easier to encourage an animal to eat a good diet from birth. Therefore, if the animal is introduced to different ingredients correctly at a young age, then the likelihood of it selectively feeding later in life is reduced.
Changing your Rabbit’s diet
When changing your rabbit’s diet you must introduce new food gradually. Mix about one quarter of the new food with three quarters of the old food on the first day and then gradually increase the new food and decrease the old food over a 10-day period. This should make sure that your rabbit has no tummy upsets.
Treats
Treats are so called because that’s just what they should be – a “treat”. If fed correctly they are not detrimental to a rabbit and they will love them. However, treats are designed to be an extremely small element of the animal’s diet, and overfeeding may lead to health problems such as obesity, dental problems and heart disease.
Too much green food will cause diarrhoea. If you feed your rabbit human food, remember to avoid foods that are high in calories, sugary or contain too much fat. To help keep your rabbit’s teeth healthy, you need to provide lots of hay and perhaps a gnawing block and safe twigs to chew, such as apple, hazel or willow.
You can also feed special treats from your garden such as fresh grass, parsley, dandelion, carrot, apple, kiwi, alfalfa sprouts, celery, broccoli, sprouts, cauliflower, kale, spinach, cabbage leaves, peas, swede, tomatoes and raspberries. Many plants in your garden can upset your rabbit, to find out more, visit the Is My Rabbit Well? section.
A number of specially made Rabbit treats are also available from your local pet shop.
Drinking Bottle
It is vital that you ensure there is fresh drinking water available at all times.
The best way to provide fresh drinking water is to use a gravity-fed water bottle, attached to the front of the hutch. Use one of the large ballpoint bottles to prevent dripping and ensure a constant supply is available. Water bowls are not suitable as they are easily tipped over and can get contaminated.

Minggu, 29 Juli 2001

kandungan dan kelahiran kelinci



  1. Berapa hari kelinci mengandung? 28-35hari
  2. Berapa jumlah anak kelinci/kelahiran? 5-8, kadang hanya 1-3
  3. Berapa hari masa menyapih/menyusui anak kelinci : 2-5minggu, namun sebaiknya minimal 4 minggu. masa sapih 2 minggu rentan kematian dan kualitas anak kelincipun tidak baik
  4. Bagaimana mengetahui/ciri-ciri kelinci yg hamil? Cirinya adalah tidak mau kawin lg dengan kelinci pejantan. Jika kelinci tersebut sedang hamil, biasanya ia akan menjadi galak terhadap pejantan, namun tidak semua kelinci betina seperti itu. Cara paling efektif adalah meraba perut kelinci pada hari 7-8 setelah perkawinan. Kelinci yg hamil biasanya akan terasa seperti terdapat semacam bola/gumpalan pada perutnya
  5. Bagaimana ciri2 kelinci yg akan melahirkan? Biasanya kelinci yg akan melahirkan bulunya rontok(terutama pada anggora). Bulu tersebut akan digunakan sebagai selimut bagi anak2nya
  6. Apa yg harus disiapkan menjelang kelahiran anak kelinci? Biaya persalinan dan transportasi..uups..maaf :P Yg harus disiapkan adalah kas/tempat anak. Biasanya berbentuk box/kotak.
  7. Apa yg tidak boleh dilakukan selama kelinci hamil? Jangan terlalu sering memegang/memindah2 kelinci yg sedang hamil tua karena dapat menyebabkan kematian anak dalam kandungan dan kelinci itu sendiri

Minggu, 22 Juli 2001

Petunjuk dasar dalam pencegahan penyakit pada Kelinci

3kelinci
Seperti kita ketahui bersama, bahwa peliharaan kita (kelinci) adalah merupakan hewan yang sangat rentan sekali terhadap penyakit. Pola makan yang salah, perubahan cuaca, lingkungan yang tidak bersih dan masih banyak lagi faktor penyebab yang dapat mengakibatkan si Kelinci sakit dan tidak jarang pula berakhir dengan kematian. Tidak ada obat yang lebih mujarab untuk bisa menyelamatkan hewan kesayangan kita ini selain suatu tindakan yang dapat kita lakukan, yakni “tindakan pencegahan“.
Kali ini tulisan yang saya share adalah mengenai petunjuk dasar dan sederhana yang Saya yakin kita semua bisa lakukan.
Selamat membaca.
  • Penyakit adalah merupakan hal yang alami yang akan hinggap pada setiap mahluk hidup, dan tidak semua penyakit bisa disembuhkan atau dihilangkan secara total. Tapi dengan tindakan-tindakan yang pintar maka penyakit akan dapat ditekan ke level yang paling minim dan berisiko rendah.
  • PENCEGAHAN PENYAKIT ADALAH SANGAT-SANGAT LEBIH BAIK DIBANDINGKAN DENGAN MENGOBATI.
  • Pemilihan bibit yang baik adalah sangat diperlukan jika Anda ingin memeliharanya untuk diternak-kan. Daya tahan tubuh yang tinggi, umur yang panjang dan produktivitas yang tinggi merupakan faktor penentu keberhasilan.
  • Hindari memelihara kelinci dalam jumlah yang besar dan lingkungan yang kecil/sempit.
  • Berilah ventilasi yang cukup untuk setiap kandang kelinci. Bentuk kandang yang tertutup dengan alas kawat akan mengakibatkan ventilasi udara mengalir dari bawah keatas dan jenis ventilasi seperti ini adalah tidak disukai kelinci.
  • Sesekali, bawalah kelinci Anda untuk menikmati sinar matahari pada saat hari tidak terlalu panas.
  • Jagalah selalu kandang kelinci Anda bersih dan tetap kering, perhatikan kebersihan tempat makan dan minumnya, hal ini dapat mencegah dan meminimalisir penyebaran kuman penyakit.
  • Selalu isolasi beberapa minggu untuk kelinci-kelinci yang baru anda dapatkan dari manapun jika ingin dikumpulkan dengan peliharaan anda yang lain.
  • Selalu isolasi kelinci yang dicurigai terkena infeksi penyakit, jika Anda senang merawat peliharaan anda maka selalu dahulukan merawat kelinci yang sehat dan rawatlah kelinci yang sakit pada proses terakhir.
  • Lindungilah kelinci Anda dari lingkungan yang dapat membuat kelinci terganggu (misal daerah yang bising, berasap, perubahan temperature yagn ekstrim jika dipelihara diruang terbuka, dll), hewan-hewan pengganggu/pencari mangsa (kucing, tikus, anjing, musang, dll). Faktor-faktor ini dapat membuat kelinci anda stress.
  • Biarkan kelinci Anda dapat menikmati masa istirahatnya sesuai dengan siklus hidupnya. Kelinci memeliki ke-aktifannya pada masa menjelang subuh dan sore hari.
Akhir kata, mudah-mudahan ada manfaat yang bisa diambil dari post ini.