Rabu, 20 Desember 2000

Cara Mudah Budidaya Kelinci Potong Yang Benar

Sebelum melakukan pembiakan kelinci, peternak diharapkan mengetahui perbedaan antara kelinci jantan dan betina. Kelinci betina memiliki alat kelamin berupa bulatan bergaris merah di bawah anus, dan jika di tekan tidak akan berubah panjang. Sedangkan kelinci jantan mempunyai alat kelamin yang jika di tekan akan memanjang keluar dan dilengkapi dua bulatan seperti daging tumbuh.

Kelinci sudah siap kawin pada saat berusia di atas 3 bulan. Tanda- tanda betina siap kawin dapat dilihat dari alat reproduksinya yang berwarna merah tua, selanjutnya seekor betina yang siap kawin dimasukan ke kandang seekor jantan, proses perkawinan akan terjadi dalam 1 menit, keberhasilan proses perkawinan akan di tandai dengan rebahnya tubuh kelinci jantan setelah kawin.

Selain itu untuk melihat berhasil atau tidaknya proses perkawinan itu dapat dilakukan dengan cara mengawinkan kembali kelinci betina seminggu kemudian, bila tidak terjadi perkawinan artinya perkawinan sudah berhasil. Dalam sehari seekor kelinci jantan bisa kawin dengan 4-10 ekor kelinci betina dalam waktu 2 jam sekali secara bergantian. Agar menghasilkan bibit unggul idealnya satu pejantan mengawini 4 ekor betina dalam sehari.

Betina yang sudah dikawinkan langsung dipisahkan dari pejantan, setelah sebulan betina akan beranak, satu ekor betina bisa melahirkan sebanyak 4-8 ekor dengan tingkat kematian sebesar 40%, hingga usia 2 minggu anak kelinci hanya hanya minum susu induknya, usia 35 hari di sapih, dan induknya siap dikawinkan lagi.

Sabtu, 22 Juli 2000

Peluang Budidaya Kelinci: Antara Si Bodoh dan Si Cerdas

Orang bodoh akan bilang, kelinci tidak layak digarap karena belum jelas pasar penjDSC00299ualannya. Sedangkan orang cerdas akan berkata “inilah lahan usaha baru yang menantang karena belum banyak orang menggarapnya sehingga kita tidak perlu repot bersaing dengan kompetitor.” Orang yang tak mau maju bilang, pasar kelinci sangat sulit. Karena itu kita tidak layak ternak dalam jumlah banyak. Orang yang berpikir maju berkata, pasar kelinci justru mudah karena bisa dijual di kandang, tak perlu repot-repot membuka pasar. Lebih cerdas lagi kalau mau mengolah hasil panen untuk dendeng kelinci, bakso, sate, abon, atau kerupuk kulit kelinci. Pemasaran bisa dilakukan secara konvensional dengan menawarkan barang unik berkualitas tiada tanding. Harga jual mahal pun tidak masalah karena daging kelinci adalah daging ekseklusif.
Orang pesimistis bilang, masyarakat kita tidak suka daging kelinci. Orang optimistis berkata, “kelinci mimiliki daging paling berkualitas di antara hewan lain sehingga layak dijadikan konsumsi protein hewani. Adapun masalah psikologis seperti kurang nyaman memakan daging kelinci bisa disiasati dengan pengemasan yang baik agar pembeli tidak teringat oleh kelucuan kelinci.” Kandungan gizi yang baik akan menjadi isu promosi yang mendrongkrak penjualan karena akhir-akhir ini banyak daging hewan tidak sehat di pasar. Orang pengecut bilang, takut beternak kelinci karena kelinci gampang mati. Orang cerdas dan berani bilang, resiko kematian menimpa setiap makhluk hidup. Masalah kelinci mati ada sebabnya, dan sebuah tantangan yang biasa bagi kita untuk mengatasinya. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak peternak yang sukses. Orang bodoh bilang, ternak kelinci membutuhkan banyak modal, antara lain kandang rumah, kandang baterai, peralatan dan obat-obatan sehingga akan menguras penghasilan. Orang cerdas berkata, tidak ada ternak yang tidak memakai modal. Modal besar sekalipun tidak masalah karena akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar.
Orang cerdas akan mengambil peluang ternak atau bisnis kelinci sebagai potensi. Dengan inilah ia pasti serius menggali pengetahuan secara mendalam sehingga ia tidak salah melangkah. Apa langkah-langkah yang mesti dilakukan oleh orang cerdas dalam beternak?
Pertama, mengetahui secara luas dan mendalam tentang seluk-beluk kelinci. Dunia perkelincian tidak bisa dikenali cukup dengan satu dua bacaan, apalagi sekedar infomasi lewat telpon/sms seperti kebanyakan orang. Kita jangan sok praktis dengan bertanya sekali dua kali atau hanya melihat satu dua peternakan lantas berkata, “aku bisa menjalankan usaha.” Sikap sok tahu ini sebenarnya milik orang bodoh. Akan lebih baik jika mula-mula sebelum banyak bertanya kepada orang kita membaca buku kelinci secara lengkap, termasuk buku yang membicarakan bisnis dan pemasarannya. Kenapa demikian? sebab setiap orang pasti akan bertanya, kemana menjualnya? harganya berapa? dan seterusnya. Kebanyakan orang kita masih awam dalam hal ini. Supaya cerdas dan memperoleh ilmu secara cepat sebaiknya membaca buku panduan terlebih dulu. Ini lebih efektif dan murah dibanding banyak bertanya lewat telpon maupun datang jauh-jauh ke peternak. Orang bodoh bilang, harga buku mahal, dan karena itu lebih suka menghabiskan pula atau plesiran dengan biaya tinggi. Sementara orang pinter bilang, harga buku murah karena dengan beberapa buku ia akan dapatkan ilmu pengetahuan yang luas.
Kedua, setelah membaca buku barulah kemudian studi lapangan datang langsung ke peternak, syukur langsung magang. Dengan bekal pengetahuan teori dari buku, kita akan bisa membenturkan antara teori dengan praktik. Harus disadari pula bahwa pengetahuan yang baik selalu memakai pendekatan antara teori dan praktik secara bersamaan.
Ketiga, teruslah belajar dan bekerja dengan giat. Tidak ada usaha tanpa resiko dan tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Bukan hanya di peternakan kelinci, melainkan di sektor usaha manapun. Semua harus diusahakan secara sungguh-sungguh agar potensi usaha yang baik tidak terbengkelai. (muzaki ahmad, peternak kelinci Probolinggo)