Senin, 24 Januari 2011

Kelinci Putih


Dalam kisah “Alice in Wonderland” terdapat tokoh bijaksana yang digambarkan sebagai kelinci putih berukuran besar. Kelinci ini memiliki kemampuan untuk menghilang sesuai dengan keinginannya.
Adapun dalam kehidupan nyata, dikenal jenis kelinci ras bernama european. Salah satu spesiesnya mempunyai bulu berwarna seputih salju. Seperti pada nama jenisnya, kelinci ras ini mempunyai habitat di sekitar daerah Eropa, yaitu Spanyol dan Portugal.
Kelinci ras jenis european disinyalir hampir mengalami kepunahan. Organisasi perlindungan kelinci Eropa bahkan sampai mencanangkan bahwa kelinci jenis ini sebagai satwa yang dilindungi.
Di habitat asalnya, kelinci ras european mempunyai kebiasaan menggali lubang-lubang yang saling berhubungan sebagai tempat tinggalnya. Anak-anak kelinci ras european terlahir buta dan tanpa bulu tebal, seperti halnya jenis kelinci pada umumnya. Mereka tinggal di dalam sarangnya sampai dewasa dan hanya menyusui pada induknya

Kelinci Laris Manis Di Cina

Beijing - Warga China terkenal dengan mitos tentang berbagai hal yang membawa "hoki" atau keberuntungan, termasuk binatang kelinci dengan alasan tahun ini merupakan Tahun Kelinci.

Permintaan kelinci sebagai hewan pelihataan meningkat di Cina menjelang Imlek yang jatuh pada 3 Februari mendatang, dengan harapan memperoleh keberuntungan di Tahun Kelinci yang akan segera tiba.  Banyak toko hewan yang kehabisan stok anak kelinci. Padahal, Imlek baru akan mulai dirayakan dua minggu mendatang.

Berbarengan dengan meningkatnya permintaan akan kelinci, sebuah kelompok penyayang binatang, PETA, menyerukan untuk tak perlu memelihara kelinci di Tahun kelinci demi alasan sayang binatang.

"Tidak ada cara yang lebih baik menyambut Tahun Kelinci selain membantu kelinci dengan tidak membelinya yang menyebabkan hewan begitu banyak menderita," kata manajer kampanye PETA Beijing, Maggie Chen.

"Kelinci tidak hanya lucu dan halus. Mereka adalah binatang  yang membutuhkan keterampilan perawatan yang tinggi, sumber daya yang signifikan, peralatan, perhatian dan perawatan yang memadai," katanya.

Kelompok ini  menyerukan bahwa kelinci memiliki tulang rapuh, membutuhkan banyak latihan dan menggerogoti apa saja yang ada di dekatnya, yang membuat mereka bukan hewan peliharaan yang ideal.

'Kelinci adalah hewan yang kompleks. Jangan hanya membeli karena iseng saja, tanpa memiliki ketrampilan merawat," katanya.

LSM ini juga menunjukkan sebuah rekaman yang menimbulkan  kehebohan pada November lalu setelah sebuah video menunjukkan perempuan muda Cina membunuh seekor kelinci dengan sangat gampang di situs Youtube.

Selasa, 18 Januari 2011

KERABAT KELINCI

Pika
Pikas (dulu dieja pica) adalah sepupu dari kelinci. Hewan ini hidup di daerah beriklim dingin. Pika yang terkadang disebut dengan kelinci batu adalah hewan kecil pengerat yang rupanya mirip dengan kelinci. Badannya pendek dengan panjang tubuh hanya 15 cm. Pika tidak berekor. Telinganya pendek, dan berat tubuhnya sekitar 140gram. Hewan ini lebih banyak berjingkat, daripada melompat. Selain itu, pika juga pandai bersiul sehingga disebut sebagai “terwelu pesiul”.

Terwelu
Terwelu atau tegalan adalah binatang menyusui berukuran kecil. Binatang menyusui ini termasuk ke dalam keluarga Leporidae. Terwelu bisa lari pada kecepatan 70 kilometer/jam. Panjangnya 50- 70 cm, dengan berat tubuh 4-5 kg. Kepalanya kecil, kumisnya panjang, dan jika daun telinganya ditarik ke depan, panjangnya bisa melampaui ujung hidungnya. Warna bulunya kelabu, coklat, dan di bagian bawah perutnya berwarna putih. Terwelu gemar makan rumput, daun, dan tunas tanaman. Ia kerap berjingkat, mengangkat telinganya, dan mencium-cium udara. Indranya sangat tajam.

Perbedaan Terwelu dengan Kelinci
Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci bebas. Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus). Perbedaan kelinci dan terwelu:
  • Kelinci biasanya memiliki lubang sebagai sarangnya, dimana mereka membesarkan anak-anaknya. Anak-anak kelinci biasanya terlahir tak berdaya, belum mampu melihat dan tak berbulu.
  • Terwelu tidak bersarang di dalam lubang, melainkan hanya di atas hamparan rumput. Anak-anak terwelu lebih cepat mandiri, sejak lahir mereka telah memiliki bulu dan matanya pun terbuka. Ukuran terwelu biasanya lebih besar daripada kelinci, telinganya juga lebih panjang, serta memiliki bercak-bercak hitam pada bulunya. Kelinci telah lama dipelihara oleh manusia, sedangkan terwelu secara relatif masih hidup di alam bebas.
Kelinci
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu).

Perbedaan terwelu dengan kelinci

Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci bebas. Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus). Perbedaan kelinci dan terwelu:

Kelinci biasanya memiliki lubang sebagai sarangnya, dimana mereka membesarkan anak-anaknya. Anak-anak kelinci biasanya terlahir tak berdaya, belum mampu melihat dan tak berbulu.

Terwelu tidak bersarang di dalam lubang, melainkan hanya di atas hamparan rumput. Anak-anak terwelu lebih cepat mandiri, sejak lahir mereka telah memiliki bulu dan matanya pun terbuka. Ukuran terwelu biasanya lebih besar daripada kelinci, telinganya juga lebih panjang, serta memiliki bercak-bercak hitam pada bulunya. Kelinci telah lama dipelihara oleh manusia, sedangkan terwelu secara relatif masih hidup di alam bebas.

Jumat, 14 Januari 2011

Cara merawat bayi-bayi kelinci domestik (guidelines)

Bayi kelinci
Bayi kelinci
1. Walaupun kelinci akan membuat sarang, mereka tidak akan menunggui sarangnya sepanjang hari seperti seekor ayam. Mereka juga tidak akan berada didalam sarang ataupun disekitar sarang setelah bayi-bayi mereka dilahir. Hal ini ia lakukan agar tidak menarik perhatian predator. Bayi-bayi kelinci akan tetap berada didalam sarang sampai saatnya siinduk menyusui mereka.

2. Pada kasus yang sangat jarang terjadi, siinduk merawat (menyusui) bayi-bayinya sesaat setelah proses kelahiran terjadi. Biasanya proses menyusui untuk pertama kalinya baru akan terjadi pada malam hari setelah bayi-bayi itu dilahirkan. Pada setiap pemberian, susu yang kaya gizi akan menjaga bayi-bayi kelinci sampai 24jam kedepan. Pemberian susu oleh sang induk biasanya terjadi antara tengah malam dan jam 5:00 pagi

3. Tidak seperti induk kucing, induk kelinci tidak akan berbaring didalam sarangnya. Induk kelinci hanya akan berada disarang saat ia akan menyusui bayi-bayinya. Bagaimanapun juga, sama halnya seperti yg dilakukan oleh induk kucing, siinduk kelinci akan tetap membersihkan bayi-bayinya dan menjilati daerah pusar dan bagian belakang bayinya sebagai bentuk stimulasi.

4. Apabila Anda ingin mendapatkan bukti nyata apakah bayi-bayi kelinci itu dirawat dengan baik oleh induknya, maka Anda perlu mengecek keadaan mereka pagi-pagi sekali disetiap harinya. Bayi-bayi itu haruslah dalam keadaan hangat dan perutnya membulat. Cara terbaik untuk mengetahui keadaan bayi-bayi tersebut adalah dengan cara menimbang mereka. Tulislah keadaan bayi-bayi tersebut beserta berat badan mereka. Apabila terjadi penambahan berat badan (1/4 ons. dan seterusnya), maka ini adalah tanda bahwa mereka diberi makan dengan baik oleh sang induk.

5. Anda boleh memegang bayi-bayi tersebut, biarpun sang induk tidak mengenal Anda. Kelinci-kelinci peliharaan (domestic) tidaklah terlalu perduli dengan adanya bau manusia ditubuh bayi-bayi mereka.

6. Tidak seperti apa yang kita fikirkan, Kelinci bukanlah hewan yang akan melakukan ‘praktek’ kanibalisme. Kanibalisme adalah hal yang jarang terjadi, biasanya siinduk hanya akan ‘memakan’ bayi-bayi yang tidak akan dapat bertahan hidup, dan ini adalah cara alam untuk ‘membersihkan kesalahan’. Aktivitas dan suara yang diproduksi oleh bayi-bayi yang sehat akan memancing ‘insting keibuan’ siinduk.

Kasus yang jarang terjadi bila siinduk menelantarkan ataupun tidak perduli akan keadaan bayi-bayinya. Apabila siinduk memang melakukan hal tersebut, ini terjadi karena siinduk dalam keadaan belum dewasa dan tidak siap untuk memiliki keturunan. Pada keadaan ini, (biasanya) ia tidak akan membangun sarang ataupun melakukan persiapan-persiapan sebelum melahirkan. Produksi susunyapun tertunda. Terkadang bayi-bayi yang dilahirkan dapat kita bantu dengan memberi mereka susu sampai saatnya siinduk siap untuk mengambil alih kembali tugas ini. Sekali lagi, berat badan perhari mereka adalah bentuk tes apakah mereka mendapatkan suplai makanan (susu) yang cukup.

7. Secara garis besar kelinci jantan sangatlah toleran terhadap kehadiran bayi-bayi kelinci dan, apabila ia telah disterilisasi, ia dapat terus hidup dengan keluarganya. Si Ayah akan mulai bertindak keras/ kasar pada anak-anak laki-lakinya saat mereka mencapai usia pubertas dan mulai bersikap agresif. Maka saat ini adalah saat yang tepat untuk memisahkan mereka. Kelinci jantan haruslah disterilisasi sebelum dikandangkan lagi bersama sibetina karena sibetina dapat hamil kembali setelah melahirkan bayi-bayinya. Mereka haruslah dipelihara dalam keadaan terpisah paling tidak dalam jangka waktu min. 2 minggu setelah proses sterilisasi.

Senin, 10 Januari 2011

Kelinci Lop Kerdil

Kelinci miniatur (kerdil) lop penampilannya sekilas seperti mirip dengan kelinci Holland lop. Mini lop memiliki berbagai varietas warna-warni. Sifatnya tenang, santai dan memiliki kepintaran yang lumayan untuk dilatih meskipun tidak terlalu aktif namun cocok sebagai hewan peliharaan. Jenis kelinci kecil ini memiliki berat ideal hanya 1,5-1,6 kilogram dimana badannya mirip kelinci ND (netherland dwarf), meskipun tubuhnya kecil namun kelihatan lebar berotot dan larinya lincah.

Saving the Pygmy Rabbit


The pygmy rabbit (Brachylagus idahoensis) is the smallest rabbit in North America and is able to fit in the palm of a hand. It is patchily distributed in the sagebrush-dominated areas of the Great Basin, which includes portions of Oregon, California, Nevada, Utah, Idaho, Montana, and Wyoming. An isolated subspecies of pygmy rabbit found in Washington State is near extinction.
Pygmy Rabbit 1 Saving the Pygmy Rabbit
Relatively little is known about this species, and scientists are still trying to figure out how best to estimate their population size. However, one thing we do know is that pygmy rabbits are closely associated with tall, dense stands of big sagebrush growing on deep, loose soil. Its dependence on sagebrush is the main reason for its decline.
Pygmy Rabbit 6 Saving the Pygmy Rabbit
Unlike all but one other North American rabbit, the pygmy rabbit digs its own burrows in deep, loose soil. Its burrow systems are typically constructed under clumps of big sagebrush and pygmy rabbits usually stay within a 100 foot radius of the burrow. Not only do they rely on sagebrush for shelter and protection from predators, but they depend on sagebrush for food. About 98 percent of their winter diet is composed of sagebrush and a good portion of their spring and summer diet is as well. They sometimes climb into tops of sagebrush to feed.
Pygmy Rabbit 4 Saving the Pygmy Rabbit
The pygmy rabbit is distinguishable from other rabbits by its small size, short ears, gray color, and small hind legs. Unlike the cottontail rabbit, it lacks white fur on the underside of their tail. It also has white ear margins, a characteristic that distinguishes it from a cottontail. Pygmy rabbits are active throughout the year in day or night, mainly at dusk and dawn.
Pygmy Rabbit 3 Saving the Pygmy Rabbit
Pygmy rabbits are preyed upon by weasels, coyotes, badgers, bobcats, birds of prey, owls, foxes, and sometimes humans (pygmy rabbits are sometimes difficult for hunters to distinguish from other rabbit species). Mortality is high for juveniles (one study found that 50 percent did not survive the first five weeks) and adults alike, and populations may experience an annual mortality rate up to 88 percent. Like other rabbits, pygmy rabbits mainly try to stay hidden and are cryptically colored to avoid predation. Although capable of short bursts of speed, pygmy rabbits are vulnerable to predators if caught in the open. They do not generally leap like other rabbits, but move by scampering close to the ground. This behavior helps them to avoid predators as they move rapidly through dense cover.
Pygmy Rabbit 5 Saving the Pygmy Rabbit
Because so much sagebrush habitat has been degraded or destroyed over the past 150 years due to agriculture and other human development, wildfires, and invasion of noxious weeds, many fear that pygmy rabbit numbers have declined drastically. However, it is difficult to know with certainty what their current status is because until recently wildlife agencies put little or no resources towards monitoring pygmy rabbit populations. In September, 2010, the U.S. Fish and Wildlife service determined that there is not enough evidence to warrant listing pygmy rabbit as threatened or endangered under the Endangered Species Act. Let’s hope that this decision spurs land users and wildlife agencies to take actions now to conserve quality sagebrush habitat and monitor pygmy rabbit populations so that this species will never have a need to be listed.

Senin, 03 Januari 2011

Betina Lebih Mahal daripada Jantan

Setelah sekian lama budidayakan kelinci. Makin sering kita bertemu dengan beragam orang. Makin beragam pertanyaan yang sering ditemui. Salah satunya, adalah apakah harga jantan dan betina sama? Dan jawaban yang selalu saya berikan adalah "Secara umum sama". Loh kok bisa? Memang di peternak atau pedagang lain biasanya beda. Tapi saya dan rekan-rekan saya di 313 Kelinci mempunyai dasar pemikiran yang berbeda. Dasar pikiran 313 Kelinci, pejantan dan betina memiliki nilai yang sama. Keduanya sama-sama dibutuhkan. Umpama betina lebih dihargai daripada pejantan, bagi 313 Kelinci tidak masuk akal. Mungkin tidak, bila beternak kelinci tanpa memiliki pejantan? Sangat tidak mungkin!! Apalagi pejantan sangat dibutuhkan juga untuk menjaga kemurnian galur setiap ras. Peternak lain , biasanya hanya menyediakan 1 pejantan untuk sekian banyak indukannya. Tapi di 313 Kelinci minimal ada 2 pejantan untuk setiap jenisnya. Apa dasar memperbanyak jumlah pejantan? Simple. Agar memperkecil kemungkinan terjadinya inbreed. Jadi, lebih mahal mana, jantan atau betina? Sama saja.

Kelinci Makin Mahal

BERITA - binatang.infogue.com - MAGELANG, MINGGU - Selama tiga bulan terakhir, permintaan ternak kelinci dari berbagai daerah, kini mulai meningkat. Selain untuk jenis indukan, peningkatan permintaan ini juga terjadi pada bayi kelinci yang baru selesai disapih.

Muinudin, salah seorang peternak asal Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, mengatakan, jika sebelumnya, transaksi jual beli kelinci hanya berlangsung satu kali dalam seminggu, maka sekarang ini, kelinci laris terjual setiap hari. "Dalam transaksi satu kali seminggu ini, kelinci yang terjual hanya berkisar 50-70 ekor. Tapi sekarang bisa sampai 100-150 ekor," ujarnya, Minggu (10/8).

Kondisi ini, tak urung membuat harga kelinci melonjak. Untuk kelinci indukan dengan berat tiga kilogram yang sebelumnya dijual seharga Rp 80.000 hingga Rp 100.000 per ekor, sekarang menjadi Rp 150.000 per ekor. Harga kelinci indukan dengan berat 4 kilogram yang semula Rp 150.000-175.000 per ekor, sekarang menjadi Rp 200.000-Rp 250.000 per ekor. Untuk kelinci dengan berat 5 kilogram yang sebelumnya berkisar Rp 35 0.000 hingga Rp 400.000 per ekor, sekarang sudah menembus angka Rp 500.000 per ekor.

Untuk jenis kelinci dengan berat 5 kilogram atau lebih, bahkan dapat dijual seharga Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per kg berat tubuhnya, terangnya. Kelinci yang dijual sebagai indukan adalah kelinci yang berusia enam bulan hingga dua tahun.

Kenaikan harga juga berlaku pada bayi kelinci berusia 50-60 hari, yang baru saja lepas sapih. Jika sebelumnya, harga bayi kelinci ini berkisar Rp 10.000 hingga 35.000 per ekor, maka sekaranng ini melonjak menjadi berkisar Rp 17.500 hingga Rp 50.000 per ekor.

Widodo, ketua Kelompok Ternak Kelinci Mandiri di Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar, juga mengatakan hal serupa. Peningkatan permintaan ini, menurutnya, dimungkinkan terjadi karena masyarakat kini semakin berminat dan antusias untuk beternak kelinci.

"Selain Jawa Tengah dan DIY, peningkatan permintaan dan antusiasme membeli kelinci ini juga muncul dari masyarakat dari berbagai kota dari provinsi lain seperti Palembang, Lampung, dan Medan," paparnya.

Sekarang ini, permintaan kelinci yang diternak oleh Kelompok Ternak Kelinci Mandiri meningkat dari 100-250 ekor per bulan, sekarang menjadi 200-500 ekor per bulan. Sayangnya, permintaan tersebut sulit dipenuhi oleh para peternak kelinci di kelompoknya. "Sejauh ini, kami hanya mampu memenuhi separuh dari jumlah permintaan pasar saat ini," paparnya.

Kelinci Sumatera

Kelinci Sumatra (Nesolagus netscheri), juga dikenal dengan nama Kelinci Sumatra telinga pendek atau Kelinci belang Sumatra, adalah jenis kelinci liar yang hanya dapat ditemukan di hutan tropis di pegunungan Bukit Barisan di pulau Sumatra, Indonesia. Populasi kelinci Sumatra mengalami penurunan yang signifikan yang diakibatkan oleh perambahan hutan yang agresif di pulau Sumatra.

Berukuran sekitar 40 cm panjangnya, kelinci Sumatra memiliki garis-garis kecoklatan, dengan ekor berwarna merah, dan bawah perutnya berwarna putih. Biasanya tinggal di hutan dengan ketinggian 600-1400 meter dari permukaan laut. Kelinci ini merupakan hewan nokturnal, dengan menempati bekas atau liang hewan lain. Makanannya adalah pucuk daun muda dan tanaman yang berukuran pendek, namun kelinci hutan yang ditangkarkan memakan biji-bijian dan buah-buahan.

Pengamatan telah dilaporkan sejak tahun 1972 sebanyak 3 kali, paling baru adalah akhir Januari 2007 ketika kamera jebakan dipasang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Memakan Daging Kelinci

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Memakan daging kelinci. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya di Jakarta pada tanggal 17 Jumadil Awal 1403 H, bertepatan dengan tanggal 12 Maret 1983 M.,  setelah:
Membaca:
  1. Surat permintaan Direktur Urusan Agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI di Jakarta No : D 11 / 5 / HK. 03. 1 / 3647 / 1982 tanggal 27 November 1982 tentang daging kelinci.
  2. Surat Sekretaris Direktur Jenderal Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian RI. Di Jakarta No : 512 NIIb / E, tanggal 8 Juli 1982.
Memperhatikan:
Hadist-hadis Nabi sebagai berikut :
“Dari Anas, is berkata: Melintas di depan kami seekor kelinci di Marri Zahran, maka orang-orang mengejar dan menangkapnya, dan aku dapatinya, maka aku memberikan kepada Abu Talhah lalu disembelihnya. Dan is mengirim kepada Rasulullah kedua pahanya dan beliau menerimanya. “(Diriwayatkan oleh Jamaah—Nail al-Autarjus 7 hal. 137).
Menimbang :
Bahwa dalam upaya pemerintah untuk meratakan konsumsi protein hewani dan perbaikan gizi keluarga, serta menggalakkan pengembangan peternakan kelinci sedang sebagian terbesar masyarakat luas, khususnya masyarakat tani di pedesaan adalah Ummat Islam; Majelis Ulama Indonesia memandang perlu menetapkan hukum memakan daging kelinci.
MENETAPKAN
Memakan daging kelinci hukumnya halal.
Jakarta, 17 Jumadil Awal 1403 H / 02 Maret 1983 M
KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua Umum, Prof. K.H. IBRAHIM. H. LML.
Sekretaris Umum, H. MUSYTARI YUSUF, LA