Notes* : Artikel ini telah update pada Juli 2017
Apa saja penyakit yang sering kita temui ketika memelihara kelinci ? Dan bagaimana cara menangani kelinci yang sakit ?
Mari kita simak ya artikel kita kali ini tentang penyakit-penyakit yang sering menyerang kelinci.
Red Urine (Air seni/kencing berwarna merah)
Air seni kelinci memiliki beberapa variasi warna. Ada yang berwarna putih jernih, kuning, coklat sampai merah muda.
Hai kawan, mimin punya UPDATE artikel terbaru lho! Yuk cek disini.
Variasi warna ini normal kecuali ada gejala-gejala penyakit seperti kelinci duduk dan berusaha untuk kencing, kehilangan nafsu makan, atau demam. Jangan panik jika Anda melihat air seni berwarna merah, tetap perhatikan apakah ada gejala-gejala penyakit di atas.
Jika Anda ragu, segera ke dokter hewan untuk diperiksa apakah ada darah dalam urin/air seni.
Amoxicillin Danger (Bahaya Amoxicillin)
Jangan pernah memberi kelinci Anda amoxicillin. Amoxicillin adalan obat antibiotik cair berwarna merah yang beraroma pemen karet.
Amoxicillin sangat berbahaya bagi kelinci. Obat ini telah membunuh kelinci lebih banyak daripada menyelamatkan nyawa mereka. Obat-obat antiobiotik lain juga bisa berbahaya bagi kelinci anda. Jadi pastikan Anda memiliki dokter hewan yang tahu banyak soal keamanan penggunaan antibiotik bagi kelinci, dan yang berpengalaman menggunakan obat yang lebih aman seperti Chloramphenicol, Tetracyline, obat sulfa (semacam belerang) Septra atau TMS, atau enrofloxins seperti Baytril atau Cipro.
Cedar and Pine Shavings (Serutan kayu cedar dan cemara)
Serutan ini tidak bagus untuk kelinci dan hewan peliharaan lain. Aroma hidrokarbon yang dihasilkan dari serutan kayu halus/lunak seperti ini akan mengakibatkan gangguan pernafasan dan kerusakan hati pada kelinci dan hewan kecil lainnya. Gunakan alas organik di kotak kotoran (litter box) dan letakkan koran di nampan kandang.
Spay (Pemandulan Betina)/Neuter (Pemandulan Jantan)
House Rabbit Society telah memandulkan 1000 kelinci dengan tingkat kematian/mortalitas rata-rata 1%. Tingkat kematian ini disebabkan karena pembiusan. Di sisi lain, resiko kelinci betina yang tidak dimandulkan kena serangan kanker reproduksi (yang sangat fatal) rata-rata 85%. Oleh karena itu, pemandulan sangat diperlukan.
Untuk kelinci jantan, pemandulan berguna untuk menghilangan perilaku buruk seperti perilaku agresif akibat hormon dan perilaku spraying (penyemprotan).
Dokter hewan yang berpengalaman akan dapat memandulkan kelinci anda dengan resiko minimal.
Teeth (gigi)
Gigi kelinci dapat membengkok karena terlalu panjang (misaligned). Kondisi ini dikenal dengan istilah "malocclusion", yang artinya pertumbuhan gigi kelinci yang cepat tidak diimbangi dengan pengikisan/pengausan alamiah.
Jika pembengkokan giginya sudah parah, gigi kelinci harus dipotong/digunting secara bertahap supaya kelinci dapat makan. Dokter hewan dapat memotong gigi kelinci Anda atau menunjukkan pada Anda bagaimana cara memotongnya.
Biasanya "malocclusion" terjadi pada gigi depan.
Walau begitu kadang-kadang gigi belakang juga dapat kena "malocclusion". Salah satu gejalanya adalah dagu kelinci terlihat basah akibat air liurnya keluar. Jika gigi belakang kelinci kena malocclusion, maka geraham kelinci harus dipotong secara bertahap oleh dokter hewan.
Hairballs (Bola Rambut)
Kelinci ganti bulu setiap tiga bulan. Anda perlu menyikat dan menyisir kelinci Anda yang sedang ganti bulu supaya bulu-bulu matinya rontok. Kelinci dapat merawat diri mereka sendiri dan memakan bulu-bulu yang mati seperti kucing.
Tetapi kelinci tidak dapat memuntahkan bulu-bulu itu kembali seperti kucing. Oleh karena itu, selain perawatan rutin, kelinci perlu diberi jerami segar (fresh hay) setiap hari.
Sebab serat-serat fresh hay dapat membantu sistem pencernaan kelinci mengeluarkan bulu-bulu mati itu. Anda dapat mempersiapkan kelinci Anda menghadapi hairball dengan memberikan Petromalt atau Laxatone seminggu sekali ketika mereka masih belum ganti bulu.
setiap hari ketika mereka sedang ganti bulu. Terakhir, latihan (olahraga) setiap hari adalah hal penting untuk mencegah penyakit hairballs.
Surgeries (Pembedahan)
Pastikan kelinci Anda dalam keadaan sehat sebelum dibedah. Tetap berikan kelinci makanan dan minuman beberapa jam sebelum pembedahan. Perubahan jadwal makan dapat menganggu organ pencernaan kelinci yang sensitif serta mengakibatkan masalah setelah operasi.
Salah satu alasan kenapa dokter hewan menyarankan agar hewan tidak diberi makan sebelum pembedahan adalah karena ada kemungkinan hewan tersebut akan muntah. TETAPI kelinci tidak bisa muntah… Jadi, kelinci tidak perlu terlalu dipuasakan sebelum pembedahan.
Dokter bedah akan lebih suka jika pembedahan dilakukan dengan perut/usus sekosong mungkin. TETAPI perlu waktu 3-4 hari untuk mengosongkan perut/usus! Jika 3-4 hari kelinci tidak diberi makan, kelinci itu akan mati! Oleh karena itu, JANGAN TERLALU mengosongkan perut/usus kelinci sebelum pembedahan.
Setelah pembedahan, pastikan kandang kelinci bersih dan periksa bekas pembedahannya apakah ada yang tidak beres (Misal: bengkak, bernanah, dan lain-lain). Usahakan kelinci Anda untuk makan lagi sesegera mungkin. Untuk meningkatkan nafsu makannya, Anda perlu memberikannya bermacam-macam makanan, termasuk pellet dan hay. Jika kelinci Anda tidak makan juga 2 hari setelah pembedahan, segera ke dokter hewan lagi.
Infeksi Bakteri
Indikasi/gejala pertama infeksi adalah pilek dan keluar air mata terus menerus. Kadang-kadang disertai dengan demam tinggi atau nafas berbunyi atau suara batuk-batuk. Segera ke dokter hewan jikan Anda melihat gejala awal infeksi.
Sebab infeksi ini lebih mudah diobati pada tahap dini/awal. Bakteri yang pada umumnya menginfeksi adalah Pasteurella. Dengan obat antibiotik baru, bakteri ini dapat diberantas tuntas. Jika tidak dapat diberantas tuntas, bakteri ini dapat dikontrol dengan menggunakan obat antibiotik yang dipakai dalam jangka waktu panjang.
Sebagian besar gejala-gejala infeksi bakteri sangat mirip. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter hewan untuk mengidentifikasi bakteri apa yang menyerang kelinci Anda dan bagaimana mengobatinya.
Digestive Problems (Masalah Pencernaan)
Diare pada kelinci berakibat sangat fatal. Oleh karena itu, segera ke dokter hewan jika ada gejala-gejala penyakit ini. Diare pada kelinci bermacam-macam. Ada diare yang gejalanya mudah dilihat seperti kelinci terlihat basah, kotor dan bau. Tapi ada gejala diare yang lebih sulit disadari (tapi tidak separah diare yang basah) misalnya kotoran terlihat normal, tetapi kalau disentuh akan hancur.
Ada juga diare yang disebut diare “gumpalan/clumpy” . Gejalanya: pada kotoran terlihat ada serbuk-serbuk(putty).
Penyakit diare pada umumnya membutuhkan obat antibiotik dari dokter hewan Anda.
Gejala-gejala penyakit diare lain yang perlu diperhatikan adalah: perut berbunyi keras, kotoran yang ukurannya terlalu kecil atau berbentuk aneh, atau bahkan kelinci tidak buang air besar sama sekali.
Segera ke dokter hewan Anda jika gejala-gejala pernyakit ini terlihat. (Biasanya dokter hewan salah mendiagnosa penyakit diare ini sebagai penyakit hairball/bola rambut).
Penyakit kulit kelinci
Biasanya penyakit kulit kelinci tidak berakibat fatal tetapi penyakit ini membutuhkan pertolongan dari dokter hewan. Karena selain menyebabkan ketidaknyamanan pada kelinci, penyakit kulit ini juga dapat menular ke manusia. Cukup membuat kita jadi gatal-gatal...
Moulting (Ganti bulu)
Banyak orang yg memelihara kelinci tidak tahu bahwa kelinci itu bisa ganti bulu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik kelinci soal ganti bulu ini.
Kelinci liar ganti bulu dua kali dalam setahun, tetapi kelinci peliharaan memiliki periode ganti bulu yang berlainan. Ada yang ganti bulu secara rutin… misalnya kelinci berbulu panjang akan ganti bulu jika tidak mendapatkan sirkulasi udara yang bagus. Banyak kelinci yang ganti bulu memiliki tanda/ciri-ciri yang disebut "tide mark".
Di daerah yang sedang ganti bulu, kulitnya akan terlihat berwarna gelap. Di daerah yang berwarna gelap inilah, bulu baru akan tumbuh. Beberapa jenis kelinci yang berbulu panjang atau lebat dapat terlihat pitak jika sedang ganti bulu.
Ini adalah sesuatu yang normal...
Kelinci yang sedang ganti bulu membutuhkan grooming (dimandikan, disisir, dan semacamnya) yang teratur supaya bulu yang rontok tidak terhisap dan menganggu usus/pencernaan si kelinci. Kelinci yang sedang ganti bulu perlu diberi hay/jerami yang sangat penting supaya usus/pencernaan kelinci tetap lancar.
Waspadalah dengan gejala-gejala gangguan pencernaan. Misalnya di kotoran terlihat ada bulu-bulu. Jika Anda menemukan gejala seperti ini tetapi kelinci Anda masih terlihat sehat, Anda dapat memberikan obat antibiotik (liquid paraffin) sebanyak 5-10 ml.
Tetapi jika kelinci Anda terlihat lemas/lesu, dia mungkin mengalami gangguan pencernaan yang parah. Kalau sudah seperti ini, segera ke dokter hewan.
Dalam proses ganti bulu ini, kadangkala ada bulu-bulu yang tidak rontok terutama di bagian pantat (tepat di atas ekor) dan atau bagian perut. Gunakan sisir kucing untuk melepaskan bulu-bulu tersebut.
Ringworm (Cacing gelang)
Ringworm bukan penyakit cacingan, tetapi penyakit akibat infeksi jamur. Gejala penyakit ini adalah iritasi kulit (Mungkin kayak penyakit panu kali yah?)di sekitar kepala yang menimbulkan rasa gatal-gatal. Ringworm harus dibedakan dengan penyakit lain seperti scabs (keropeng) yang memiliki gejala-gejala yang mirip.
Ringworm dapat diobati dengan dua cara:
Cara pertama: Gunakan salep anti jamur di daerah yang bermasalah.
Cara kedua: Gunakan obat anti jamur yang disuapkan ke kelinci. Obat ini bekerja menumbuhkan bulu/rambut sehingga jamur akan mati. Efektifitas obat ini bisa membutuhkan waktu selama beberapa minggu.
Ringworm termasuk 'zoonosis' (Penyakit yang dapat menular ke manusia). Jadi berhati-hatilah ketika menyentuh/memegang kelinci yang terinfeksi.
Sumber infeksi dapat melalui hay (jerami), tanah, atau kucing rumah. Kelinci juga bisa tertular ringworm dari manusia. Jadi, jangan lupa untuk melindungi kelinci Anda dari orang-orang yang terinfeksi ringworm.
Infeksi Tungau
Cheyletiella adalah semacam tungau yang sering menyebabkan penyakit kulit pada kelinci. Nama lengkap latinnya: Cheyletiella, Sarcoptes scabiei (Scaby) atau Notoedres cati.
Ciri-ciri infeksi Cheyletiella ini adalah terdapat ketombe di daerah kulit tertentu (seringkali di punggung. Bisa juga di atas ekor atau tengkuk leher). Ketombe ini disebut juga "ketombe berjalan" sebab kita bisa melihat ketombe itu bergerak-gerak karena aktivitas para tungau. Tungau-tungau itu sendiri tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Tungau-tungau itu memakan keratin. Oleh karena itu infeksi terjadi di daerah yang banyak bulu-bulu mati: daerah yang sulit dijangkau oleh kelinci untuk digaruk/disisir. Jadi jika kelinci anda sedang bermasalah (sakit gigi, penyakit tulang, kakinya keseleo, obesitas,kekurangan gizi), periksa dengan teliti apakah kelinci Anda kena tungau atau tidak. Segera ke dokter hewan, jika Anda melihat ada gejala penyakit ini.
Cheyletiella dapat menular ke manusia. Jika kelinci Anda terinfeksi tungau, Anda perlu rajin membersihkan rumah, dan mengganti bedding (alas dassar) kelinci. Sebab Cheyletiella kuat bertahan hidup dan dapat menginfeksi kelinci kembali. Konsultasikan dengan dokter hewan Anda untuk memberantas tungau ini secara tuntas.
Fur mites (Tungau bulu)
Fur mites berbeda dengan Cheyletiella, dan jarang ada orang yang mengetahui tungau ini. Mereka biasanya akan menyerang kulit pinggul sampai ke ekor.
Ukuran fur mites sedikit lebih besar dibandingkan dengan Cheyletiella. Tungau ini dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai butir-butir kecil yang bergerak-gerak. Warna mereka kontras dengan warna bulu kelinci yang terserang.
Hal ini mungkin terjadi karena tubuh tungau ini memiliki dua warna... Warna tubuhnya yang pucat mungkin akan kontras dengan warna bulu kelinci yang gelap dan sebaliknya.
Fur mites tidak menimbulkan masalah jika jumlahnya sedikit. Cara penanggulangannya mirip dengan penanggulangan pada infeksi Cheyletiella.
Ear mites (Tungau telinga)
Tungau telinga Psoroptes cuniculi menyebabkan penyakit yang disebut sebagai "canker". Tungau menyerang kulit telinga sehingga menimbulkan iritasi kulit. Iritasi kulit ini dapat membentuk kotoran kuping yang keras dalam jumlah banyak (Kelincinya bisa conge-an kali yah maksudnya? ).
Gejala awal penyakit ini kurang terlihat. Kelinci bisa terlihat menggaruk-garuk telinganya atau kelinci merasa sakit jika kupingnya dipegang. Dalam dua minggu, akan terlihat jelas sisik berwarna abu-abu kecoklatan di dalam kupingnya.
Jika tidak segera diobati, tungau dan kotoran kuping akan tumpah berceceran ke pipi dan kupingnya.
Penyakit ini perlu diobati melalui konsultasi dengan dokter hewan. Jika kelinci Anda terlihat sangat sakit, mintalah dokter hewan memberinya penawar rasa sakit. Antibiotik juga diperlukan untuk memberantas infeksi bakteri lain.
Antibiotik ini dapat diteteskan langsung ke dalam telinga atau disuntikan/disuapkan ke kelinci. Kadang-kadang, proses pembersihan kotoran kuping bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa bagi kelinci.
Jika demikian, kotoran kuping yang keras itu perlu dilunakkan dulu dengan obat. Kemudian kelinci perlu dibius ketika proses pembersihan kotoran itu dilakukan.
Kutu (Fleas)
Kelinci peliharaan jarang terkena kutu. Tapi kelinci peliharaan mungkin dapat tertular kutu dari hewan anjing dan kucing.
Ada vaksinasi khusus untuk mencegah penyakit ini. Di Inggris, flea collar (kerah kutu) disarankan untuk dipakai kelinci yang terinfeksi kutu.
Wounds (luka)
Luka pada kelinci bisa jadi bisul/bengkak bernanah. Oleh karena itu, luka luar harus dengan telaten dibersihkan.
Goresan dan luka potong kecil dapat diobati dengan mandi air garam (satu sendok makan untuk 0,568 liter air hangat). Tetapi luka luar yang parah perlu diobati dokter hewan. Luka luar yang besar mungkin perlu dijahit (yang kadang-kadang perlu pembiusan) dan diberi antibiotik untuk mengurangi risiko terkena infeksi.
Luka luar lebih mudah dijahit kalo masih baru. Walau gitu, luka luar tidak harus segera diobati saat itu juga. Dengan kata lain, jika seekor kelinci memiliki luka luar saat tengah malam, pengobatannya di dokter hewan dapat ditunda sampai esok pagi.
Kecuali luka luar akibat serangan hewan lain, atau pendarahan yang tidak berhenti walau ditekan langsung selama 20 menit.