Jumat, 08 Juni 2012

Jenis-jenis Kelinci di Indonesia






(Kelinci Anggora, Lop, Flemish, Satin, Rex, Polish, ND, dsb)



Saat ini terdapat banyak jenis kelinci yang beredar dan diternakkan di
Indonesia, baik itu sebagai kelinci potong maupun sebagai kelinci hias.
Disini akan diuraikan jenis-jenis kelinci yang relatif populer dan
banyak dipelihara penggemar kelinci maupun peternak kelinci.





















1. Kelinci ANGGORA (ANGORA)
























Kelinci Angora adalah salah satu jenis kelinci peliharaan tertua,
berasal dari Ankara, Turki, yang pertama kali ditemukan dan dibawa oleh
pelaut Inggris. Kemudian di bawa ke Perancis tahun 1723. Tahun 1777
Angora menyebar ke Jerman. Tahun 1920 meluas ke negara-negara Eropa
Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini Prancis menjadi
pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang menghasilkan wool.




Di Indonesia kelinci jenis angora banyak diminati sebagai kelinci hias.




Ada banyak jenis kelinci angora, misalnya French anggora, German anggora, Giant anggora, English anggora, Satin anggora, Chinese anggora, anggora Swiss, Finnish anggora, dsb. Kelinci angora Inggris merupakan keturunan angora Perancis (French angora).




Warna bulunya bervariasi putih, coklat, hitam, hitam putih, agouti,
bintik-bintik putih, abu-abu, oranye, dan campuran atau kombinasi dari
warna-warna tsb.




Kelinci anggora memiliki ciri bulu yang tebal dan lembut diseluruh
bagian permukaan tubuhnya.
Selain itu terdapat ciri lain, yaitu adanya bulu yang tumbuh di ujung
telinga dan kaki depan, bersamaan dengan bulu panjang yang terdapat di
tubuhnya. Kelinci ini memiliki temperamen yang lembut, tetapi tidak
cocok untuk orang yang tidak suka menyisiri binatang peliharaannya.




Pada umur dewasa mereka bisa mencapai berat 2,0 kg - 4,0 kg baik jantan
maupun betina, dan berumur 5-7 tahun tergantung jenis dari anggoranya.
Jumlah anak maksimal dalam satu kali melahirkan sebanyak 6 ekor.
Pertumbuhan bulunya yang sangat cepat yakni 2.5 cm per bulan, sehingga
harus rajin mencukurnya 6-8 cm setiap tiga bulannya agar bulunya tidak
menggumpal.


2. Kelinci LOP (ENGLISH LOP, HOLLAND LOP, dsb)

























Kelinci Lop ini ada berbagai macam/jenis, antara lain english lop,
holland lop, dwarf lop, american fuzzy lop, anggora/angora lop, french
lop, dsb.


Diantara macam-macam kelinci Lop tersebut di atas, yang relatif paling terkenal adalah English Lop (Kelinci Lop Inggris).




Ciri dari jenis lop umumnya adalah bentuk kepala lebar, dan telinga yang
menggantung dari pangkal kepala hingga ke samping pipi, tidak seperti
kelinci lain yang pada umumnya memiliki telinga tegak.




Pada usia dini kelinci lop belum menunjukan telinganya yang koploh,
hingga usia 2- 4 bulan baru bisa terlihat perubahan pada posisi telinga.
Sekilas jenis ini seperti anjing, menarik, dan sangat lucu sehingga
digemari banyak orang.




Kelinci lop Holland mempunyai telinga panjang dan jatuh, hidung pesek.
Sedangkan French lop mempunyai telinga super panjang hingga menyentuh
tanah, namun jenis ini cukup sulit hidup di Indonesia. Panjang tubuhnya
12-23cm. Variasi warnanya putih atau abu-abu. Mata merah atau coklat.


3. Kelinci FLEMISH GIANT

























Kelinci Flemish Giant termasuk jenis "raksasa" karena tubuhnya yang
besar sekali untuk ukuran kelinci pada umumnya, beratnya dapat mencapai
13 kg.
Kelinci ini dengan pakan khusus beratnya pernah mencapai 22,23 kg dan masuk Guinness World Records.




Kelinci ini dulunya merupakan keturunan dari kelinci liar Argentina,
pada abad 18 pedagang dari Belanda membawa kelinci raksasa dari
Argentina ke Eropa dan membudidayakannya. Catatan resmi dari jenis ini
sendiri baru ada pada tahun 1860.

Awalnya kelinci flemish giant hanya dikembangkan di Inggris untuk
memenuhi permintaan akan daging kelinci di negara tersebut. Kemudian
kelinci ini menyebar ke seluruh dunia, karena kebutuhan akan daging
kelinci membuat kelinci jenis ini digemari dan diternakan secara
besar-besaran di berbagai negara.




Walaupun jenis kelinci Flemish Giant ini pada umumnya diambil dagingnya, namun di Indonesia cenderung sebagai kelinci peliharaan atau kelinci hias, khususnya bagi yang menyukai pada bentuk tubuhnya yang besar.




Ciri-ciri umum dari flemish giant adalah mempunyai badan yang panjang
(saat dewasa lebih dari 51 cm), dan besar, bertulang tebal, dan dada
penuh berisi. Kepala lebar, telinga panjang dan tebal serta berdiri
(saat dewasa panjang telinga lebih dari 15 cm), serta mempunya kaki yang
besar, panjang dan kokoh.




Warna dari kelinci flemish giant yang diakui adalah hitam, biru, coklat
kuning muda (fawn), abu2 terang, seperti pasir (sandy), abu2 besi (steel
grey), dan putih.

4. Kelinci REX

























Kelinci rex memiliki ciri khas pada bulunya yang halus dan lembut
seperti beludru. Pertama kali rex ditemukan di Prancis dari keturunan
kelinci liar pada tahun 1919. Mereka mulai dikenal saat dipublikasikan
pada Paris International Rabbit Show pada tahun 1924. Dan tahun
setelahnya rex mulai diimport ke Amerika Serikat dalam jumlah besar.




Oleh karena keindahan bulunya, maka jenis kelinci ini banyak
dibudidayakan sebagai penghasil daging dan bulu selain sebagai hewan
peliharaan (sebagai kelinci hias). Bulu mereka yang eksotis tersebut
digunakan sebagai bahan baku jaket atau aksesoris pakaian.




Kelinci Rex ini ada berbagai macam/jenis bergantung dari warna bulunya, antara lain white rex, dalmatian rex (bertotol), black rex, pappilon res, ermine rex, blue rex, dsb. Beberapa peternak di Indonesia memberi nama sendiri, misalnya tricolor rex (tiga warna), dsb. Kelinci Rex yang paling terkenal adalah White Rex, yang berbulu putih mulus dan tebal.




Bulu halus kelinci Rex akan semakin indah dan kualitas bulunya semakin
baik jika hidup di lingkungan yang bersuhu rendah, yaitu berkisar 5-15
C. Namun bukan berarti tidak dapat hidup di daerah tropis yang bersuhu
panas, hanya saja bulunya tidak seindah bila hidup di daerah dingin.


5. Kelinci DUTCH (Kelinci BELANDA)

























Kelinci Dutch atau juga dikenal dengan kelinci Belanda, awalnya berasal dari negeri kincir angin (negeri Belanda).




Kelinci Dutch ini bulunya pendek dan kaya warna, antara lain hitam
putih, coklat, abu-abu atau perpaduan warna itu.
Warna bulunya khas, melingkar seperti pelana berwarna putih dari
punggung terus ke leher sampai kaki depan bagian belakang dan kepala
hitam, coklat atau abu-abu, moncong dan dahi putih. Umumnya kaki depan
seluruhnya putih, namun ada yang tidak demikian. Kaki belakang umumnya
berwarna hitam atau warna lain dengan ujung kaki putih. Ada pula yang
sekaligus memiliki 3 macam warna, sering di sebut Tricoloured Dutch atau
kembang telon.




Karena kaya warna dan keunikan kombinasi warna bulunya, kelinci dutch ini merupakan kelinci yang paling digemari oleh para peternak dan para pencinta hewan peliharaan.




Kelinci Dutch ini termasuk jenis kelinci yang berukuran mini atau kerdil, berat induk dewasa hanya 1 - 2,5 kg. Kelinci betinanya bersifat keibuan fertilitasnya tinggi. Setiap kali melahirkan, kelinci menghasilkan anak 7-8 ekor.


6. Kelinci ENGLISH SPOT














Kelinci ini berasal dari Inggris dan mulai diternakan pada abad ke-19
yang juga dikenal sebagai English rabbit (kelinci Ingris). Kelinci ini merupakan silangan flamish giant, English lop, Patagonian, angora, dutch, silver dan Himalayan.




Warna dasarnya adalah putih bersih dan ber-spot. Variasi lainnya yaitu
hitam, coklat, abu-abu. Spotnya terdapat diseluruh badan dan di hidung
ada spot besar.
Kelinci english spot memiliki garis hitam, coklat, atau abu-abu pada
punggungnya, warna bulu hitam, coklat atau abu-abu juga terlihat di
sekitar mata, hidung, dan telinga. Pada bagian perut terdapat totol
(bintik-bintik) hitam, coklat atau abu-abu.




Termasuk jenis kelinci berbadan besar, hampir mirip dengan jenis rex namun berbulu lebih halus.


7. Kelinci HIMALAYAN (Kelinci CINA/RUSIA)














Kelinci ini memiliki nama lain kelinci cina atau kelinci rusia. Kelinci
himalayam berwarna putih diselingi dengan warna disekitar hidung,
telinga, ekor, dan pada kaki setelah mereka beranjak dewasa dengan mata
berwarna merah muda.




Kelinci Himalayan ini termasuk salah satu jenis yang paling digemari dan dicari di Indonesia.




Awalnya kelinci Himalayan memiliki berat standar 2,5 - 4,5 kg, tubuhnya
ramping dan seperti tabung saat berbaring. Namun dalam perkembangan
selanjutnya juga bersamaan dengan penyilangan-penyilangan, saat ini
banyak juga berukuran mini, dengan berat sekitar 1 kg. Di alam kelinci
ini aktif pada malam hari dan tidur di siang hari.




Termasuk kelinci berbadan kecil seperti kelinci hotot, ciri yang
membedakan adalah adanya warna yang khas pada bagian telinga, wajah, dan
kaki. Variasi warna ada yang hitam, coklat, dan kebiruan.


8.Kelinci LION (LIONHEAD)

























Kelinci lion awalnya adalah kelinci Anggora Inggris yang tidak jadi, kupingnya pendek, wajahnya di penuhi bulu-bulu panjang, mirip seperti lion (singa) yang cenderung lucu. Karena kepalanya seperti singa, maka kondisi ini dipertahankan dan selanjutnya dinamakan kelinci singa (lion).




Kelinci Lion memiliki telinga yang pendek dan khas pada bulunya yang tumbuh memanjang disekitar leher dan wajah seperti seekor singa
dengan tubuh yang pendek dan bulat. Saat masih kecil (sekitar umur 2
bulan), lyon mirip dengan angora. Bulu panjang merata di tubuhnya.
Begitu dewasa akan semakin jelas perbedaannya. Bagian kepala dan leher
bulunya panjang. Warnanya beragam antara lain putih, hitam, abu-abu,
coklat kemerahan, kekuningan, dsb.




Ukuran tubuh kelinci ini masuk dalam kategori kelinci kecil sampai
sedang. Karena kelinci ini masih saudara dekat dengan angora, maka tiap 3
bulan sekali harus rajin mencukur bulunya yang cepat tumbuh.


9. Kelinci SATIN

























Jenis ini awalnya berasal dari Amerika Serikat, tubuhnya memiliki bobot
3,8 - 5,0 kg. Mereka memiliki ciri pada bulunya yang tebal dan jarak
antar bulu begitu rapat, kepala agak bulat dan telinga tegak tidak
begitu panjang.




Secara penampilan kelinci Satin mirip dengan jenis kelinci Rex, sehingga sering juga disebut kelinci Rex Satin,
namun bulunya agak sedikit tebal dan lebat, Warnanya bervariasi, antara
lain coklat, merah, krem, perak, dan ada juga yang kombinasi dengan
totol-totol putih.




Kelinci Satin ini badannya panjang, kepala lebar, leher pendek,
telinganya yang lebar tampak seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya
tampak kuat, kakinya lurus, dan kukunya hitam gelap.




Kelinci satin memiliki 11 varietas yaitu hitam, biru, California,
broken, chinchilla, coklat, tembaga, otter, merah, siam dan putih.
Kelinci satin yang pertama kali muncul adalah mutasi kelinci Havana coklat, mutasi ini pada batang rambut berupa pencahayaan.

Untuk membuat bulu yang sehat dan tubuh yang ideal diperlukan pakan
dengan protein tinggi dan biji bunga matahari dan bulu kelinci satin
tidak diperlukan perawatan khusus namun hanya rutinitas menyikat bulu.




Penemu kelinci satin adalah Walter Kwik dari Indiana yang berasal dari
pengembangan kelinci Havana tahun 1930. Selanjutnya Walter K mengirim
kelincinya ke Havard University dimana pakar genetika menetapkan adanya
mutasi baru merupakan gen resesif dengan bulu yang bersinar dan tekstur
bulu pendek. Mutasi ini mirip dengan mutasi kelinci rex.

Selanjutnya gen kelinci satin diperkenalkan dalam banyak warna antara
lain hitam, biru, California, chinchilla, cokelat, tembaga, otter,
merah, siam, putih dan varietas broken. Kelinci satin ini sekarang
dicrosskan dengan berbagai jenis kelinci antara lain angora satin, dwarf
satin dan rex satin untuk berbagai tujuan keperluan industri
perkelincian.


10. Kelinci ND (NETHERLAND DWARF)

























Kelinci Netherland Dwarf ini termasuk ras kelinci kerdil yang awalnya
berasal dari Belanda, sering juga disebut kelinci mini (sebesar
marmut).
Bobot dewasa nya di bawah 1 kg. Bentuk tubuhnya pendek,
kepalanya agak bulat, leher pendek sehingga dijuluki lost neck rabbit,
ukuran telinganya kecil.




Bulunya tidak tebal, warnanya bervariasi karena kelinci ini banyak
disilangkan, yang paling diminati adalah berwarna putih dengan warna
mata merah.
Kelinci ini ditemukan tahun 1940, kemudian dikembangkan oleh J. Meijerig
dan C. W. Calcar, dan disebarkan ke negara-negara lain, termasuk
Indonesia sebagai binatang hias, dan banyak yang menggemarinya.


11. Kelinci NEW ZEALAND (WHITE, RED, BLACK, dsb)

























Kelinci New Zealand termasuk kelinci berbadan besar, karena tumbuhnya
cepat besar sehingga sering diternakan untuk dikonsumsi dagingnya
(berat dewasa sekitar 5 kg lebih, anaknya dapat mencapai 10-12 ekor).

Sesuai dengan namanya, jenis kelinci ini berasal dari New Zealand dan
awalnya berkembang selain di New Zwaland sendiri, juga di Amerika
Serikat dan Australia. Namun sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia,
termasuk Indonesia.




Kelinci New Zealand ini ada berbagai warna dan dinamakan sesuai warna
tsb, misalnya New Zealand White (putih), New Zealand Red (merah), New
Zealand Black (hitam) dsb. Yang paling populer adalah kelinci New
Zealand White, bulunya putih mulus, padat, tebal, mata umumnya berwarna
merah.


12. Kelinci HOTOT














Kelinci Hotot mempunyai tanda khusus yaitu adanya bulatan hitam di sekeliling matanya, sehingga tampak seperti celak tebal atau ninja. Kelinci jenis ini berbadan kecil, umumnya berwarna putih.


13. Kelinci HARLEQUIN

























Disebut Harlequin bila ada aneka warna dalam satu individu dengan
corak beraturan membentuk garis lurus, misalnya coklat, hitam, coklat
tua, coklat kemerahan, abu-abu, biru, silver, dsb.
Oleh karena itu, kelinci dengan kombinasi warna seperti itu dinamakan kelinci Harlequin.




Kelinci Harlequin memang mempesona dengan kombinasi warna yang unik
bergaris dan belang-belang. Harlequin Rex bentuknya tubuhnya seperti
Rex, Harlequin Lop bentuk tubuhnya seperti Lop, Harlequin Anggora
bentuknya seperti Angora, dsb.


14. Kelinci TAN














Kelinci Tan ini termasuk kelinci kecil, bulunya mengkilap berwarna cokelat kemerah-merahan (ada juga yang hitam abu-abu).

Warnyanya jelas, terang, terdapat di bawah dagu sampai ke dada, tengkuk,
dan bawah ekor. Bagian perut sampai bagian sebelah dalam kaki depan
juga berwarna cokelat kemerah-merahan, telapak kakinya putih. Jenis
kelinci ras Tan ini sangat sesuai untuk peliharaan dan digemari.




Kelinci Tan ini ditemukan tahun 1880 di Culland Hall dekat Braillsford
(Derbyshire), masih liar dan penakut. Setelah dikembangbiakkan lahirlah
kelinci dengan warna perpaduan hitam dan coklat tua, biru dan putih
kebiruan (lilac). Kelinci jenis ini sangat gagah dan menarik.


15. Kelinci POLISH

























Kelinci Polish termasuk kelinci berbadan kecil mungil, bulu-bulunya halus dan berwarna aneka rupa. Telinganya tegak, pendek bulat cenderung meruncing. Kepalanya bulat dan matanya merah delima atau biru, namun ada juga yang hitam.




Kelinci ras Polish ini hampir mirip dengan kelinci Netherland Dwarf, hanya sedikit lebih besar.


16. Kelinci HAVANA

























Kelinci Havana ini disukai penghobi kelinci karena sifatnya yang
tenang, temperamennya yang lembut, dan bulunya yang lembut serta
mengkilat.
Sebenarnya Kelinci Satin berasal dari kelinci Havana ini.




Kelinci Havana pertama kali dikembangkan di Belanda tahun 1898. Kemudian
kelinci Havana mulai menyebar di Eropa pada tahun 1908, di Amerika
tahun 1916, dan sejak itu kemudian menyebar ke benua dan negara lainnya,
termasuk Indonesia.


    Ciri-ciri Kelinci Havana :
  • Memiliki tubuh yang kecil, pendek, namun kompak dengan bahu berotot.

  • Memiliki kepala kecil dengan leher hampir tak terlihat.

  • Awalnya memiliki warna yang solid (warna seragam seluruh tubuh)
    yaitu coklat, hitam, dan biru, namun saat ini juga muncul belang-belang
    akibat persilangan kelinci lainnya.

  • Memiliki bulu yang tipis, sangat lembut, dan mengkilap degan panjang sekitar 2,5 cm.

  • Berat rata2 untuk kelinci jenis ini adalah 2,75 kg.


17. Kelinci JERSEY WOOLY (Kelinci DWARF ANGORA)

























Kelinci Jersey Wolly adalah kelinci jenis dwarf (kecil/kurcaci) yang
baru. Pertama kali diperkenalkan ke Arba tahun 1984 oleh Bonnie S dari
New Jersey namun baru diakui tahun 1988 pada konvensi arba. Kelinci
jersey wollies awalnya dikembangkan sebagai hewan peliharaan dengan
perawatan bulu (wool) yang mudah. Sekarang kelinci jersey wooly
merupakan salah satu ras kelinci yang paling populer sejak dilaunching
tahun 1988.




Kelinci jersey wooly dikembangkan melalui Kelinci Netherland Dwarf
dengan Kelinci Angora Perancis dimana hasil silangan (cross) ini hewan
peliharaan yang kecil dengan bulu panjang.

Meski kelinci jersey woolies memiliki bulu yang lumayan panjang namun
untuk urusan perawatannya tidak sesulit kelinci angora. Hal ini karena
bulunya memiliki tekstur yang agak kasar sehingga tidak mudah menjadi
kusut. Kelinci ini dikenal di Eropa sebagai kelinci Dwarf Angora dan
hewan ini dikenal jinak serta pintar, sesuai sekali untuk hewan
peliharaan.




Berat standard kelinci jersey wooly dewasa 1,5 kg. Lama hidup kelinci
ini berkisar antara 7-10 tahun, namun bisa lebih lama lagi bila
perawatannya sangat baik.


18. Kelinci AMERICAN SABLE














Kelinci jenis American sable pertama kali muncul tahun 1924 yang berasal
dari crossing kelinci Chinchilla oleh Otto B. Kelinci ini diakui tahun
1931 dan tahun 1970 mulai popular. Selajutnya tahun 1982 diakui oleh
ARBA.




Kelinci American Sable ini berbadan besar dan bongsor, memiliki
temperamen yang jinak dan senang dimanja manusia, dan hobby-nya tidur,
serta sangat sesuai untuk hewan peliharaan.





Warna tubuhnya kebanyakan coklat sepia, juga ada yang hitam, dan pada
bagian telinga, ekor, wajah, punggung dan kaki coklat sepianya gelap
atau hitam. Bagian bawah agak memudar sephia coklatnya atau hitamnya.
Untuk yang jantan disebut senior setelah 6 bulan dan yang betina 8
bulan. Berat kelinci dewasa 8 kg. Umumnya memiliki mata berwarna coklat
dan bila terkena pantulan sinar akan menampakan warna merah rubi.


19. Kelinci CHINCHILLA (AMERICAN CHINCHILLA)














Nama Chinchilla sebenarnya sebutan untuk warna. Warna dasar chinchilla adalah abu-abu gelap dengan warna mutiara abu-abu dan hitam.
Warna chinchilla karena bulunya kurang pigmen kuning dan karena efek
optik bulu warna hitam dan warna abu-abu sehingga mempunyai penampilan
abu-abu keperakan.




Kelinci Chinchilla atau sering disebut American Chinchilla, bentuk tubuh
dan beratnya bermacam-macam, ada yang mini, sedang mau pun raksasa.
Misalkan kelinci raksasa chinchilla atau sering disebut Giant
Chinchilla, merupakan hasil persilangan antara Standard Chinchilla dan
Flemish Giant. Kemudian kelinci Fuzzy Lop Chinchilla yang sebenarnya
kelinci American Fuzzy Lop yang berwarna chinchilla.

Rabu, 16 Mei 2012

BAHASA TUBUH KELINCI










 


*    Gerakan hidung yang
dilakukan untuk mendeteksi adanya makhluk lain di sekitarnya. Kelinci
kerap menggerak-gerakkan hidungnya dan menghirup udara ke arah atas.
Jika ia melakukannya dalam keadaan tidur, tandanya ia sedang waspada
terhadap bahaya yang akan datang padanya.


*    Gerakan telinga.
Kelinci menggerakkan telinganya untuk mengikuti gelombang suara yang
didengarnya untuk mendeteksi bahaya di sekitarnya. Selain itu,
telinganya akan bergerak-gerak untuk mengatur suhu tubuhnya dengan udara
sekitarnya yang panas atau dingin. Kecuali, kelinci jenis lop yang ga
bisa melakukan ini.


*    Mata yang menonjol.
Sebenarnya, kelinci ga bisa melihat langsung ke arah objek di depannya.
Tapi, mata, hidung, dan telinganya bisa sangat sensitif untuk
mendeteksi bahaya yang datang padanya.


*    Pola makan.
Ketika kelinci di luar kandang, sedang tidur, ataupun makan, inderanya
selalu siaga terhadap bahaya. Lihatlah ketika kelinci makan. Berulang
kali, kepalanya naik dan melihat keadaan sekitar. Anne McBride, seorang
ahli pengamat tingkah laku binatang, menyatakan bahwa ada 3 macam pola
makan kelinci. Pertama, pola kasual yakni kelinci biasanya akan makan
lahap di daerah yang aman dan dalam keadaan rileks. Kedua, jika kelinci
terlihat makan secepat mungkin, artinya ia merasa ada bahaya atau ada
cuaca buruk yang akan datang padanya. Ketiga, pola normal. Maksudnya,
kelinci bisa makan tanpa gangguan apapun, di dalam dan di luar kandang. Kandang.
Di alam bebas, kelinci memiliki kandang di dalam tanah sebagai tempat
berlindung, tidur, dan berkembang biak. Biasanya, kelinci jantan akan
sering membuang kotorannya di sekitar kandang untuk menandai daerah
teritorialnya.


*    Meloncat.
Biasanya, kelinci meloncat-loncat, saat ia berlari menghindari
predator. Kepandaiannya melompat sebenarnya bisa dilatih. Di luar
negeri, ada semacam kursus untuk melatih ketangkasan dan kelihaian
lompatan untuk kelinci. Karena setiap kali kelinci melompat, ternyata
kelinci bisa berdiri tegak di udara atau bahkan melompat sambil memutar
badannya dengan cepat. 


*    Suara kelinci.
Kadang-kadang kelici bersuara mendengung, terdengar “klik” pelan, atau
menggeratkan giginya. Suara yang cukup keras, akan muncul saat
mendengkur atau menggeram. Jika kelinci sedang ketakutan atau merasa
sakit, ia akan menggeratkan giginya seperti suara berteriak. Suara ini,
untuk mengejutkan predator yang memburunya dan memberi tanda kepada
sesama kelinci bahwa bahaya ada di sekitar mereka.


*    Daerah Teritorial. Kelinci akan memberi tanda berupa urine dan kotorannya untuk menandai wilayah kekuasaannya.


*    Komunikasi visual. Untuk hal ini, Anne McBride mengelompokkan dalam tiga pola. Kelinci yang tenang, kelinci submisif, dan kelinci yang ketakutan. Kelinci yang tenang biasanya akan terlihat tenang dan berbaring, santai, dan tidak terganggu sama sekali. Kelinci submisif, biasanya akan menangkup atau berbaring tapi matanya terlihat tegang. Kelinci yang ketakutan, matanya terlihat melotot, kepala bergerak ke segala arah, telinganya diturunkan.

*    Menggelengkan kepala.
Jika kelinci bertemu dengan hal yang tidak disukai, kelinci akan
menggelengkan kepalanya. Berbeda dengan kelinci yang sakit, ia akan
menggelengkan kepalanya terus menerus. kalau kamu melihat ada kelinci
yang tiba-tiba berlari, melompat, dan menjatuhkan badannya sekuat tenaga
hingga menimbulkan suara, itu tandanya ia sedang memberi tanda kepada
sesama kelinci bahwa ada bahaya di sekitar mereka.

ISTILAH DUNIA KELINCI












*   Kelinci jantan biasanya disebut buck dan yang berkelamin betina disebut doe


*   Untuk sepasang kelinci indukan, yang ibu dipanggil dam dan sang ayah di panggil sire


*   Saat anda menjodohkan dua ekor kelinci untuk dikawinkan maka istilahnya adalah breeding


*  Pemeriksaan pada kelinci yang sedang hamil dan proses mengawinkan kembali karena tidak yakin dia hamil, maka namanya testing


*   Saat memberikan kotak yang berisi rumput kering yang dipersiapkan untuk anak-anak kelinci yang baru lahir namanya nesting


*   Saat kelinci betina melahirkan, maka proses tersebut dinamakan kindling


*   Masa kehamilan disebut gestation period


*  Kumpulan anak-anak kelinci yang sesaat baru dilahirkan dinamakan kits dan kumpulan anak-anak kelinci yang sudah mulai tumbuh dinamakan litter


*   Memisahkan anak-anak kelinci dari induknya untuk disapih diistilahkan weaning


*   Memandikan kelinci istilahnya grooming



salah kaprah tentang pengertian Fenotip (F)


Ternyata walaupun saat ini kelinci hias sudah dikenal luas di Indonesia, salah kaprah tentang pengertian Fenotip (F) masih saja berkembang. Dan seringkali hal ini dipakai oleh para "pedagang nakal" untuk mengatrol harga kelinci yang dijualnya.



Salah kaprah yang selama ini berkembang :

-> F0, adalah kelinci2 yang didatangkan dari luar negeri.

-> F1, adalah anakan dari F0.

-> F2, adalah anakan dari F1, dst.



Pengertian yang benar :

-> F0, adalah kelinci yang masih mempunyai darah murni (pure breed).

Contoh : Anda mempunyai
sepasang indukan rex dengan kualitas bagus. Ketika anda mengawinkan
kelinci tersebut, ternyata ada diantara anak2 kelinci tersebut yang
mempunyai bulu seperti kelinci biasa/bulunya rex namun tidak merata di
seluruh tubuhnya/kualitas bulu anak2nya tidak sebagus induknya. Ini
berarti indukan rex yang anda miliki bukanlah pure breed.



-> Istilah F1, F2, F3, dst sebenarnya hanya dipakai oleh breeder2 yang sedang mencoba mengembangkan jenis/strain baru atau digunakan untuk penelitian. Tujuannya adalah untuk mempermudah penandaan.



Contoh : Saya mempunyai Holland
Lop (HL) yang masih pure breed (F0), saya juga mempunyai Rex yang juga
masih pure breed (F0). Ketika saya mengawinkan kedua kelinci tsb, HL (F0) x Rex (F0) = anakan yang lahir inilah yang disebut dgn F1. Dengan kata lain, F1 adalah hasil persilangan pertama dari 2 jenis kelinci yang berbeda.
Namun perlu diperhatikan, induk yang digunakan harus benar2 pure breed
(F0). Jadi anda tidak bisa sembarangan menyilangkan kelinci2 anda,
karena hasilnya tentu jauh dari yang dibayangkan (kalau menurut istilah
saya adalah "silangan hancur").



Dan satu lagi yang harus diperhatikan, biasanya kelinci2 F1 tidak pernah dilepas ke pasar
(kecuali ke sesama breeder yang mempunyai tujuan sama). Kenapa? Karena
pada umumnya kualitas pada F1 bukanlah kualitas yang diharapkan.



Contoh : Ketika saya
mengawinkan HL x Rex, apa yang anda bayangkan? Saya akan mendapatkan
kelinci berbulu rex dengan telinga yang jatuh (tentu sangat
menyenangkan jika saya mendapatkan ini). Namun bagaimana jika yang saya
dapatkan sebaliknya? Anakan yang keluar justru berbulu seperti HL dan
telinganya tidak jatuh. Tentu kelinci2 tsb malah akan terlihat spt
kelinci lokal bukan? Sehingga, mungkin bisa jadi kualitas kelinci yang
saya harapkan baru akan saya dapatkan pada F5 dan baru bisa saya
murnikan pada F12 dimana akan menjadi jenis baru (F0). Ini adalah
sesuatu yang rumit dan membutuhkan proses yang tidak sebentar.



Jadi, jangan lagi mau dibohongi oleh pedagang2 nakal yang memang jumlahnya tidak sedikit! Jangan lagi terpatok dengan istilah2 F0, F1, dst.
Ketika anda ingin membeli satu jenis kelinci, coba anda cari tahu dulu
ciri2 atau kriteria standar yang diakui. Baru kemudian anda bisa
menilai apakah kelinci yang ingin anda beli itu kualitas bagus/biasa2
saja. Akhir kata, mudah2an penjelasan saya cukup mudah dipahami dan
bisa menambah pengetahuan kawan2 pecinta kelinci semuanya