1. Pasteurellosis: Juga dikenal sebagai penyakit "berair" atau "hidung berair," ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida. Gejalanya termasuk hidung berair, bersin, kehilangan nafsu makan, demam, dan kelesuan.
2. Koksidiosis: Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa yang disebut koksidia. Gejalanya meliputi diare, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan kelemahan.
3. Ensefalitozoonosis: Disebabkan oleh parasit Encephalitozoon cuniculi, penyakit ini dapat menyebabkan masalah neurologis pada kelinci, termasuk kepala terjungkal, kejang, dan kelemahan anggota tubuh.
4. Dermatitis: Kelinci dapat mengalami berbagai masalah kulit, termasuk infeksi jamur, kutu, tungau, dan luka akibat menggaruk. Gejalanya meliputi rambut rontok, kerak atau lesi kulit, gatal, dan perubahan perilaku.
5. Obstruksi saluran pencernaan: Kelinci rentan terhadap masalah pencernaan seperti bola rambut, obstruksi saluran pencernaan oleh benda asing, atau penumpukan makanan yang tidak tercerna dengan baik. Gejalanya termasuk kehilangan nafsu makan, perubahan perilaku makan, dan diare.
6. Maloklusi gigi: Kelinci memiliki gigi yang terus tumbuh sepanjang hidupnya. Jika gigi atas dan bawah tidak bertabrakan dengan baik, hal ini dapat menyebabkan maloklusi gigi yang dapat menyebabkan rasa sakit, kesulitan makan, dan masalah kesehatan lainnya.
7. Myxomatosis: Penyakit ini disebabkan oleh virus myxoma dan dapat menyebabkan pembengkakan ekstrem pada mata, hidung, dan kelopak mata kelinci. Gejala lainnya termasuk kehilangan nafsu makan, kelemahan, dan penurunan berat badan.
Jika Anda memiliki kelinci peliharaan yang terlihat sakit atau menunjukkan gejala yang tidak normal, penting untuk segera membawa mereka ke dokter hewan yang berpengalaman dalam merawat kelinci. Dokter hewan akan dapat memberikan diagnosis yang tepat dan menyarankan pengobatan yang sesuai.