Jumat, 25 Maret 2011

Perawatan dan Kontrol Penyakit pada Kelinci

Menurut Whendrato dan Madyana (1986), kandang yang kotor mudah menimbulkan penyakit cacing, kudis, serta penyakit yang disebabkan oleh kuman/bakteri. Kandang yang salah konstruksi atau bahannya akan membuat kandang mempunyai kelembapan yang tinggi, bahkan lantai selalu basah sehingga akan menyebabkan penyakit kudis, kembung, pilek, cacing, jamur dan sebagainya. Kesalahan dalam membuat ventilasi yang juga berperan dalam pengaturan sinar matahari, angin langsung, sirkulasi udara segar, berhubungan dengan penyakit pilek, kembung, kudis, rachitis, gangguan telinga roboh, kanibal, kurang nafsu makan, mencret dan sebagainya.

Menurut Poespo (1986), penyakit dalam seperti cacing dan coccidia dapat diobati dengan diberi obat cacing sedangkan penyakit kulit, excema, kudis dan kerontokan bulu dapat diobati dengan memberi campuran minyak kelapa dan bubukan welirang, larutan kapur dengan kunyit dan bawang merah yang dioleskan pada bagian kulit yang sakit setiap 2 sampai 3 hari sekali.

Pemeliharaan kelinci sebenarnya mudah, namun tidak terlepas dari ancaman dan gangguan penyakit. Kelinci yang terserang penyakit pada umumnya menunjukkan gejala-gejala antara lain lesu, nafsu makan tidak ada, mata sayu, suhu badan naik turun, dan beberapa tanda khas dari penyakit yang menghinggapinya. Kelinci yang menunjukkan tanda-tanda seperti ini sebaiknya langsung dipisahkan untuk menghindari penyakit menular (Sarwono, 2001). Beberapa penyakit yang menyerang antara lain:

Coccidiosis (berak darah). Penyebabnya adalah coccidia, gejala penyakit ini digolongkan menjadi 3 tipe yang ringan tanpa gejala, yang sedang mencret dan kehilangan berat badan, yang berat perut tampak besar, mencret bercampur darah yang diikuti pneumonia. Pencegahan dengan membersihkan dan mengeringkan kandang. Pengobatan dengan obat sul-Q-Nox, Noxal, Sulfa Strong (Sarwono, 2001).

Pneumoia (radang paru-paru). Disebabkan oleh sebangsa bakteri yaitu pasturella multocida. Gejalanya antara lain pernafasan lewat hidung dan sesak nafas, mata dan telinga berwarna kebiruan, paru-paru lembab dan kadang-kadang berisi nanah, dan diikuti dengan mencret (scours). Dapat diobati dengan sul-Q-Nox yang dicampurkan pada makanan atau minuman (Sarwono, 2001).

Mastitis (radang susu). Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Gejalanya antara lain temperatur naik, susu dalam keadaan panas, serta kemerah-merahan. Air susu keruh, hitam keunguan, puting berwarna merah tua atau kebiruan dan nafsu makan berkurang. Penyakit ini dapat diobati dengan injeksi dengan penicillin 2 kali sehari. Kandang didesinfektan dan tidak boleh memindahkan anak dari induk sakit ke induk yang sehat (Sarwono, 2001).

Bloat (kembung). Penyebabnya udara dalam kandang lembab/basah, angin langsung, salah makan. Gejalanya antara lain biasanya kelinci berdiri dengan posisi membungkuk, kaki depan agak maju, telinga turun, mata surut dan memicing, gigi berkerat menahan haus selalu mendekati tempat minum, kotoran berwarna hijau gelap dan berlendir. Penyakit ini dapat diobati dengan Stop Diare dan Gastrop, Hermohagil, Diarrheal Enteritis (Sarwono, 2001).

Coriza/pilek (Snuff). Penyebabnya adalah bakteri. Gejalanya adalah bersin-bersin, nafsu makan menurun dan kaki selalu menggaruk-garuk lubang hidung. Pencegahannya sanitasi kandang, kepadatan kandang diperhatikan, peningkatan gizi pakan, pemberian vitamin dan mineral harus cukup. Pengobatan dengan memberikan Cavia Drops (diberikan 3 sampai 5 tetes per hari per ekor) (Sarwono, 2001).

Kamis, 24 Maret 2011

Pakan Kelinci

Faktor pakan merupakan factor utama dalam mengembangkan kelinci. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu usaha ternak kelinci juga sangat bergantung kepada perhatian peternak di dalam memberikan pakan baik kualitas maupun kuantitasnya. Selain pakan kelinci juga perlu diberi minum, karena air merupakan zat yang dibutuhkan kelinci. Tempat pakan dan minum bervariasi jenisnya, mulai dari wadah biasa sampai pada sistem persediaan pakan dan air otomatis (Blakely dan Bade, 1991).
Sistem pencernaan kelinci adalah sistem pencernaan yang sederhana (monogastrik) dengan coecum dan usus besar. Hal ini memungkinkan kelinci dapat makan dan memanfaatkan jenis pakan hijauan berupa daun-daunan, sayuran maupun rumput seperti kangkung, bayam dan umbi-umbian seperti wortel, ketela rambat, dan biji-bijian setelah ditumbuk, yaitu beras, kedelai, dedak, bekatul yang merupakan makanan sehat untuk kelinci (Smith dan Soesanto, 1988).
Tidak seperti halnya hewan mamalia lainnya, kelinci mempunyai kebiasaan makan feses yang telah dikeluarkan. Sifat ini disebut coprophagy. Keadaan ini sangat umum terjadi pada kelinci dan hal ini berdasar pada kontruksi saluran pencernaannya. Sifat coprophagy biasanya terjadi berdasarkan pada malam atau pagi hari berikutnya. Feses yang berwarna hijau muda dan konsintensi lembek dimakan lagi oleh kelinci. Feses yang dikeluarkan pada siang hari dan telah berwarna coklat serta mengeras, tidak dimakan. Hal ini memungkinan kelinci itu memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah, yaitu mengkonversikan protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecahkan selulose atau serat menjadi energi yang berguna. Jadi sifat coprophagy sebenarnya memang menguntungkan bagi proses pencernaan (Blakely dan Bade, 1991).
Menurut Nugroho (1982), menyatakan bahwa kebutuhan kelinci akan potong tiap hari adalah hijauan dan umbi-umbian untuk kelinci dewasa adalah 0,5-1 kg/ekor/hari. Konsentrat adalah 200-300 gr/ekor/hari dengan kadar protein 12%, sedangkan untuk anak kelinci (1-6 bulan) kadar proteinnya 16 % dan ME 2500 Kcal, untuk kelinci menyusui protein 17% dan ME 2500 Kcal.

Rabu, 23 Maret 2011

Rabbit Sexing

Cara menentukan jenis kelamin kelinci yaitu ibu jari menekan di dekat alat kelamin bagian depan dengan pelan sehingga selaput yang berwarna merah akan nampak. Pada kelinci jantan akan nampak suatu organ berbentuk bulat dan runcing sedangkan pada yang betina akan nampak suatu tonjolan yang berbelah.
Kelamin kelinci bias dikenal mulai umur 7 hari, tetapi umumnya pengenalan itu baru dilakukan sesudah anak kelinci keluar dari sarang, makin tua umurnya makin mudah dikenali jenis kelaminnya. Pelaksanaan yang paling baik adalah sesaat kelinci itu akan disapih dan akan dimasukkan dalam kandang pembesaran (Nugroho, 1982).

Selasa, 22 Maret 2011

Rabbit Handling

Menurut Whendrato dan Madyana (1986), cara memegang dan mengangkat kelinci tidak boleh dilakukan dengan sembarangan sebab dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi kelinci, misal rusaknya otot dan saraf pada telinga maupun kakinya.

Senin, 21 Maret 2011

FCR untuk Kelinci

Feed convertion ratio (FCR) atau konversi pakan adalah besarnya perubahan dari pakan yang dikonsumsi menjadi pertambahan berat badan (gain). Dalam sehari kelinci memerlukan kadar ransum dengan kadar protein kasar sebesar 12 sampai 15 %, lemak 2 sampai 3,5 %, serat kasar 20 sampai 27%, dan mineral 5 sampai 6,5 %. Sedangkan kebutuhan untuk kelinci yang sedang tumbuh adalah sebesar 16% protein kasar, 10 sampai 12%serat kasar dan energi 2500Kkal/Kg. (Poespo, 1986).

Minggu, 20 Maret 2011

ADG pada Kelinci

Average dailly gain (ADG) adalah rata-rata kecepatan pertambahan berat badan harian yang diperoleh dengan berat akhir dikurangi berat awal kemudian dibagi lama pemeliharaan. ADG normal untuk kelinci adalah 10 sampai 15 gram dan yang mempengaruhi ADG adalah mekanisme dan kecepatan pertumbuhan dari ternak itu sendiri. Menurut Reksohadiprojo (1995), ADG kelinci secara umum berkisar antara 8 sampai 20 gram.

Sabtu, 19 Maret 2011

Rabbit Feed Intake

Rabbit feed intake
Rabbit Feed Intake

Feed intake adalah sejumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan jumlah sisa pakan (Poespo, 1986). Pada umumnya feed intake kelinci betina akan lebih besar dari pada kelinci jantan. Hal ini disebabkan kelinci betina akan membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk siklus estrus dan kebuntingan (Basuki, 1985). Kebutuhan pakan untuk ternak berbeda-beda tergantung dari spesiesnya, ukuran ternak, tingkat pertumbuhan, penyakit, kondisi ternak, lingkungan dan defisiensi nutrien tertentu. Dalam kondisi normal pakan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhannya (Tillman, 1984).

Jumat, 18 Maret 2011

Pertumbuhan Kelinci


Menurut Soeparno (1992), pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk dan komposisi tubuh termasuk perubahan komponen tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu faktor lingkungan, seperti iklim, nutrisi, kesehatan, manajemen, dan faktor genetik seperti bangsa, umur dan jenis kelamin. Kecepatan pertumbuhan tidak saja dipengaruhi oleh pakan yang digunakan tetapi yang penting adalah kelengkapan zat gizi yang diperoleh.

Pertumbuhan pada kelinci adalah perubahan dalam ukuran, berat hidup, bentuk, dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponen tubuh seperti otot, lemak, tulang, dan organ. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kelinci dibagi menjadi dua, yaitu faktor lingkungan (seperti iklim, nutrisi, kesehatan, dan manajemen) serta faktor genetik (seperti bangsa, umur, dan jenis kelamin). Kecepatan pertumbuhan kelinci tidak hanya dipengaruhi oleh jenis pakan yang diberikan, tetapi juga oleh kelengkapan zat gizi yang diperoleh.

Kamis, 17 Maret 2011

Perkandangan Kelinci

Menurut Nugroho (1982), kandang harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menjadi tempat berlindung bagi kelinci terhadap angin kencang, hujan, panas, terik matahari, binatang buas, dll. Sedangkan menurut Blakely dan Bade (1991), pemilihan jenis kandang tergantung pada ukuran atau besarnya usaha, iklim, model yang tersedia dan kemudahan untuk membersihkannya.

Menurut Whendrato dan Madyana (1986), pola kandang kelinci dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan normal peternak, keadaan lingkungan, keadaan bahan, keadaan lokasi peternakan dan sebagainya. Ada 3 macam jenis kandang berdasarkan penempatannya yaitu kandang dalam ruangan, kandang ini merupakan kandang yang ditempatkan dalam bangunan besar, kandang di luar ruangan, kandang ini ditempatkan di tempat terbuka, kandang tipe ini biasanya dipakai oleh peternak kecil dan kandang sangkar, kandang ini merupakan kandang yang bisa dipindah-pindahkan. Berdasarkan lantainya, terdapat 2 macam kandang kelinci yaitu kandang dengan lantai panggung, kandang ini lantainya tidak langsung di atas tanah dan kandang dengan lantai langsung di atas tanah, lantai kandang ini dibuat dengan tanah yang dilapisi dengan batu merah agar lantai cepat kering. Berdasarkan sistem pengelolaannya, kandang kelinci dibedakan menjadi 3 yaitu kandang battery (kandang yang tiap 1 ruangnya hanya diisi oleh seekor kelinci), kandang postal (kandang yang tiap ruangannya diisi oleh beberapa ekor kelinci) dan kandang sistem ranch (kandang yang di dalamnya terdapat tempat tidur/ istirahat dan tempat bermain/terbuka).
Kelinci sangat peka terhadap suhu lingkungan tinggi, lebih-lebih kalau kelembaban udara juga tinggi. Suhu ideal adalah 150C sampai 200C. Apabila suhu kandang lebih tinggi dari 270C berlangsung lama akan mengakibatkan penurunan dan kamampuan pembiakan. Suhu diatas 320C juga dapat mengganggu kesehatan kelinci. Fungsi dan syarat kandang bagi kelinci dari dingin, panas dan gangguan binatang buas, ventilasi di dalam kandang cukup baik, sehingga kandang tidak lembab dan bisa menghilangkan bau kencing dan kotorannya, cukup mendapat sinar matahari terutama pagi hari. Lantai dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dalam pembersihan, yaitu celah-celah sehingga kotoran dan air kencing serta sisa pakan langsung jatuh ke bawah. Bahan dapat dibuat dari berbagai macam bahan seperti bamboo, kawat kasa dan kayu. Sedangkan lantai bisa dibuat dari semen, bata merah atau dari tanah. Atap dari kandang sebaiknya dari genting atau bahan lain yang mudah menyerap panas. Ukuran kandang kelinci unggul 120 x 60 x 60 cm. Untuk kelinci lepas sapih sebaiknya segera dipisahkan dari induk, sedangakan untuk kelinci yang digemukkan dibuatkan kandang setiap ekornya untuk memudahkan pembersihan, kandang sebaiknya dibuat system panggung, dengan ketinggian 1 meter dari tanah (Sosroamidjojo, 1984).

Rabu, 16 Maret 2011

Bangsa-Bangsa Kelinci

Kelinci lokal. Di Indonesia sendiri khususnya di Jawa, kelinci konon dibawa oleh orang-orang Belanda sebagai ternak hias mulai sekitar tahun 1835. Keberadaan kelinci di Indonesia sempat tidak jelas sejak kedatangan Jepang tahun 1942. Kemudian berlanjut dengan zaman revolusi kemerdekaan sampai tahun 1950-an. Catatan yang ada hanya menjelaskan tentang keberadaan kelinci yang tidak punah pada zaman itu karena ternyata banyak dikembangbiakkan oleh para peternak di daerah pegunungan yang relatif aman dari pertempuran. Selanjutnya baru pada tahun 1980-an pemeliharaan kelinci sebagai sumber daging mulai digalakkan pemerintah dengan tujuan pemenuhan peningkatan gizi masyarakat. Namun pola pengembangan tersebut tidaklah berjalan mulus. Hal tersebut terjadi karena hanya sebagian kecil peternak kelinci yang bertujuan untuk berdagang dan sisanya hanya untuk kesenangan saja.

Kelinci Angora English. Kelinci angora berat badannya baik yang jantan maupun yang betina 2,7 kg atau lebih.Kelinci dipelihara sebagai penghasil wool dan sebagai pet (binatang kesayangan). Wool angora tumbuh panjang kira-kira 6-8,5 cm setiap 3 bulan atau 2,5 tiap bulan (Nugroho, 1982).

Kelinci anggora
Kelinci Anggora


Anggora Prancis. Wool yang dihasilkan dari kelinci ini hamper sama dari wool Anggora Inggris hanya lembut dan pendek. Akan tetapi hasil keseluruhan tiap tubuhnya lebih banyak (Nugroho, 1982).

New Zealand. Kelinci berasal dari Amerika, berwarna merah atau hitam, mata berwarna merah muda, bulu padat, berat dewasa sekitar 4-5 kg. merupakan tipe kelinci pedaging, cepat dewasa, anak cepat sapih, dan puncak produksinya sekitar 3 tahun (Nugroho, 1982).

Kelinci new zealand
Kelinci New Zealand


Californian. Berasal dari Amerika, bulu berwarna putih, telinga, kaki, dan moncong berwarna hitam. Berat kelinci dewasa sekitar 43,5 kg. kelinci ini mudah beradaptasi, merupakan tipe pedaging dan hias, cepat tumbuh dan saying pada anak-anaknya (Nugroho, 1982).

Lop. Kelinci ini berwarna hitam, kuning, coklat, bercak-bercak putih, telinga tegak. Berat dewasa 4,5 kg dan air susu berlimpah, merupakan tipe pedaging dan hias (Nugroho, 1982).

Kelinci holand lop
Kelinci Holand Lop


Flamish Giant. Kelinci ini berwarna putih,kuning, coklat, abu-abu atau hitam. Berat dewasa 6,5 kg dan leher sering bergelambir (Nugroho, 1982).

Dwarf Lop. Adalah kelinci kerdil, berasal dari Lop Perancis yang disilangkan dengan Dwarf. Berasal dari Belanda, berat kelinci ini 1,5-1,8 kg (Nugroho, 1982).

Selasa, 15 Maret 2011

Kelinci lokal

Di Indonesia sendiri khususnya di Jawa, kelinci konon dibawa oleh orang-orang Belanda sebagai ternak hias mulai sekitar tahun 1835. Keberadaan kelinci di Indonesia sempat tidak jelas sejak kedatangan Jepang tahun 1942. Kemudian berlanjut dengan zaman revolusi kemerdekaan sampai tahun 1950-an. Catatan yang ada hanya menjelaskan tentang keberadaan kelinci yang tidak punah pada zaman itu karena ternyata banyak dikembangbiakkan oleh para peternak di daerah pegunungan yang relatif aman dari pertempuran. Selanjutnya baru pada tahun 1980-an pemeliharaan kelinci sebagai sumber daging mulai digalakkan pemerintah dengan tujuan pemenuhan peningkatan gizi masyarakat. Namun pola pengembangan tersebut tidaklah berjalan mulus. Hal tersebut terjadi karena hanya sebagian kecil peternak kelinci yang bertujuan untuk berdagang dan sisanya hanya untuk kesenangan saja.

Senin, 14 Maret 2011

Asal-usul Kelinci

Kelinci atau trewelu (Lepus domesticus) adalah jenis kelinci yang jinak, yang dapat dipelihara dengan cara yang sangat sederhana dan memberi kemungkinan yang cukup baik sebagai kelengkapan perumahtanggaan masyarakat umumnya dan keluarga tani khususnya (Poespo, 1986).
Walaupun ada laporan bahwa kelinci sudah mulai dijinakkan pada abad pertama sebelum masehi, kemungkinan besar peternakan kelinci dimulai di biara-biara Prancis pada abad XVI sesudah masehi. Kelinci berasal dari Eropa, tetapi sekarang kelinci liar dapat pula ditemukan di Amerika, Australia, dan Selandia Baru (Smith dan Mangkoewidjojo, 1998).

Minggu, 13 Maret 2011

Kelinci Netherland Dwarf

Kelinci ini termasuk golongan kelinci mini, dengan kisaran bobot yang 500 gr sampe dengan 1,6 kg dapat dipastikan bahwa ND demikian orang biasa menyebut cukup kecil dan imut.
Kelinci muncul pertama kali di Belanda (panteslah namanya juga netherland..) pada awal abad ke -20 dan berkembang serta menyebar ke daratan amerika pada kisaran taon 1960 an….he..he ini menurut sejarah yang saya baca.
Ada 24 warna yang diakui oleh american rabbit breeders, nah saya juga belum tau berapa warna yang sudah masuk ke Indonesia..mungkin para hobiis bisa kasih data yang lebih akurat.diantara warna- warna itu adalah hitam, biru, orange, putih bermata merah, de el el.
W3 Rabbitry mempunyai beberapa warna untuk kelinci jenis ini diantaranya Hitam, orange serta abu- abu. nND-orange
Sebanarnay ada beberapa warna lain cuman karena masih baby jadi belum keliatan warna yang sebenarnya.
Perawatan kelinci jenis ini relatif mudah, karena ukuranya yang relatif kecil jadi ndak perlu kandang yang besar trus kebutuhan makanannya juga tidak terlalu besar beda dengan jenis giant ato yang lain so tak jamin murah meriah.

Sabtu, 12 Maret 2011

Dampak Sistemik Musim Hujan Pada Kelinci





Musim hujan yang disertai angin dapat berdampak sistemik pada kelinci, baik kelinci hias, kelinci konsumsi (kelinci potong /kelinci pedaging). Dampak sistemik yang bermacam-macam antara lain terkena kembung (timpani/bloat), GI Statis, diare sampai scabies. Ada yang berpendapat karena angin, perubahan cuaca, hijauan basah, kurangnya sinar matahari sehingga menjadi lembab yang menimbulkan kuman/bakteri/jamur/patogen .

Jumat, 11 Maret 2011

Kelinci Angora Asal Usulnya


kelinci angoraBahwa sebelum tahun 1939 hanya ada satu keturunan kelinci angora yang disebut Angora Wooler. Pada 1939, ARBA ( American Rabbit Breeders Association), mereklasifikasi kelinci angora ini ke dalam jenis angora Inggris dan kelinci angora jenis perancis’. Pada tahun 1944 secara resmi ARBA memisahkan Kelinci Angora ke dalam dua jenis yang berbeda menjadi kelinci Angora Ingris dan kelinci angora Perancis. Kelinci angora dari : Perancis, Inggris dan Jerman dikembangkan dari aslinya Angora Wooler. Kelinci angora satin serta angora giant adalah merupakan hasil pengembangbiakan di Amerika Utara baru-baru ini. Kelinci Angora Satin dibuat di Ontario, Kanada oleh Meyer Leopoldina hasil dari Angora Perancis dan kelinci Satin berambut pendek yang memberikan bulu pada angora menjadi mengkilap. Kelinci Giant Angora dikembangkan di Massachusetts, Amerika Serikat oleh Louise Walsh dari hasil crossing kelinci Angora Jerman, kelinci Lop Prancis, kelinci Flemish Giant.