Ilustrasi kelinci hias
Kelinci hias adalah salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati. Selain bentuknya yang lucu, pembawaannya yang jinak, bersih, dan mudah cara pemeliharaannya. Sehingga, belakangan kelinci menjadi salah satu hewan peliharaan favorit di kalangan masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas.
Seiring perkembangan waktu, manusia mulai menyadari bahwa kelinci memiliki banyak manfaat bagi manusia. Sehingga, manusia mulai berusaha menjinakkan kelinci dalam sebuah peternakan. Awalnya, peternakan kelinci hanya dimaksudkan untuk tujuan konsumsi. Namun, makin lama tujuan penjinakan kelinci semakin luas, di antaranya yaitu sebagai berikut.
Dinamakan Kelinci Lyon karena kelinci ini memiliki ciri khas bulu wajah panjang menyerupai singa. Adapun ciri-ciri umum kelinci jenis ini adalah:
Kelinci hias merupakan salah satu dari beberapa jenis kelinci yang dibudidayakan di tanah air. Banyak orang yang tertarik untuk mengembangbiakkan satwa menggemaskan ini, lantaran cukup mudah proses pemeliharaannya. Selain itu, banyak orang yang menyukai memelihara kelinci karena penampilan binatang ini cukup bisa menjadi hiburan tersendiri.
Sebagaimana namanya, kelinci hias merupakan jenis kelinci yang tujuan pemeliharaannya cenderung untuk dinikmati penampilannya saja. Meski sebenarnya, banyak orang yang membudidayakan kelinci untuk disembelih serta mengolah dagingnya untuk berbagai macam makanan.
Daging kelinci bisa diolah menjadi aneka masakan sebagaimana layaknya daging binatang lain seperti kambing atau ayam. Daging kelinci ini bisa diolah untuk dimasak sate, tong seng atau juga rica-rica daging kelinci. Rasanya pun cukup menggoda selera, selain karena dipercaya oleh sebagian orang bahwa daging kelinci memiliki banyak khasiat.
Sejarah Peternakan Kelinci
Meski kini banyak dikembangkan, namun dalam catatan sejarah tidak didapatkan informasi mengenai sejak kapan pertama kali kelinci dibudidayakan sebagai binatang ternak. Namun ada pendapat yang menyatakan bahwa Afrika merupakan tempat pertama sistem peternakan kelinci diperkenalkan.
Baru setelah Afrika, peternakan kelinci mulai dikenal di kawasan Mediterania sekitar 1.000 tahun silam. Baru setelah dikembangkan di Mediterania inilah, sistem peternakan kelinci mulai dikenal ke wilayah Eropa. Dan seiring dengan proses imigrasi yang dilakukan masyarakat Eropa, sistem peternakan kelinci ini dikenal oleh masyarakat di berbagai benua lain di dunia, khususnya di benua yang baru pertama ditemukan.
Di Indonesia sendiri sistem peternakan kelinci ini mulai dikenal ketika masa penjajahan Belanda berlangsung. Kondisi ini diperkirakan terjadi pada tahun 1835, dimana pada waktu itu banyak tentara Belanda yang menggemari kelinci hias sebagai hewan peliharaan mereka. Namun ketika Jepang mulai masuk ke Indonesia, kisah tentang kelinci tersebut sempat menghilang.
Sejarah tentang peternakan kelinci tidak tercatat dalam dunia budidaya kelinci. Termasuk ketika Indonesia sudah mencapai masa kemerdekaan dan memasuki era pembangunan dalam dua pemerintahan (orde lama dan orde baru). Namun demikian, bukan berarti hal ini menyebabkan kelinci sudah punah dari wilayah Indonesia. Sebab, dalam skala kecil, ada sebagian masyarakat yang masih memelihara kelinci dengan berbagai macam alasannya. Kondisi ini terjadi hingga tahun 80an. Pada masa itu, kelinci lebih dikenal sebagai hewan peliharaan saja dan belum menjadi binatang industri sehingga layak untuk diternakkan.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, mulailah gerakan untuk membudidayakan kelinci diperkenalkan kepada masyarakat. Hal ini ditujukan guna meningkatkan angka konsumsi daging yang diharapkan mampu mengangkat standar kesehatan masyarakat. Caranya, dengan mengkampanyekan konsumsi daging untuk menunjang kebutuhan protein hewani.
Jenis Kelinci
Dari berbagai macam jenis kelinci yang berkembang di tengah masyarakat, terdapat aneka macam ras kelinci. Pengelompokan ras kelinci ini salah satunya didasarkan pada asal usul kelinci tersebut. Sistem pengelompokan ini sendiri sudah dimulai sejak tahu 1723, yang diperkenalkan oleh pelaut Inggris.
Pada waktu itu, para pelaut Inggris menemukan kelinci bernama Ras Angora. Kelinci ini dibawa masuk ke kawasan Prancis pada tahun 1723. Selain dari ras Angora tersebut, ada jenis kelinci lain yang dikenal sebagai ras Alaska. Kelinci jenis ini diketahui berasal dari negara Jerman.
Selain kedua jenis kelinci tersebut, masih ada lagi ras kelinci yang dikenal dengan nama American Chincilla. Ras ini berasa dari Amerika yang memiliki tiga jenis yaitu standar, besar dan raksasa. Untuk kelinci berjenis ini yang memiliki tipe raksasa bisa mencapai bobot hingga 6-7 kg.
Ras kelinci lain adalah ras Champagne d’Argent. Ras ini merupakan ras kelinci asli dari Prancis yang berciri warna bulu putih perak. Ras Carolina adalah ras kelinci yang berasal dari persilangan kelinci berjenis New Zealand white dan New Zealand red. Di Eropa, ras ini sangat dikenal sebagai kelinci penghasil daging.
Bagi mereka yang menyukai kelinci sebagai binatang peliharaan, ada satu ras kelinci yang sangat dikenal yaitu ras Dutch. Kelinci ras ini memiliki ciri khas dari warna bulu yang melingkar seperti pelana putih. Lingkaran ini terdapat mulai pinggang hingga leher dan berakhir di bagian kaki depan. Jenis kelinci ini paling banyak dibudidayakan di kawasan Idonesia, meskipun hanya merupakan turunan saja. Hal ini dimungkinkan mengingat sejarah kelinci ini yang berasal dari Belanda. Sehingga dimungkinkan masuk ke Indonesia akibat dibawa oleh kaum penjajah yang sempat menguasai Indonesia selama 3,5 abad.
Kelinci Dutch ini sangat disukai oleh masyarakat karena bentuk tubuhnya yang unik. Tubuh kelinci ras Dutch ini sangat kecil sehingga dikenal sebagai kelinci kerdil. Akibatnya, ras Dutch juga dikenal sebagai kelinci terkecil yang ada di dunia. Bentuk tubuh kelinci ini pendek dengan bentuk kepala yang sedikit bulat. Warna mata kelinci ras Dutch sangat khas yaitu merah. Telinga kelinci ini pun tidak sepanjang kelinci lain, karena hanya sepanjang lima sentimeter. Warna bulunya putih dan halus, menjadikan kelinci ini banyak disukai oleh anak-anak.
Selain ras-ras yang sudah disebutkan di atas, masih terdapat banyak jenis kelinci lain yang ada di dunia. Seperti kelinci ras Himalaya, kelinci ras Flemish Giant yang bertubuh esar. Ada pula kelinci ras Lop yang memiliki ciri kas dari bentuk kuping yang menjuntai ke bawah. Ada pula jenis Havana, Polish, Rex, Satin, Silver, Simonoire, Siamese Sable dan beberapa jenis ras lain. Masing-masing dari ras kelinci tersebut memiliki ciri khas tersendiri sebagai cara untuk mengenali asal-usul kelinci tersebut.in
Kelinci hias adalah salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati. Selain bentuknya yang lucu, pembawaannya yang jinak, bersih, dan mudah cara pemeliharaannya. Sehingga, belakangan kelinci menjadi salah satu hewan peliharaan favorit di kalangan masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas.
Sejarah Kelinci Hias
Kelinci awalnya merupakan hewan liar yang tidak mudah dijinakkan. Hewan ini pertama kali berkembang biak di daerah Afrika hingga daratan Eropa. Kemudian, menyebar hampir ke seluruh dunia. Daya adaptasinya yang tinggi, menyebabkan kelinci ini dapat hidup dan berkembang biak hampir di semua wilayah di dunia.Seiring perkembangan waktu, manusia mulai menyadari bahwa kelinci memiliki banyak manfaat bagi manusia. Sehingga, manusia mulai berusaha menjinakkan kelinci dalam sebuah peternakan. Awalnya, peternakan kelinci hanya dimaksudkan untuk tujuan konsumsi. Namun, makin lama tujuan penjinakan kelinci semakin luas, di antaranya yaitu sebagai berikut.
- Tujuan konsumsi, beraneka kuliner daging kelinci ditemukan di berbagai negara.
- Sebagai hewan percobaan. Dalam penelitian keamanan obat, makanan dan kosmetik kelinci sering digunakan sebagai hewan percobaan. Pengujian menggunakan hewan sebagai objek penderita ini dikenal dengan istilah animal testing. Namun, belakangan penggunaan hewan sebagai objek penderita pada pengujian obat, makanan, dan kosmetik banyak ditentang oleh kelompok pencinta satwa di berbagai negara.
- Sebagai hewan peliharaan. Ini merupakan tujuan penjinakan yang mulai populer belakangan ini. Tampilan kelinci yang unik, lucu, dan bersih membuat banyak orang yang tertarik menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Biasanya, kelinci yang dipelihara untuk tujuan ini adalah jenis kelinci hias. Jenis kelinci yang penampilannya lucu, unik, dan menarik.
Jenis-jenis Kelinci Hias
Menurut beberapa sumber di internet, jenis kelinci hias di dunia sangat banyak, mencapai 72 jenis. Berikut adalah beberapa jenis kelinci hias yang cukup terkenal, di antaranya sebagai berikut.1. Kelinci Angora
Kelinci ini bentuknya hampir mirip dengan kucing angora. Memiliki bulu yang panjang dan lembut. Bulu-bulu tubuhnya tumbuh dengan cepat, rata-rata 2,5 cm setiap bulannya. Kelinci angora ini ada beberapa jenis yang cukup populer dan banyak dipelihara, di antaranya yaitu:a. Kelinci angora inggris
Jenis ini paing banyak digemari. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut.- Postur tubuh mungil.
- Berbulu lebat dan panjang.
- Warna bulu beragam, ada yang putih, abu-abu, ungu, pearl, coklat, dan chinchilla.
b. Kelinci angora perancis
Jenis kelinci ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut.- Berbulu tidak terlalu lebat, terutama dibagian wajah dan kaki.
- Pemeliharaan lebih mudah.
- Warna bulu sangat beragam diantaranya yaitu: tort, pearl, chesnut dan agouti.
c. Klinci anggora giant
Selain dua jenis di atas, dikenal juga kelinci hias jenis angora giant, dengan ciri-ciri yang lebih mudah diidentifikasi, di antaranya yaitu sebagai berikut.- Ukuran tubuh cenderung lebih besar dari pada jenis lainnya.
- Berat tubuhnya bisa mencapai 10 kg.
- Pada umumnya memiliki warna bulu putih.
- Posisi telinga cenderung tegak.
- Bentuk wajah mendekati kotak atau persegi.
2. Kelinci Lyon
Kelinci hias jenis ini sebenarnya masih turunan dari angora. Kelinci jenis ini termasuk jenis kelinci yang mudah jinak. Kelinci hias ini juga terkenal mudah patuh dengan tuannya, sehingga sering dilepaskan dari kandang.Dinamakan Kelinci Lyon karena kelinci ini memiliki ciri khas bulu wajah panjang menyerupai singa. Adapun ciri-ciri umum kelinci jenis ini adalah:
- Kelinci hias jenis lion memiliki telinga dengan dua tipe. Pertama, ada yang memiliki telinga dengan tipe tegak. Kedua adalah kelinci dengan telinga tipe turun atau menempel pada pipi.
- Bulu wajah panjang, sehingga cenderung mirip singa.
3. Kelinci Dutch
Kelinci Dutch ini adalah jenis kelinci hias yang paling populer di dunia. Induk betinanya sangat feminim. Kemampuan reproduksinya sangat tinggi. Sekali melahirkan induk betina bisa melahirkan 7-8 ekor anak. Adapun ciri khas kelinci jenis ini adalah sebagai berikut.- Bulu melingkar seperti pelana berwana putih dari punggung, leher, hingga kaki depan dan belakang.
- Kepala berwarna hitam, cokelat dan terkadang abu-abu.
- Warna kaki depan seluruhnya putih, kaki belakang hitam atau warna lain dengan ujung kaki putih.
4. Kelinci English Spot
Kelinci hias jenis ini memiliki ciri khas pada warna tubuhnya. Umumnya, tubuh diselimuti oleh bulu putih dengan tutul-tutul hitam seperti dalmatian. Pada punggung terdapat garis hitam yang memanjang dari pangkal telinga hingga ekor. Selain itu, keunikan kelinci ini juga tampak pada telinganya yang berwarna hitam dan mata yang dilingkari bulu hitam seperti memakai kaca mata. Sementara itu, hidung dihiasi bulu hitam menyerupai kupu-kupu.5. Kelinci Himalaya
Ini adalah jenis kelinci yang sedang naik daun dan banyak diburu oleh para kolektor. Harganya sangat mahal, mencapai jutaan rupiah. Kelinci hias jenis ini memiliki ciri khas pada hidungnya yang berwarna hitam mencolok, sehingga penampilannya tampak lucu.6. Kelinci Havana
Memiliki ciri khas tubuh pendek, kepala kecil, dan lebar. Penampilannya menyerupai badut, sangat lucu. Tubuh diselimuti oleh bulu berwarna hitam, biru, dan cokelat.7. Kelinci Nederland Dwarft
Kelinci hias jenis ini memiliki ciri khas ukurannya yang mungil. Sehingga, ia dikenal juga dengan sebutan kelinci mini. Penampilannya sangat unik dan lucu. Sayangnya, kemampuan reproduksi kelinci jenis ini masih sangat terbatas.8. Kelinci Fuzzy Lop
Kelinci hias ini termasuk dalam jenis kelinci berbulu panjang. Memiliki ciri khas pada telinganya yang tidak tegak, jatuh menyentuh pipi. Memiliki variasi warna bulu beragam mencapai 19 warna.Tips Memelihara Kelinci Hias
Sekalipun kelinci termasuk jenis hewan yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, namun ia tetap membutuhkan perawatan ekstra. Apalagi untuk jenis kelinci hias. Keindahan bulu, kelincahan, dan kesehatan tubuhnya harus benar-benar dijaga. Agar kelinci tetap tampil lincah, lucu, dan menyenangkan, berikut adalah beberapa tips yang bisa menjadi panduan dalam perawatan kelinci hias.- Bersihkan dan mandikan kelinci secara rutin. Untuk kelinci berbulu pendek, cukup dimandikan sekali sehari. Sementara untuk kelinci berbulu panjang harus lebih sering lagi. Sisir bulunya dengan jenis sisir yang sesuai.
- Sediakan kandang yang nyaman bagi kelinci. Sebaiknya, kandang terbuat dari logam, bukan kayu. Demikian juga dengan tempat makanan, minuman, dan tempat kotoran fesesnya karena kelinci termasuk jenis binatang pengerat yang suka mengerat berbagai jenis benda yang ditemuinya.
- Bersihkan dan jaga kelembapan kandang setiap hari agar kelinci terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kandang yang lembap dan kotor.
- Hindarkan kelinci dari gangguan hewan lain yang berpotensi memangsa atau mengganggunya, seperti kucing atau anjing.
- Beri kelinci pakan yang sehat dan cukup. Menyediakan pakan bagi kelinci termasuk tidak sulit. Cukup sediakan sayuran atau bagian tanaman seperti kangkung, wortel, dan sejenisnya. Bisa juga diberi makanan instan untuk kelinci yang banyak dijual di toko-toko yang menyediakan pakan hewan.
- Jika memberi pakan berupa sayuran, sebaiknya pilih sayuran yang sudah kering. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan kelinci hias dari sakit kembung air.
Kelinci hias merupakan salah satu dari beberapa jenis kelinci yang dibudidayakan di tanah air. Banyak orang yang tertarik untuk mengembangbiakkan satwa menggemaskan ini, lantaran cukup mudah proses pemeliharaannya. Selain itu, banyak orang yang menyukai memelihara kelinci karena penampilan binatang ini cukup bisa menjadi hiburan tersendiri.
Sebagaimana namanya, kelinci hias merupakan jenis kelinci yang tujuan pemeliharaannya cenderung untuk dinikmati penampilannya saja. Meski sebenarnya, banyak orang yang membudidayakan kelinci untuk disembelih serta mengolah dagingnya untuk berbagai macam makanan.
Daging kelinci bisa diolah menjadi aneka masakan sebagaimana layaknya daging binatang lain seperti kambing atau ayam. Daging kelinci ini bisa diolah untuk dimasak sate, tong seng atau juga rica-rica daging kelinci. Rasanya pun cukup menggoda selera, selain karena dipercaya oleh sebagian orang bahwa daging kelinci memiliki banyak khasiat.
Sejarah Peternakan Kelinci
Meski kini banyak dikembangkan, namun dalam catatan sejarah tidak didapatkan informasi mengenai sejak kapan pertama kali kelinci dibudidayakan sebagai binatang ternak. Namun ada pendapat yang menyatakan bahwa Afrika merupakan tempat pertama sistem peternakan kelinci diperkenalkan.
Baru setelah Afrika, peternakan kelinci mulai dikenal di kawasan Mediterania sekitar 1.000 tahun silam. Baru setelah dikembangkan di Mediterania inilah, sistem peternakan kelinci mulai dikenal ke wilayah Eropa. Dan seiring dengan proses imigrasi yang dilakukan masyarakat Eropa, sistem peternakan kelinci ini dikenal oleh masyarakat di berbagai benua lain di dunia, khususnya di benua yang baru pertama ditemukan.
Di Indonesia sendiri sistem peternakan kelinci ini mulai dikenal ketika masa penjajahan Belanda berlangsung. Kondisi ini diperkirakan terjadi pada tahun 1835, dimana pada waktu itu banyak tentara Belanda yang menggemari kelinci hias sebagai hewan peliharaan mereka. Namun ketika Jepang mulai masuk ke Indonesia, kisah tentang kelinci tersebut sempat menghilang.
Sejarah tentang peternakan kelinci tidak tercatat dalam dunia budidaya kelinci. Termasuk ketika Indonesia sudah mencapai masa kemerdekaan dan memasuki era pembangunan dalam dua pemerintahan (orde lama dan orde baru). Namun demikian, bukan berarti hal ini menyebabkan kelinci sudah punah dari wilayah Indonesia. Sebab, dalam skala kecil, ada sebagian masyarakat yang masih memelihara kelinci dengan berbagai macam alasannya. Kondisi ini terjadi hingga tahun 80an. Pada masa itu, kelinci lebih dikenal sebagai hewan peliharaan saja dan belum menjadi binatang industri sehingga layak untuk diternakkan.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, mulailah gerakan untuk membudidayakan kelinci diperkenalkan kepada masyarakat. Hal ini ditujukan guna meningkatkan angka konsumsi daging yang diharapkan mampu mengangkat standar kesehatan masyarakat. Caranya, dengan mengkampanyekan konsumsi daging untuk menunjang kebutuhan protein hewani.
Jenis Kelinci
Dari berbagai macam jenis kelinci yang berkembang di tengah masyarakat, terdapat aneka macam ras kelinci. Pengelompokan ras kelinci ini salah satunya didasarkan pada asal usul kelinci tersebut. Sistem pengelompokan ini sendiri sudah dimulai sejak tahu 1723, yang diperkenalkan oleh pelaut Inggris.
Pada waktu itu, para pelaut Inggris menemukan kelinci bernama Ras Angora. Kelinci ini dibawa masuk ke kawasan Prancis pada tahun 1723. Selain dari ras Angora tersebut, ada jenis kelinci lain yang dikenal sebagai ras Alaska. Kelinci jenis ini diketahui berasal dari negara Jerman.
Selain kedua jenis kelinci tersebut, masih ada lagi ras kelinci yang dikenal dengan nama American Chincilla. Ras ini berasa dari Amerika yang memiliki tiga jenis yaitu standar, besar dan raksasa. Untuk kelinci berjenis ini yang memiliki tipe raksasa bisa mencapai bobot hingga 6-7 kg.
Ras kelinci lain adalah ras Champagne d’Argent. Ras ini merupakan ras kelinci asli dari Prancis yang berciri warna bulu putih perak. Ras Carolina adalah ras kelinci yang berasal dari persilangan kelinci berjenis New Zealand white dan New Zealand red. Di Eropa, ras ini sangat dikenal sebagai kelinci penghasil daging.
Bagi mereka yang menyukai kelinci sebagai binatang peliharaan, ada satu ras kelinci yang sangat dikenal yaitu ras Dutch. Kelinci ras ini memiliki ciri khas dari warna bulu yang melingkar seperti pelana putih. Lingkaran ini terdapat mulai pinggang hingga leher dan berakhir di bagian kaki depan. Jenis kelinci ini paling banyak dibudidayakan di kawasan Idonesia, meskipun hanya merupakan turunan saja. Hal ini dimungkinkan mengingat sejarah kelinci ini yang berasal dari Belanda. Sehingga dimungkinkan masuk ke Indonesia akibat dibawa oleh kaum penjajah yang sempat menguasai Indonesia selama 3,5 abad.
Kelinci Dutch ini sangat disukai oleh masyarakat karena bentuk tubuhnya yang unik. Tubuh kelinci ras Dutch ini sangat kecil sehingga dikenal sebagai kelinci kerdil. Akibatnya, ras Dutch juga dikenal sebagai kelinci terkecil yang ada di dunia. Bentuk tubuh kelinci ini pendek dengan bentuk kepala yang sedikit bulat. Warna mata kelinci ras Dutch sangat khas yaitu merah. Telinga kelinci ini pun tidak sepanjang kelinci lain, karena hanya sepanjang lima sentimeter. Warna bulunya putih dan halus, menjadikan kelinci ini banyak disukai oleh anak-anak.
Selain ras-ras yang sudah disebutkan di atas, masih terdapat banyak jenis kelinci lain yang ada di dunia. Seperti kelinci ras Himalaya, kelinci ras Flemish Giant yang bertubuh esar. Ada pula kelinci ras Lop yang memiliki ciri kas dari bentuk kuping yang menjuntai ke bawah. Ada pula jenis Havana, Polish, Rex, Satin, Silver, Simonoire, Siamese Sable dan beberapa jenis ras lain. Masing-masing dari ras kelinci tersebut memiliki ciri khas tersendiri sebagai cara untuk mengenali asal-usul kelinci tersebut.in
LuckyClub Casino Site - Get Free €10 Casino Site Bonus
BalasHapusLooking for a secure and trusted LuckyClub casino site? LuckyClub Casino site is the perfect place to play slots online. The luckyclub.live site offers an authentic casino